Remaja bernama Baim terkena anak panah saat demo 'Indonesia Gelap' berujung ricuh di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kanit Jatanras Polrestabes Makassar AKP Hamka pun menggendong korban dan berlari menuju rumah sakit (RS).
Momen itu di Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Kecamatan Panakkukang, Senin (24/2) malam. Peristiwa itu bermula saat aparat kepolisian membubarkan massa demo yang telah memblokade jalan selama 6 jam.
Kericuhan pecah saat polisi menembakkan gas air mata di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Massa melakukan perlawanan dengan melemparkan batu ke arah polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lagi pengamanan berhadap-hadapan dengan mahasiswa begitu, menghalau pelemparan," kata AKP Hamka kepada detikSulsel, Selasa (25/2/2025).
Polisi pun menyisir lokasi demo menggunakan kendaraan taktis. Massa kocar-kacir masuk ke dalam kampus. Warga saat itu masih memadati jalan meski diimbau meninggalkan lokasi.
Sementara Hamka sempat kembali ke kendaraan Jatanras karena matanya perih efek gas air mata. Tiba-tiba, Hamka melihat remaja yang meringis kesakitan karena kaki kirinya terkena anak panah.
"Jadi pas saya lihat ada anak-anak luka, di situlah beberapa warga teriak-teriak, bawa ke rumah sakit," tuturnya.
Korban diduga pengendara yang sempat terdampak kemacetan saat demo berujung ricuh. Hamka tidak mengetahui pasti remaja tersebut tiba-tiba terkena panah.
"Mungkin orang datang menonton atau mau melintas yang jelasnya saya balik ke mobil ada anak-anak luka di mobil Jatanras itu," kata Hamka.
Hamka pun spontan menggendong korban untuk dievakuasi karena darah terus mengucur dari kakinya. Korban tidak bisa dievakuasi menggunakan kendaraan milik polisi karena situasi masih mencekam.
"Jadi saya spontanitas saja langsung gendong. Itu dari pintu 2 UMI, ke Rumah Sakit Ibnu Sina," beber Hamka.
Hamka berlari sambil menggendong korban sejauh 300 meter saat arus lalu lintas belum sepenuhnya normal. Beruntung, ada pengendara motor yang datang membantu.
"Saya gendong sampai hampir (Rumah Sakit) Ibnu Sina baru dapat motor, ada sekitar 50 meter lagi (sebelum dapat rumah sakit). Kalau dibawa lari sekitar 300 meter," paparnya.
Hamka masih mengawal dam membiaya perawatan korban di rumah sakit. Anak panah yang menancap di kaki korban sudah dicabut.
"Alasan kemanusiaan, saya bayarkan ongkos rumah sakitnya. Karena tidak ada BPJS-nya," imbuh Hamka.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Polisi Amankan 17 Orang Usai Demo
Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana menyebut 17 orang diamankan saat polisi membubarkan massa demo yang berujung ricuh. Sebanyak 11 di antaranya merupakan mahasiswa.
"Dari 17 yang diamankan, mereka terdiri dari 11 mahasiswa, 2 pelajar SMA, 3 masyarakat sipil, dan 1 orang tidak bersekolah (belum lulus SD)," ujar Arya kepada wartawan, Selasa (25/2).
Arya menduga aksi unjuk rasa berujung ricuh ditunggangi kelompok anarko. Kelompok tersebut diduga menyusup saat mahasiswa menyampaikan aspirasinya.
"Sebagian besar (yang diamankan) bukan mahasiswa, (dari kelompok anarko) namun beda grup. Sudah dipulangkan, sisa 3 lagi menunggu dijemput (keluarga)," tuturnya.
Polisi masih melakukan penyelidikan terkait hal tersebut. Dia juga memastikan satu warga yang luka terkena panah sudah dievakuasi oleh personel kepolisian.
"Satu orang warga terkena anak panah dan dibawa ke rumah sakit oleh anggota," pungkas Arya.