Mahasiswa Demo Polres Palopo Tuntut Kasus Kematian Feni Ere Segera Diungkap

Mahasiswa Demo Polres Palopo Tuntut Kasus Kematian Feni Ere Segera Diungkap

Ahmad Al Qadri - detikSulsel
Sabtu, 08 Mar 2025 13:50 WIB
Demo di depan Polres Palopo menuntut polisi segera mengungkap kasus kematian Feni Ere.
Foto: Demo di depan Polres Palopo menuntut polisi segera mengungkap kasus kematian Feni Ere. (Ahmad Al Qadri/detikSulsel)
Palopo -

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Rakyat (Amara) For Feni Ere menggelar demonstrasi terkait kasus Feni Ere (28) yang mayatnya ditemukan sisa kerangka di Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel). Massa mempertanyakan kinerja kepolisian setelah kasus setahun lalu itu belum ada perkembangan.

Pantauan detikSulsel di depan Polres Palopo, Sabtu (8/3) sekitar pukul 12.30 Wita, mahasiswa memulai aksinya dengan memutar lagu milik Sukatani berjudul 'Bayar Bayar Bayar'. Massa datang dengan pakaian berwarna serba hitam.

Demonstran kemudian bergantian menyampaikan aspirasinya menggunakan pengeras suara. Aksi unjuk rasa juga diwarnai dengan pembakaran ban oleh demonstran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Massa dan aparat kepolisian yang bertugas sempat saling dorong saat pembakaran ban. Aparat menolak massa sampai membakar ban di jalanan.

"Kami menuntut pihak kepolisian memberikan titik jelas kepada keluarga dan seluruh masyarakat Palopo. Ini representasi ketidakseriusan Polres Palopo dalam melindungi perempuan," kata jenderal lapangan aksi demo, Milyani dalam orasinya.

ADVERTISEMENT

Massa menuntut Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan turun tangan menangani perkara tersebut. Massa menilai kasus Feni Ere adalah satu dari banyak kasus perempuan yang tidak terselesaikan.

"Bayar dulu baru kerja, keadilan untuk Feni Ere tidak ada sama sekali. Sampai sekarang sudah lebih 1 tahun, kasus itu terbengkalai begitu saja tanpa ada tanda kemajuan," ujarnya.

"Kami mendesak Kapolda Sulsel mengevaluasi Polres Palopo yang menimbulkan banyak kelalaian hingga menghilangkan nyawa seseorang," sambung Milyani.

Para demonstran kemudian duduk menutupi jalan dan tetap bergantian menyampaikan aspirasinya. Massa juga menyinggung gaya komunikasi aparat kepolisian terkait kasus Feni Ere ini.

"Pembiaran dan bahasa yang tidak wajar dikeluarkan oleh Polres Palopo adalah bentuk ketidakprofesionalan menjalankan kerja. Orang bilang mending lapor damkar," jelasnya.

Diketahui, Feni Ere dilaporkan hilang sejak Januari 2024 lalu. Mayatnya kemudian ditemukan sisa kerangka di KM 35 Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Battang Barat, Palopo pada Jumat (7/2).

Polisi sudah melakukan autopsi meski penyebab kematian Feni Ere belum terungkap. Kasat Reskrim Polres Palopo AKP Sayed Ahmad berdalih pihaknya masih mengumpulkan bukti dan memeriksa saksi.

"Intinya nanti kami sampaikan lebih lanjut terkait, pelan-pelan meki dulu karena, jumlah (saksi) saja dulu itu yang dimintai keterangan," tutur Sayed kepada wartawan, Jumat (21/2).




(sar/hsr)

Hide Ads