Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto meresmikan perubahan nama Jalan Jampea menjadi Jalan Ho Eng Djie. Nama itu dipilih sebagai bentuk penghargaan terhadap Ho Eng Djie yang telah berkontribusi dalam perkembangan seni dan budaya di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Peresmian perubahan nama jalan yang terletak di Kecamatan Wajo, Kota Makassar itu berlangsung pada Sabtu (9/2/2025). Danny menilai Ho Eng Djie alias Baba Tjoi sebagai tokoh seniman Tionghoa yang patut diperkenalkan ke seluruh generasi muda penerus bangsa.
"Baba Tjoi begitu beliau saya panggil merupakan seniman besar yang pada saat zaman kemerdekaan beliau tampil menjadi bagian di dalam semangat kebudayaan Kota Makassar," kata Danny dalam keterangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danny menjelaskan, proses perubahan nama Jalan Jampea menjadi Ho Eng Djie sudah diproses sejak 2006 lalu. Rencana ini digagas oleh Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM) yang diketuai Arwan Tjahjadi.
"Aspirasi masyarakat yang sudah ke DPR, dan DPR sudah putuskan. Itu 10 tahun lalu sebelum saya (menjabat wali kota Makassar). Sejak 2006, berarti 18 tahun lalu," tuturnya.
Danny mengaku hanya meresmikan karena surat keputusan (SK) terkait perubahan namanya sudah ada lebih dulu. Dia turut mengapresiasi P2TM yang menginisiasi rencana perubahan nama jalan tersebut.
"Itu sudah SK-nya tapi tidak pernah ada yang eksekusi, kemudian Pak Arwan menyampaikan kepada kami diperlihatkan suratnya, langsung diproses," ucap Danny.
Danny mengatakan, karya-karya Ho Eng Djie masih bisa dinikmati hingga saat ini. Sosoknya bahkan diabadikan dalam film berjudul Ati Raja yang juga menjadi judul lagu ciptaan Ho Eng Djie.
Film Ati Raja yang menggambarkan perjalanan Ho Eng Djie itu tayang pada 2019. Bahkan film tersebut pernah meraih penghargaan dalam ajang Anugerah Lembaga Sensor Film 2021.
"Jadi saya kira ruhnya karya-karya beliau ini kita bisa lihat, film 'Ati Raja' akhirnya mendapat penghargaan itu kan tidak gampang, dokumenter bergitu," ungkapnya.
Dia berharap nama Ho Eng Djie yang diabadikan lewat nama jalan bisa menginspirasi generasi muda. Danny berharap sosok dan karya Ho Eng Djie bisa tetap dikenang.
"Ini perlu karena sejarah itu adalah bagian yang paling mahal dan paling bernilai yang kita miliki hari ini," imbuh Danny.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Sosok Seniman Ho Eng Djie
Sementara itu, Ketua Umum P2TM Arwan Tjahjadi bersyukur nama Ho Eng Djie bisa diabadikan menjadi nama jalan di Makassar. Dia mengapresiasi Danny yang mengakomodir harapan P2TM yang digagas sejak lama.
"Saya sungguh lama menantikan karena eksekusinya lama terjadi hingga adanya nama Jalan Ho Eng Djie di Kota Makassar," ujar Arwan.
Diketahui, Ho Eng Djie lahir di wilayah peranakan di Kassi Kebo, Kabupaten Maros pada 1906. Pria yang akrab disapa Baba Tjoi itu memiliki grup musik Singara Kulla-Kullawa (Sinar Kunang-Kunang).
"Baba Tjoi sempat menjadi pengarang lagu-lagu daerah di tahun 40-an hingga 50-an. Sekarang lagunya masih mengabadi," bebernya.
Ho Eng Djie juga pernah diundang oleh Presiden Soekarno untuk berdialog tentang musik daerah pada September 1953 lalu. Arwan menyebut Baba Tjoi sebagai sosok pejuang revolusi lewat seni dan budaya.
"Dia (Ho Eng Djie) ikut berpacu di dalam politik, berpacu dalam revolusi dan tidak meninggalkan seni keseniannya dengan semua teman-temannya dari Bugis Makassar sampai di Selayar," jelasnya.