Sebanyak enam lurah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), terindikasi melakukan cawe-cawe dalam pemilihan ketua RT/RW 2025. Keenam aparatur sipil negara (ASN) tersebut diduga mengintervensi hingga mensosialisasikan kandidat tertentu menjelang pemungutan suara.
Diketahui, pemungutan suara calon ketua RT/RW akan digelar pada 3 Desember 2025 mendatang. Namun menjelang puncak pesta demokrasi tingkat akar rumput itu, Pemkot Makassar menerima laporan enam lurah diduga melakukan pelanggaran netralitas ASN.
"(Dugaan pelanggaran netralitas enam lurah berdasarkan) Keluhan masyarakat, ada laporan masyarakat dan kami klarifikasi," ungkap Kepala BKPSDM Makassar Kamelia Thamrin Tantu kepada detikSulsel, Kamis (27/11/2025).
Keenam lurah tersebut berasal dari tiga kecamatan, yakni Manggala, Tallo dan Tamalate. Mereka adalah Lurah Maccini Sombala Fuad Raking Bading, Lurah Buloa Naz Alamsyah, Lurah Balang Baru Syamsuardi, Lurah Parang Tambung Anugrah Tenri Esa dan Lurah Antang Waris.
Dugaan Kampanye Lewat Kupon Sembako
Salah satu ASN yang dilaporkan cawe-cawe dengan kandidat ketua RT/RT adalah Lurah Bulua Naz Alamsyah yang sosoknya sempat viral di media sosial. Naz dituding mengkampanyekan kandidat yang diusungnya dengan modus membagikan kupon sembako kepada masyarakat.
Momen pembagian kupon sembako itu berlangsung di salah satu rumah warga di RT 02/RW 03, Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo, Minggu (23/11). Dalam video beredar, Naz dituding membawa serta seorang warga yang disebut-sebut calon ketua RT.
Namun Naz membantah tudingan tersebut. Dia berdalih warga yang bersamanya saat pembagian kupon sembako bukan orang berstatus penjabat sementara (pjs) ketua RT/RW yang akan maju dalam pemilihan.
"Dia itu warga, bukan pjs (ketua RT/RW). Saya ndak tahu kalau dia mendaftar (pemilihan ketua RT/RW)," tegas Naz kepada detikSulsel, Senin (24/11).
Naz menegaskan, pembagian kupon sembako merupakan bentuk rasa syukurnya untuk berbagi kepada masyarakat. Bantuan itu berasal dari tambahan penghasilan pegawai (TPP) sebagai lurah.
"Itu pribadi yang membagi (kupon sembako). Itu saya bagi itu uang saya sendiri hasil TPP cair. Saya beli minyak sama gula, bukan bantuan dari dinas, bukan. Dari saya pribadi," tegasnya.
Dia lantas menanggapi pernyataannya mengenai 'ini orang saya' dalam video yang menjurus ke sosok kandidat tertentu. Dia beralasan omongannya tersebut merujuk pada warga yang selama ini aktif membantunya memantau kondisi lingkungan.
"(Omongan) 'Itu orangku', maksud saya, itu yang selalu temani saya jalan. Memang itu ibu yang datang melapor terkait keadaan di situ, warga di RT situ. Dia yang selalu bilang, 'Pak Lurah, itu sampah ada di itu'," imbuh Naz.
Naz pun mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan informasi yang tidak jelas kebenarannya. Dia berharap warga tidak langsung menyimpulkan informasi yang beredar di media sosial.
"Maksud saya jangan terpengaruh dengan adanya video itu. Belum tentu benar," harap Naz.
Simak Video "Video: Kurir Narkoba Dibekuk di Makassar, Sembunyikan Sabu di Celana Dalam"
(sar/sar)