Wanita bernama Feni Ere (28) ternyata menunjukkan gelagat aneh sebelum dilaporkan hilang setahun lalu di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel). Feni Ere yang mayatnya kini ditemukan tinggal kerangka, sempat mengalami perubahan sikap yang drastis.
Keanehan itu diungkap salah satu saksi di kasus kematian Feni Ere. Sumber detikSulsel yang merupakan teman Feni menceritakan, keanehan itu bermula saat dirinya nongkrong bersama korban pada malam hari di warung kopi di Palopo pada 24 Januari 2024.
"Di situ meki cerita-cerita, di situ itu malam memang aneh ini kodong (kasihan) Feni, tidak mau sekali pulang mau terus ditemani-temani," kata sumber yang enggan disebutkan namanya kepada detikSulsel, Jumat (21/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keanehan dari gelagat Feni berlanjut ketika meninggalkan warung kopi. Feni tiba-tiba ingin makan durian yang membuat temannya keheranan.
"Di situ aneh sekali ini Feni, dia itu tidak suka durian, tetapi kenapa tiba-tiba santap sekali durian itu malam," ucapnya.
Ketika malam semakin larut, teman-teman Feni sudah mau pulang ke rumah masing-masing. Namun Feni menolak pulang dan tetap ingin berada di luar.
"Di situ kuajak terus mi pulang, pas sekitar jam 11 malam itulah. Cuma ini Feni belum mau sekali kodong pulang, tidak tau juga kenapa," paparnya.
Feni sempat kembali diajak ke salah satu minimarket. Sejam kemudian, Feni akhirnya dibujuk dan diantar pulang menggunakan motor oleh salah satu teman wanitanya.
"Sempat ji saya tanya itu teman (yang antar Feni), 'kau lihat betul ji kah masuk mi rumahnya? Dia bilang, 'iya'," tuturnya.
Temuan Percikan Darah di Kamar Feni
Belakangan, Feni mendadak hilang kabar pada 25 Januari 2024. Teman-teman Feni berinisiatif melakukan pencarian di sejumlah tempat yang dicurigai tempat nongkrong Feni bersama pacarnya berinisial ADT.
Dalam pencarian itu, saksi melihat pacar Feni sedang nongkrong di Jalan Cakalang. Namun saksi tidak langsung menemui pacar Feni dan mencoba meneleponnya lebih dulu.
"Ini temanku inisiatif pura-pura telepon bilang dimana, mau ditahu mencari ji kah juga dia. Tapi na bohongi ki (pacarnya Feni) bilang ada ki di Jalan Ahmad Razak, dekat kosnya," ucapnya.
Saksi pun memutuskan ke rumah Feni hingga mendapati keluarga korban sudah berkumpul di lokasi. Saat tiba di rumah Feni, mobil milik korban tidak ditemukan.
"Terus rapi sekali kamarnya Feni. Saya tahu ini anak tidak terlalu rapi orangnya. Kita tahu perempuan itu, kalau dia mau keluar pasti terhambur kamarnya. Tetapi ini dia rapi sekali," ujarnya.
Saksi sempat memperlihatkan rekaman video kondisi kamar Feni. Dia menunjukkan temuan percikan darah di sejumlah titik di lokasi.
"Ada ini video kamarnya. Ada di sini dekat lemari dilihat darah, di situ gorden, belakang lemari, belakang pintu," ungkapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Feni Diduga Kerap Dianiaya Pacarnya
Keluarga Feni kemudian melapor ke polisi pada 26 Januari 2024. Setahun sejak dilaporkan, polisi belum juga menemukan jejak keberadaan Feni hingga mayat korban baru ditemukan dalam kondisi tinggal kerangka di KM 35 Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Battang Barat, Palopo pada Jumat (7/2).
Sumber detikSulsel mengaku tidak mau berspekulasi lebih jauh terkait penyebab kematian Feni. Namun sebelum meninggal, Feni disebut kerap diduga dianiaya oleh pacarnya.
"Ada semua na kasih lihat ka (Feni bukti dugaan penganiayaan), cuma jangan mi kukasih lihat ki (fotonya soal luka lebam) ada di bahu, kepala dan banyak mi," bebernya.
Dia turut menuding pacar Feni merupakan sosok yang temperamen. Feni kerap dilarang bergaul dengan teman-temannya.
"Bayangkan meki tidak na kasih baku teman ki semua gara-gara dilarang teman ki sama itu ADT (pacarnya Feni). Kasar sekali itu orang, toksik aslinya," sambungnya.
Dia berharap kasus kematian Feni Ere segera terungkap. Dia sendiri sudah beberapa kali diperiksa oleh polisi sebagai saksi dalam perkara tersebut.
"Intinya darinya dulu pas awal laporan hilang Januari tahun lalu, sampai pas lagi ini kerangka (Feni) ditemukan, dipanggil terus ka," jelasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Palopo AKP Sayed Ahmad mengaku sudah memeriksa 10 saksi dalam kasus kematian Feni Ere. Namun dia tidak merinci identitas saksi dengan dalih masih proses penyelidikan.
"Intinya nanti kami sampaikan lebih lanjut terkait, pelan-pelan meki dulu karena, jumlah (saksi) saja dulu itu yang dimintai keterangan," tutur Sayed kepada wartawan, Jumat (21/2).
Sayed menegaskan kasus ini turut diusut Polda Sulsel. Dia berharap penyebab kematian Feni segera terungkap.
"Sementara kami kumpulkan semua sekarang ini dan kami di-backup sama Resmob Polda dalam penyelesaian kasus, insyaallah mohon doa dan dukungannya," pungkasnya.