BASASulsel Luncurkan Kamus Digital Bahasa Makassar demi Cegah Kepunahan

BASASulsel Luncurkan Kamus Digital Bahasa Makassar demi Cegah Kepunahan

Urwatul Wutsqaa - detikSulsel
Selasa, 23 Jul 2024 15:32 WIB
Balai Bahasa Sulsel meluncurkan Kamis Digital Bahasa Makassar.
Balai Bahasa Sulsel meluncurkan Kamis Digital Bahasa Makassar. Foto: (Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)
Makassar - Balai Bahasa Sulawesi Selatan (BASASulsel) meluncurkan Kamus Digital Bahasa Makassar. Peluncuran kamus digital ini sebagai langkah untuk mencegah kepunahan bahasa daerah di tengah arus globalisasi.

Kegiatan peluncuran Kamus Digital bahasa Makassar ini berlangsung di Aula Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar, Selasa (23/7/2024). Kamus digital bahasa Makassar ini merupakan hasil kolaborasi dari kemitraan BASASulsel bersama Rumah Budaya Rumata'.

Kepala Balai Bahasa Sulsel Ganjar Harimansyah awalnya memaparkan hasil pengamatan daya hidup atau vitalitas bahasa daerah yang telah dilakukan di Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, bahasa Jawa yang merupakan bahasa dengan penutur paling banyak berada dalam kondisi rentan.

"Setelah diukur daya hidupnya, di 7 kabupaten di daerah perbatasan di Jawa tengah, di 24 titik pengamatan, ternyata bahasa Jawa itu dalam keadaan rentan," terang Ganjar.

"Kalau kondisinya rentan, tidak ada upaya pelestarian, akan pada tahap mengalami kemunduran. Setelah mengalami kemunduran, bahasa Jawa 10 sampai 15 tahun yang akan datang mungkin akan terancam punah," imbuh Ganjar.

Oleh karena itu, menurut Ganjar diperlukan upaya kolaboratif dalam melestarikan bahasa daerah. Dia turut menekankan akan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dengan menyasar kaum milenial.

"Karena pelestarian bahasa daerah tidak mungkin dilakukan oleh Kemendikbud Ristek sendiri, tapi harus bersama-sama. Kolaborasi yang perlu kita tekankan di sini. Dan salah satunya kita dorong generasi muda untuk mencintai bahasa daerahnya dengan membuat kamus-kamus digital yang lebih akrab dengan generasi milenial," ujarnya.

Senada dengan Ganjar, Manajer BASASulsel Wiki Ita Masita Ibnu mengatakan, Kamus Digital Makassar ini memiliki peran penting dalam melestarikan penggunaan bahasa Makassar di masyarakat. Kamus ini bahkan didesain khusus agar masyarakat dapat turut berkontribusi agar informasi yang tersedia terus terperbarui.

"Hadirnya Kamus Digital Bahasa Makassar ini menjadi penting sebagai pemberdayaan masyarakat agar terbiasa menggunakan bahasa daerah di era digital modern. Sehingga kamus ini menjadi hidup karena masyarakat sendiri sebagai pengguna aktif menggunakan kamus dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.

"Masyarakat dapat menggunakan dan menambahkan kosakata baru, contoh penggunaan kosakata dalam kalimat, baik dalam bentuk teks maupun video," sambungnya.

Dalam acara tersebut, Konsul Jenderal pada Konsulat Jenderal Kedutaan Besar Amerika Christopher L. Green turut menyampaikan apresiasinya atas peluncuran Kamus Digital Bahasa Makassar tersebut. Dia mengaku sangat senang dengan hadirnya program ini.

Dia juga mengatakan, program ini mendapatkan dukungan dari The U.S. Ambassadors Fund for Cultural Preservation (AFCP) melalui Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Dukungan ini tentunya karena adanya kemitraan yang kuat antara Indonesia dan Amerika.

"Saya sangat senang berada di sini bersama lembaga daerah dan BASASulsel Wiki untuk meluncurkan proyek ini dengan dana anggaran khusus dari Departemen Luar Negeri," kata Christopher Green.

Menurutnya, kehadiran kamus digital ini bisa membantu menjaga dan melestarikan kebudayaan bahasa daerah, khususnya bahasa Makassar.

"Mereka dan kami bangga sekali karena bisa meluncurkan proyek ini dan bisa melestarikan budaya daerah di Makassar dan di Indonesia," ujarnya.

Selain meluncurkan Kamus Digital Bahasa Makassar, BASASulsel juga meluncurkan program Kamus Masuk Sekolah. Melalui program ini, diharapkan kamus-kamus digital dapat tersosialisasikan dengan baik di kalangan pelajar sehingga turut mendukung upaya pelestarian bahasa daerah.

Seremonial peluncuran Kamus Digital Bahasa Makassar dilakukan dengan menabuh gendang oleh Christopher Green. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan gelar wicara dan diskusi dengan tema 'Partisipasi Publik di Era Digital'.


(asm/sar)

Hide Ads