Wanita berinisial SLV (23) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku ditolak polisi saat melaporkan dugaan pelecehan yang dilakukan seorang mahasiswa terhadap dirinya. SLV juga hendak melaporkan ancaman santet mahasiswa tersebut yang viral di media sosial.
SLV melaporkan dugaan kasus yang dialaminya ke Polrestabes Makassar pada Senin (16/12). Saat melapor, polisi mempertanyakan alasan SLV baru melaporkan kasusnya tersebut setelah beberapa waktu lalu viral.
"Ada awalnya polisi yang bilang, 'Oh, itu yang orang Kajang. Viral sekali cuma kenapa baru melapor?' (Polisi) bilang begitu. Jadi, saya bilang saya menahan diri untuk melapor karena permohonan dari pelaku untuk diselesaikan secara kekeluargaan," ujar SLV kepada detikSulsel, Rabu (18/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SLV menuturkan polisi yang melayaninya sempat menyebut jika kasus yang dialaminya memang merendahkan harkat dan martabatnya. Namun belakangan mereka menyebut jika apa yang dialaminya tidak memenuhi unsur pelecehan.
"Terus bilang lagi polisi, 'Memang itu kalau saya baca dia (pelaku) memang rendahkan harkat dan martabat sebagai perempuan'," tutur SLV.
"Polisi mengatakan bahwa itu tidak termasuk pelecehan. Coba kasih lihat saya pasal mana. Itu berkali-kali dia ulang-ulang itu dengan nada tinggi. Setelah bilang begitu polisinya, saya langsung menangis. Diam, tidak bicara lagi setelah itu," imbuhnya.
SLV mengatakan, rekannya yang mendampingi sempat menyampaikan bahwa ada pengacara yang menawarkan bantuan hukum. Akan tetapi, polisi justru menyarankan melapor melalui pengacara.
"Terus bilang ini rekanku (yang temani melapor), 'Ini ada pernah pengacara DM (direct message) ke korban dan mau mendampingi korban'. Langsung bilang polisinya, 'Ya, melapor pale sama pengacara'. Begitu dia bilang," lanjutnya.
Akhirnya, SLV pun memutuskan pulang tanpa laporan yang diterima. Hingga kini, SLV belum menghubungi lembaga lain untuk menindaklanjuti kasus yang dialaminya.
"Sempat dikasih solusi bilang cari dulu bukti. (Polisi sampaikan) ini chat-nya (yang disebut melecehkan) tidak jelas karena multitafsir. Setelah itu pulang," ucapnya.
Respons polisi di halaman selanjutnya.
Polisi Piket Diusut
Sementara itu, Kanit PPA Polrestabes Makassar Iptu Hartawan mengaku tidak mengetahui secara pasti soal laporan SLV. Pihaknya sedang mencari informasi lebih lanjut terkait petugas piket yang bertugas saat SLV datang melapor.
"Saya juga belum tahu itu yang mana. (Personel) piket (yang melayani pelapor) tidak ditahu ini. Makanya sekarang ini dicari siapa yang piket," ujar Hartawan saat dikonfirmasi terpisah.
Iptu Hartawan juga mengatakan bahwa SLV sebelumnya telah berjanji akan datang kembali untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Hingga kini pihaknya masih menunggu kehadiran pelapor.
"Makanya saya datang supaya jelas. Dia (SLV) janji sore, tapi belum datang. Ditunggu lagi dulu," katanya.
Diketahui, SLV diduga menjadi korban pelecehan verbal yang dilakukan oknum mahasiswa salah satu perguruan tinggi yang tidak dikenalnya. Tak hanya pelecehan, SLV juga mengaku diancam santet pelaku.
"Itu pelaku (mahasiswa) sudah lama sering DM (direct message) saya. Saya lupa juga sejak bulan berapa. Dia bertanya, 'Butuh uang?'. Begitu-begitu pertanyaannya. Yang konotasinya itu kurang baik kesannya," ujar SLV kepada detikSulsel, Selasa (3/12).