Ibu Cerita Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Sempat Minta Izin Mundur Polisi

Kabag Ops Solok Selatan Tembak Mati Kasat Reskrim

Ibu Cerita Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Sempat Minta Izin Mundur Polisi

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Jumat, 22 Nov 2024 17:51 WIB
Cristina Yun Abubakar, ibu Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
Foto: Cristina Yun Abubakar, ibu Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar. (Nur Hidayat Said/detikSulsel)
Makassar -

Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar tewas ditembak Kabag Ops AKP Dadang Iskandar. Ibu AKP Ryanto, Cristina Yun Abubakar, membagikan percakapannya dengan sang anak yang sempat menyatakan keinginan mundur dari kepolisian.

"Dia pernah bilang begini sama saya, kalau tidak salah tiga bulan yang lalu, 'Mama, saya mau tanya sama Mama. Seandainya saya keluar dari polisi, apa Mama mengizinkan?'," ujar Cristina kepada detikSulsel di rumah duka, Jalan Kompleks BTN Antang Jaya, Kelurahan Bitowa, Kecamatan Manggala, Makassar, Jumat (22/11/2024).

"Jadi, saya bilang, 'Jangan, Nak! Jangan keluar dari polisi! Itu masa depanmu. Itu kebaikan Tuhan buat kamu. Kamu bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa, tapi bisa lulus. Jadi, syukuri apa yang Tuhan berikan!'," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski sempat berbicara tentang keinginannya tersebut, AKP Aryanto tidak mengungkapkan adanya tekanan secara langsung. Namun, Cristina merasa galau dan menduga putranya mungkin menghadapi tekanan di tempat tugas.

"Tidak (dia tidak sampaikan ada tekanan). Dia cuma bilang, 'Iya, Ma. Terima kasih banyak. Nanti saya cerita. Nanti saya cerita lagi'," bebernya.

ADVERTISEMENT

"Setelah itu saya WA (chat di WhatsApp), 'Nak, apa pun masalahnya, datang sama Tuhan. Berdoa, minta kekuatan dari Tuhan. Karena hanya Tuhan yang mampu tolong kita. Mama selalu ada untuk kamu. Harus kuat'. Jadi, memang setelah itu saya selalu galau. Anakku di sana pasti dalam tekanan mungkin," sambungnya.

Cristina kemudian mengenang video call terakhirnya dengan AKP Ryanto dua hari sebelum kabar duka tiba. Kata dia, kebiasaan video call sudah mendiang lakukan sejak dahulu.

"Saya video call sama anak saya dua hari yang lalu. Dia sering video call. Dengan adik-kakaknya. Itu selalu dengan ponakan-ponakannya," katanya.

Kabar yang akhirnya datang bahwa AKP Ryanto yang tewas ditembak, Cristina mengaku sama sekali tidak menyangka. Dirinya juga tidak punya firasat apa pun anaknya akan pergi selama-lamanya.

"(Saat video call) tidak ada tanda-tandanya. Tidak ada ciri-cirinya bilang ada mau kejadian seperti itu. Tapi, itu sudah terjadi," tuturnya.

Cristina juga mengenang bagaimana dua bulan lalu AKP Ryanto datang ke Makassar seolah ingin beristirahat dari rutinitas. Kini, Cristina merasa kehilangan mendalam, terlebih ketika mengetahui anaknya harus kehilangan nyawa akibat tindakan orang lain.

"Makanya saya tidak siap sekali anakku pergi. Karena ... kalau sakit mungkin ... tapi ini karena perbuatan orang lain sampai hilang nyawanya kasihan. Ya, memang Tuhan sudah tunjukkan jalan bahwa umurnya sekian. Tapi, caranya itu yang saya ... kayak tidak terima. Anak saya dikasih begitu orang," ungkapnya.

Diketahui, AKP Dadang menembak AKP Ryanto di parkiran Polres Solok Selatan yang terletak di Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Jumat (22/11) sekitar pukul 00.43 WIB. Kapolda Sumbar Irjen Suharyono mengatakan sebelum kejadian tersebut, AKP Ryanto sempat mengungkap kasus tambang ilegal di Solok Selatan.

"Pada minggu ini, dan sebelum hari-hari peristiwa ini terjadi. Salah satu Polres sedang melakukan penegakan hukum terhadap pekerjaan tambang yang diduga ilegal. Jenisnya adalah galian C di wilayahnya Polres Solok Selatan," kata Suharyono kepada wartawan, dilansir detikSumut.

Operasi tersebut dipimpin langsung oleh korban, AKP Ryanto. Suharyono mengatakan tim yang dipimpin oleh AKP Ryanto sudah beberapa kali melakukan operasi serupa.

"Yang dilakukan oleh jajaran Reserse Kriminal Polres Solok Selatan. Yang dipimpin AKP Ryanto yang bersama-sama dengan anggota yang sudah beberapa kali menindak secara tegas pelaku kejahatan jenis ini yang tanpa izin," kata Suharyono.




(ata/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads