Ramai Sorotan Kinerja Polisi Imbas Kasus Feni Ere Setahun Belum Terungkap

Ramai Sorotan Kinerja Polisi Imbas Kasus Feni Ere Setahun Belum Terungkap

Tim detikSulsel - detikSulsel
Minggu, 09 Mar 2025 07:30 WIB
Demo di depan Polres Palopo menuntut polisi segera mengungkap kasus kematian Feni Ere.
Foto: Demo di depan Polres Palopo menuntut polisi segera mengungkap kasus kematian Feni Ere. (Ahmad Al Qadri/detikSulsel)
Palopo -

Kasus kematian Feni Ere (28) yang mayatnya ditemukan tinggal kerangka di Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), belum juga terungkap. Kinerja kepolisian pun dipertanyakan setelah Feni Ere sempat dilaporkan hilang setahun lalu.

Diketahui, Feni dilaporkan hilang ke Polres Palopo pada 26 Januari 2024. Belakangan, Feni ditemukan tewas dalam kondisi tinggal kerangka di KM 35 Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Battang Barat, Palopo pada Jumat (7/2/2025).

Mayat Feni sedianya sudah diautopsi oleh tim forensik Polda Sulsel. Namun polisi belum mengungkap penyebab kematian wanita tersebut dengan dalih masih melakukan penyelidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk penyelidikan yang mengarah ke pelaku masih tahap penyelidik dan penyidikan," kata Kasi Humas Polres Palopo AKP Supriadi kepada wartawan pada Jumat (7/3).

Supriadi mengatakan penyidik masih fokus mengumpulkan bukti dan keterangan saksi. Pihaknya belum berspekulasi lebih jauh terkait Feni diduga korban pembunuhan.

ADVERTISEMENT

"Untuk saksi sampai saat ini sudah ada 16 saksi yang dimintai keterangan dan tidak menutup kemungkinan akan bertambah," ujarnya.

Massa Demo Nilai Polisi Tidak Serius

Belakangan, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Rakyat (Amara) For Feni Ere menggelar demonstrasi di depan Polres Palopo pada Sabtu (8/3). Massa aksi mendesak polisi segera mengungkap penyebab kematian Feni Ere.

"Kami menuntut pihak kepolisian memberikan titik jelas kepada keluarga dan seluruh masyarakat Palopo. Ini representasi ketidakseriusan Polres Palopo dalam melindungi perempuan," kata jenderal lapangan aksi demo, Milyani dalam orasinya.

Dalam aksinya, massa turut memutarkan lagu band punk Sukatani berjudul, 'Bayar Bayar Bayar'. Massa mempertanyakan kinerja polisi dan perkembangan hasil penyelidikan kasus tersebut.

"Bayar dulu baru kerja, keadilan untuk Feni Ere tidak ada sama sekali. Sampai sekarang sudah lebih 1 tahun, kasus itu terbengkalai begitu saja tanpa ada tanda kemajuan," ujarnya.

Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan pun diminta turun tangan menyelidiki perkara ini. Massa menganggap Polres Palopo tidak serius menangani perkara tersebut.

"Kami mendesak Kapolda Sulsel mengevaluasi Polres Palopo yang menimbulkan banyak kelalaian hingga menghilangkan nyawa seseorang," tegas Milyani.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Tokoh Adat Uraso Soroti Kinerja Polisi

Pemangku adat Uraso, Edward Ratu turut mempertanyakan perkembangan kasus kematian Feni Ere. Edward menyoroti kinerja kepolisian yang dianggap membiarkan kasus ini terlalu lama diungkap.

"Sudah satu tahun, tetapi belum ada perkembangan berarti, padahal sudah banyak titik terang yang ditemukan," kata Edward Ratu kepada wartawan, Jumat (7/3).

Feni Ere merupakan rumpun keturunan dari masyarakat Uraso yang berada di Kecamatan Bastem, Luwu. Edward menganggap, kabar hilangnya Feni sejak Januari 2024 hingga ditemukan tewas sisa kerangka merupakan luka mendalam untuk masyarakat Uraso.

"Kami meminta polisi segera mengungkap pelaku yang tega berbuat keji terhadap keluarga kami. Ini sudah terlalu lama," tegasnya.

Edward pun mengancam pihaknya akan melakukan aksi di Polres Palopo jika polisi tidak segera memberikan kejelasan. Dia menilai polisi lamban mengungkap perkara tersebut.

"Jika polisi masih lamban dan main-main dalam penanganan maka akan memimpin masyarakat adat Uraso ke Polres Palopo untuk mendesak agar pelaku segera ditangkap dan kasus diusut tuntas," imbuh Edward.

Misteri di Balik Kematian Feni Ere

Keluarga juga belum mendapatkan kejelasan di balik kematian Feni Ere. Sejumlah kejanggalan sempat ditemukan keluarga hingga orang tua Feni menduga anaknya merupakan korban pembunuhan.

Ayah Feni, Parman mengaku melaporkan Feni ke polisi sejak Feni hilang kabar setahun lalu. Parman sempat menemukan adanya percikan darah di kamar Feni saat mengecek keberadaan anaknya.

"Pasnya saya masuk di kamarnya, ada mi kudapat percikan darah di lantai dan kasurnya, sama ada celana sor penuh darah di belakang pintu," ungkap Parman kepada wartawan, Kamis (20/2).

Temuan percikan darah itu masih menjadi tanda tanya bagi pihak keluarga. Apalagi barang berharga berupa handphone dan emas milik Feni masih utuh di dalam kamar.

"Mamanya sempat memang mi berpikir kodong (kasihan) dibunuh anaknya, karena selimut dan lap kakinya hilang. Mobilnya juga hilang, tapi HP dan emasnya ada semua ji di lemarinya Feni," paparnya.

Mobil milik Feni yang sempat hilang baru ditemukan di Makassar pada Juli 2024. Namun Parman tidak mengetahui pasti kendaraan anaknya sampai berada di luar kota.

"Cuma datang polisi satu kali cek di kamarnya (sejak dilaporkan hilang), sudah itu tidak kutahu mi kabarnya. Nanti sekitar 3 bulan (atau) 4 bulan kah setelah laporan, didapat bede mobilnya Feni di Makassar," jelasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Babak Baru Kasus Pembunuhan Feni Ere, Pelaku Ditangkap di Luwu Utara"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)

Hide Ads