Polisi kini memburu 2 orang lain dalam kasus demo ricuh hingga anggota polisi dibanting massa di depan kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Keduanya disebut sebagai otak demo yang sudah direncanakan ricuh.
"Masih ada dua orang yang kita lakukan pencarian sampai sekarang atas nama Kifly dan juga atas nama Marlo. Itulah aktor intelektualnya," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana kepada wartawan, Selasa (9/7/2024).
Devi menuturkan, kedua aktor demo ricuh itu melarikan diri setelah 8 orang lain diamankan. Dia menyebut, mereka yang terlibat dalam demo rata-rata mahasiswa dari kampus lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi setelah mereka diamankan, yang bersangkutan sebagai ketuanya, mereka langsung melarikan diri. Ini (mahasiswa) kebanyakan dari luar," ujar Devi.
Devi menjelaskan para pelaku sengaja melakukan aksi unjuk rasa di depan kampus Unismuh. Menurutnya, lokasi itu dianggap strategis untuk memberi dampak terhadap arus lalu lintas.
"Unismuh hanya TKP-nya saja. Mungkin karena di sana itu, kan sore lalu lintas padat, tidak ada demo saja padat karena jalur utama ke kabupaten Gowa, bubaran kantor, anak sekolah, dan sebagainya, sehingga ketika mereka melakukan aksi impact-nya sangat besar dan mereka bangga kalau bisa merugikan kegiatan umum sehingga dilaksanakan di depan kampus yang padat tiap hari," papar Devi.
Diberitakan sebelumnya, polisi menyebut para tersangka sudah merencanakan demo tersebut berakhir ricuh. Aksi unjuk rasa itu disebut merupakan latihan pengaderan.
"Jadi rusuh kemarin itu tidak berlangsung spontan karena situasi di lapangan, namun ini memang disetting sebelumnya," ujar Kompol Devi.
Devi mengatakan pihaknya berkeyakinan bahwa demo ricuh itu sudah direncanakan berdasarkan pengecekan dari barang bukti HP yang disita dari para tersangka. Polisi menemukan ada percakapan untuk merencanakan demo berakhir rusuh.
"Dari HP di grup WA dari pelaku ini ditemukan di sana bahwa demo yang disampaikan kemarin itu tuntutan tuntutannya hanya bagian latihan, ending-nya untuk melakukan pembakaran, pembajakan, dan rusuh seperti itu, sudah direncanakan sebelum demo dilakukan," papar Devi.
(asm/sar)