Kabag Ops Solok Selatan Tembak Mati Kasat Reskrim

Percakapan Terakhir Ibu Kasat Reskrim Solok Selatan Sebelum Anaknya Ditembak

Tim detikSulsel - detikSulsel
Sabtu, 23 Nov 2024 09:20 WIB
Cristina Yun Abubakar, ibu Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar. Foto: (Nur Hidayat Said/detikSulsel)
Makassar -

Ibunda Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar, Cristina Yun Abubakar mengenang percakapan terakhir dengan anaknya sebelum tewas ditembak Kabag Ops AKP Dadang Iskandar. Almarhum sempat menyatakan keinginan mundur dari kepolosian.

Cristina menceritakan percakapan itu di rumah duka Jalan Kompleks BTN Antang Jaya, Kelurahan Bitowa, Kecamatan Manggala, Makassar, Jumat (22/11/2024). Keinginan untuk mundur dari kepolisian disampaikan AKP Ryanto melalui sambungan telepon.

"Dia pernah bilang begini sama saya, kalau tidak salah tiga bulan yang lalu, 'Mama, saya mau tanya sama Mama. Seandainya saya keluar dari polisi, apa Mama mengizinkan?'," ujar Cristina saat ditemui detikSulsel.


Cristina mengaku langsung melarang AKP Ryanyo untuk mundur dari kepolisian. Dia lantas menasihati AKP Ryanto untuk mensyukuri pencapaiannya saat ini.

"Jadi, saya bilang, 'Jangan, Nak! Jangan keluar dari polisi! Itu masa depanmu. Itu kebaikan Tuhan buat kamu. Kamu bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa, tapi bisa lulus. Jadi, syukuri apa yang Tuhan berikan!'," tuturnya.

Cristina mengatakan AKP Ryanto tidak pernah bercerita soal adanya tekanan dalam pekerjaan atau tidak. Namun, Cristina merasa galau dan menduga putranya mungkin menghadapi tekanan di tempat tugas.

"Tidak (dia tidak sampaikan ada tekanan). Dia cuma bilang, 'Iya, Ma. Terima kasih banyak. Nanti saya cerita. Nanti saya cerita lagi'," bebernya.

"Setelah itu saya WA (chat di WhatsApp), 'Nak, apa pun masalahnya, datang sama Tuhan. Berdoa, minta kekuatan dari Tuhan. Karena hanya Tuhan yang mampu tolong kita. Mama selalu ada untuk kamu. Harus kuat'. Jadi, memang setelah itu saya selalu galau. Anakku di sana pasti dalam tekanan mungkin," sambungnya.

Cristina kemudian mengenang video call terakhirnya dengan AKP Ryanto dua hari sebelum kabar duka tiba. Dia menyebut AKP Ryanto memang kebiasaan video call keluarga sejak dahulu.

"Saya video call sama anak saya dua hari yang lalu. Dia sering video call. Dengan adik-kakaknya. Itu selalu dengan ponakan-ponakannya," katanya.

Menurutnya, saat video call itu tidak ada tanda-tanda dan firasat apapun yang Cristina rasakan. Hingga belakangan, Cristina mendapat kabar duka anaknya berpulang untuk selama-lamanya.

"(Saat video call) tidak ada tanda-tandanya. Tidak ada ciri-cirinya bilang ada mau kejadian seperti itu. Tapi, itu sudah terjadi," tuturnya.

Cristina juga mengenang bagaimana dua bulan lalu AKP Ryanto datang ke Makassar seolah ingin beristirahat dari rutinitas. Kini, Cristina merasa kehilangan mendalam, terlebih ketika mengetahui anaknya harus kehilangan nyawa akibat tindakan orang lain.

"Makanya saya tidak siap sekali anakku pergi. Karena ... kalau sakit mungkin ... tapi ini karena perbuatan orang lain sampai hilang nyawanya kasihan. Ya, memang Tuhan sudah tunjukkan jalan bahwa umurnya sekian. Tapi, caranya itu yang saya ... kayak tidak terima. Anak saya dikasih begitu orang," ungkapnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.



Simak Video "Video: Polisi Penembak Polisi di Solok Selatan Divonis Bui Seumur Hidup"

(asm/asm)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork