Sebanyak 14 pengurus DPD II Golkar Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengajukan pengunduran diri gegara kecewa dengan kinerja Ketua Golkar Parepare Ernawati Rasyid Taufan. Mereka menilai kondisi partai tidak kondusif sejak kepemimpinan istri Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe (TP) itu.
Awalnya, 9 pengurus lebih dulu mengajukan surat pengunduran diri ke Sekretariat DPD II Golkar Parepare pada Selasa (2/4). Berselang tiga hari kemudian, dua pengurus inti menyusul, lalu diikuti tiga pimpinan tingkat kelurahan pada Jumat (5/4).
"Total saat ini ada 14 pengurus yang mengundurkan diri," kata mantan Wakil Ketua Bappilu Golkar Parepare Fadly Agus Mante kepada detikSulsel, Sabtu (6/4/2024).
Fadly termasuk salah satu pengurus yang mengundurkan diri. Dia mengutarakan, sejumlah pengurus yang memutuskan mundur memiliki jabatan strategis di DPD II Golkar Parepare.
"Ada dari unsur wakil ketua, wakil bendahara hingga pimpinan kelurahan," ucapnya.
Dirangkum detikSulsel, Minggu (7/4), berikut 8 hal tentang pengurus Golkar Parepare yang memutuskan mundur berjemaah:
1. Kepemimpinan Erna Rasyid Disorot
Fadly memutuskan mengundurkan diri karena merasa tidak sejalan lagi dengan gaya kepemimpinan Erna Rayid Taufan. Dia mengaku kecewa dengan kinerja pimpinan Golkar Parepare.
"Saya mundur dari kepengurusan karena melihat manajemen kepemimpinan bu Ketua Erna Rasyid Taufan yang tidak jelas arahnya," tutur Fadli.
Dia menganggap kinerja Golkar Parepare menurun yang terlihat dari capaian suara pada Pileg 2024. Hasil Pileg tersebut menjadikan Golkar hanya bisa meraih 5 kursi di DPRD Parepare.
"Hasil pileg perolehan kursi yang target 6 (kursi) hanya bisa dapat 5, kemudian suara partai turun 2 ribuan dibandingkan (Pileg 2018) sebelumnya," ungkap Fadly.
Fadly juga menyoroti pola komunikasi Erna Rasyid terhadap jajaran pengurus. Menurut dia, sejumlah kebijakan yang diputuskan kerap tidak melalui proses musyawarah.
"Partai Golkar dikelola secara like dan dislike. Seolah-olah partai Golkar ini perusahaan, pengurus diundang hanya datang rapat untuk menyetujui, bukan bermusyawarah," bebernya.
2. Tersinggung Diganti Jadi Saksi Pemilu
Pimpinan Kelurahan Lemoe Golkar Parepare, La Donrie juga mengajukan surat pengunduran diri. Keputusannya ini dipicu kekecewaan terhadap Erna yang memberhentikannya secara sepihak menjadi saksi partai saat Pemilu 2024.
"Saya mundur karena tersinggung, harga diri saya terluka karena saya pernah diutus sebagai saksi Golkar di kecamatan, tiba-tiba ada yang menggantikan saya secara sepihak dengan membawa mandat dengan tanda tangan Bu Erna Rasyid," imbuh Donrie saat dikonfirmasi, Sabtu (7/4).
Dia berharap pengunduran dirinya ini menjadi bahan evaluasi Golkar Parepare. Donrie menyinggung Erna Rasyid yang mesti introspeksi gaya kepemimpinannya.
"Ya, kami harap dengan pengunduran diri ini, ada pembenahan yang dilakukan di internal Golkar, termasuk gaya kepemimpinan yang bisa menghargai pengurus mereka sendiri," tegas Donrie.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Momen Sejoli Tahanan Narkoba Menikah di Rutan Polres Gowa"
(sar/sar)