Pengaderan di Balik Demo Ricuh-Polisi Dibanting di Depan Unismuh Makassar

Pengaderan di Balik Demo Ricuh-Polisi Dibanting di Depan Unismuh Makassar

Tim detikSulsel - detikSulsel
Rabu, 10 Jul 2024 07:00 WIB
Tersangka demo ricuh di depan kampus Unismuh Makassar.
Tersangka demo ricuh di depan kampus Unismuh Makassar. Foto: (Reinhard/detikSulsel)
Makassar -

Demo mahasiswa di depan kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), berakhir ricuh hingga seorang anggota polisi dibanting massa. Usut punya usut, aksi unjuk rasa itu merupakan skenario pengaderan organisasi yang direncanakan ricuh.

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana mengatakan, kericuhan saat demo pada Senin (8/7) lalu itu tidak begitu saja terjadi. Menurutnya, gesekan yang terjadi sudah masuk dalam skenario demo.

"Jadi rusuh kemarin itu tidak berlangsung spontan karena situasi di lapangan, namun ini memang di-setting sebelumnya," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana dalam konferensi pers di Mapplrestabes Makassar, Selasa (9/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Devi menuturkan, pihaknya telah melakukan penelusuran di HP pelaku yang disita polisi. Dia menyebut ada grup WhtasApp (WA) yang dibuat khusus untuk membahas skenario demo dengan berakhir ricuh.

"Dari HP di grup WA dari pelaku ini ditemukan di sana bahwa demo yang disampaikan kemarin itu tuntutan-tuntutannya hanya bagian latihan. Ending-nya untuk melakukan pembakaran, pembajakan, dan rusuh seperti itu. Sudah direncanakan sebelum demo dilakukan," ungkap Devi.

ADVERTISEMENT

Dia juga meyakini jika aksi tersebut merupakan latihan pengaderan organisasi mahasiswa. Hanya saja, Devi tak menjelaskan lebih lanjut soal organisasi dan asal kampus mahasiswa tersebut.

"Jadi latihan demo pengaderan. Salah satunya membakar ban dan sebagainya, bagian dari skenario dari awal. Jadi bukan spontan karena ada yang ditugaskan mengumpulkan ban, ada yang mengkoordinir massanya," imbuhnya.

Para pelaku pun dijerat dengan sejumlah pasal atas perbuatannya tersebut. Mereka diancam dengan hukuman maksimal 9 tahun penjara.

"Terhadap mereka ini kita kenakan pasal 192 KUHP sub pasal 63. Undang-Undang nomor 38 tahun 2004 sebagaimana diubah Undang-Undang Nomor 2 tahun 2022 tentang Jalan dengan ancaman maksimal 9 tahun penjara," imbuh Devi.

8 Mahasiswa Jadi Tersangka

Polisi telah menetapkan 8 orang mahasiswa sebagai tersangka dalam kasus demo ricuh tersebut. Kedelapan tersangka itu sebelumnya telah diamankan lebih dulu saat demo ricuh terjadi.

"Mulai dilakukan penahanan. Sudah tersangka langsung kita lakukan penahanan, ada delapan orang," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib kepada detikSulsel, Selasa (9/7).

Kombes Ngajib mengatakan penetapan tersangka dilakukan setelah mereka menjalani proses pemeriksaan oleh penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar, Selasa (9/7). Dia mengatakan, satu di antara delapan mahasiswa itu adalah tersangka yang menganiaya anggota Bhabinkamtibmas Polsek Rappocini, Bripka Sulaiman, hingga terluka.

"Iya ada satu orang (yang banting anggota hingga terluka). (Bripka Sulaiman) Sudah buat laporan polisi," ucapnya.

2 otak demo ricuh di halaman selanjutnya.

Polisi Buru 2 Otak Demo Ricuh

Selain 8 tersangka, polisi masih memburu 2 orang lain dalam kasus demo ricuh hingga anggota polisi dibanting massa tersebut. Keduanya disebut sebagai otak demo yang sudah merencanakan kericuhan.

"Masih ada dua orang yang kita lakukan pencarian sampai sekarang atas nama Kifly dan juga atas nama Marlo. Itulah aktor intelektualnya," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana kepada wartawan, Selasa (9/7).

Kedua aktor demo ricuh itu, kata dia, melarikan diri setelah 8 orang lain diamankan polisi. Dia menyebut, mereka yang terlibat dalam demo rata-rata mahasiswa dari kampus lain.

"Jadi setelah mereka diamankan, yang bersangkutan sebagai ketuanya, mereka langsung melarikan diri. Ini (mahasiswa) kebanyakan dari luar," ujar Devi.

Devi menjelaskan para pelaku sengaja melakukan aksi unjuk rasa di depan kampus Unismuh. Menurutnya, lokasi itu dianggap strategis untuk memberi dampak terhadap arus lalu lintas.

"Unismuh hanya TKP-nya saja. Mungkin karena di sana itu, kan sore lalu lintas padat, tidak ada demo saja padat karena jalur utama ke kabupaten Gowa, bubaran kantor, anak sekolah, dan sebagainya, sehingga ketika mereka melakukan aksi impact-nya sangat besar dan mereka bangga kalau bisa merugikan kegiatan umum sehingga dilaksanakan di depan kampus yang padat tiap hari," papar Devi.

Halaman 2 dari 2
(asm/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads