Polisi turut membantu mengobati pendemo yang terluka akibat demo ricuh peringatan darurat di depan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Terungkap pendemo tersebut mengaku massa bayaran.
"Pengakuan korban dibayar Rp 100.000 untuk ikut aksi dan melempar batu," kata Kasi Dokkes Polrestabes Makassar AKP Tamsil dalam keterangannya, Selasa (27/8/2024).
Dalam video yang dilihat detikSulsel, pendemo yang terluka di kepalanya mengaku diberikan uang ketika di lokasi. Dia dibayar Rp 100.000 untuk melempar batu ke arah polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Disuruh) Lempar batu, (lempar ke) polisi," ucapnya.
Namun, pria tersebut tidak mengetahui orang yang menyuruhnya. Dia mengatakan jika baru terlibat sebagai massa bayaran pada aksi, Senin (26/8) kemarin.
"Baruka datang (aksi) ini pak, ini malam," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi peringatan darurat di depan kampus UNM, Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas Bosowa (Unibos), Kota Makassar, Sulsel pada Senin (26/8) berakhir ricuh. Polisi menyelidiki dugaan adanya massa bayaran saat kericuhan tersebut.
"Itu masih kami lakukan pendalaman. Memang ada informasi-informasi ada pengondisian terhadap massa yang melakukan pelemparan (saat demo ricuh). Ini kami masih lakukan," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib kepada wartawan di Polrestabes Makassar, Selasa (27/8).
Ngajib mengungkapkan ada indikasi demo ditunggangi oknum tertentu melihat situasi yang terjadi lapangan. Sebelumnya pun polisi menduga aksi disusupi kelompok Anarko.
"Kalau saya patut duga. Ada kelompok-kelompok dari Anarko yang masuk menyusupi," katanya.
(ata/ata)