Anggota Komisi III Soroti Kasus AKP Ryanto: Polisi Busuk Vs Polisi Baik

Kabag Ops Solok Selatan Tembak Mati Kasat Reskrim

Anggota Komisi III Soroti Kasus AKP Ryanto: Polisi Busuk Vs Polisi Baik

Ihwan Gunawan - detikSulsel
Jumat, 22 Nov 2024 19:21 WIB
Anggota Komisi III DPR RI Rudianto Lallo.
Foto: Anggota Komisi III DPR RI Rudianto Lallo. (Dok. TVR Parlemen)
Makassar -

Anggota Komisi III DPR RI Dapil Sulsel Rudianto Lallo turut menyoroti kasus Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar yang menembak mati Kasat Reskrim AKP Ryanto Ulil Anshar. Rudianto menyinggung perkara polisi busuk vs polisi baik di balik penembakan tersebut.

Rudianto Lallo awalnya mengaku prihatin terkait polisi tembak polisi masih terjadi di institusi Polri. Berikutnya, dia mengatakan insiden ini masih saja terjadi karena adanya polisi busuk vs polisi baik.

"Pertama kita prihatin mendalam karena ada peristiwa yang bagi saya ini sangat mencederai institusi kepolisian kita, yang mana kasus polisi tembak polisi di kantor polisi," ujar Rudianto Lallo kepada detikcom, Jumat (22/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah itu kan polisi baik menegakkan hukum dan polisi busuk menembak polisi (baik), berarti patut diduga ada motifnya," sambungnya.

Dia kemudian berbicara soal motif awal karena pelaku tidak senang terhadap korban yang melakukan pengungkapan kasus tambang galian C ilegal. Menurutnya, AKP Dadang patut diduga membekingi tambang ilegal tersebut.

ADVERTISEMENT

"Motifnya pasti ada yang membekingi. Motifnya itu pasti mau melegalkan hukum di bidang pengelolaan sumber daya alam (SDA). Tambang galian C satu polisi membekingi, (oknum polisi) keberatan dengan penegakan hukum (tambang galian C)," ungkapnya.

Lebih lanjut Rudianto Lallo memperingatkan petinggi Polri untuk melakukan koreksi. Menurutnya, insiden seperti ini terlalu riskan untuk dibiarkan terus berulang.

"Ini kan ironi, sangat ironi, dan ini yang bagi kita harus menjadi pembelajaran dan koreksi untuk sungguh-sungguh disikapi secara tegas oleh Kapolri, jajaran petinggi Polri. Karena ini bisa saja tidak terjadi di Solok saja, mungkin di wilayah-wilayah lain di republik ini bisa saja ada seperti itu," ujarnya.

"Ini kan polisi mau menegakkan hukum tapi yang terganggu malah polisi, seperti di film-film. Ternyata terjadi di dunia nyata di republik ini. Harus dipastikan betul pengawasannya. Supaya oknum polisi nakal ini, oknum polisi busuk ini, yang membekingi kejahatan tidak diberi ruang, tidak diberi tempat di institusi kepolisian," imbuhnya.

"Supaya kedepan tidak lagi terjadi peristiwa-peristiwa yang bagi kita sangat mencederai, melukai rasa keadilan masyarakat. Polri hadir untuk melayani, mengayomi masyarakat serta penegakan hukum," kata Rudianto.

Rudianto mengatakan tim Komisi III DPR RI akan bertolak ke Solok Selatan pada Senin pekan depan. Dia sendiri turut serta dalam rombongan ini.

"Kalau kita turun lapangan kita bisa memetakan apa kelebihan, apa kekurangan dan selebihnya kan apa langkah-langkah yang harus kita benahi, lakukan. Yang paling utama saya kira adalah mendisiplinkan semua," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, aksi polisi tembak polisi terjadi di Polres Solok Selatan Sumatera Barat. Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar menembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Ryanto Anshar hingga tewas di parkiran Polres Solok Selatan, Jumat (22/11) dini hari.

Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Suharyono memastikan akan memecat Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar yang menembak mati Kasat Reskrim AKP Ryanto Ulil Anshar. Suharyono menyebut tindakan yang dilakukan pelaku sangat tidak terpuji.

"Tindakan tegas, dalam minggu ini diupayakan sudah ada proses PTDH. Selama 7 hari kedepan sudah ada laporan ke pimpinan Polri, harus ada tindakan tegas. Siapapun yang menghalang-halangi tindakan yang mulia ini (akan ditindak)," kata Suharyono di RS Bhayangkara Padang dilansir dari detikSumut, Jumat (22/11).




(hmw/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads