Dukungan Demokrat di Pilwalkot Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tetap menjadi incaran sejumlah figur meski DPP telah menerbitkan surat tugas kepada dua kader internalnya. Figur eksternal seperti Indira Jusuf Ismail, Munafri Arifuddin (Appi), dan Andi Seto Gadhista Asapa (ASA), tetap berharap mendapat dukungan Demokrat.
Demokrat mengerucutkan bakal calon usungannya ke Ketua DPC Demokrat Makassar Adi Rasyid Ali (ARA) dan mantan birokrat Abdul Rahman Bando dengan memberinya surat tugas di Pilwalkot Makassar. Sementara figur eksternal yang telah ikut penjaringan calon kepala daerah (cakada) di Demokrat, dianggap kurang komunikasi jelang pengusulan ke DPP.
Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni'matullah menyatakan ogah melirik figur eksternal tersebut karena kurang komunikasi. Ulla, sapaan Ni'matullah, menyatakan tak ingin mengemis kepada figur lain meski ada yang memiliki elektabilitas tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa dari mereka sudah kita hubungi, kita juga berharap ada komunikasi yang intens dari mereka kalau mereka berharap. Tapi kalau tidak ada kan tidak mungkin saya pergi minta-minta," ujar Ulla kepada detikSulsel, Rabu (3/7).
Kendati demikian, Ulla menilai ketiganya tetap masih punya peluang untuk diusung jika mau membangun komunikasi. Apalagi masih akan ada evaluasi terhadap surat tugas yang diberikan kepada Rahman Bando dan ARA.
"Kalau mereka mau bangun komunikasi yang baik saya kira tidak ada yang tidak mungkin di politik," ujarnya.
Indira, Appi, ASA Berharap Dukungan Demokrat
Merespons keputusan itu, Indira, Appi, dan ASA terang-terangan masih berharap ada peluang untuk diusung Demokrat. Ketiganya juga akan bersaing dengan membangun komunikasi politik meski tak diberi surat tugas.
Juru Bicara Indira, Sofyan Setiawan tetap menghargai proses yang dijalankan Demokrat. Tanpa surat tugas, Sofyan berharap Demokrat akan memberi rekomendasi usungan ke Indira.
"Tetap akan berupaya untuk didukung oleh Demokrat," kata Sofyan kepada detikSulsel, Rabu (3/7/2024).
Indira sejauh ini sudah mendapat dukung dari PPP dan telah mendapat surat tugas dari Hanura. Sofyan pun menyebut Indira cukup dekat dengan PDIP karena suaminya, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto merupakan kader Partai Banteng.
Begitu pula ASA yang juga akan membangun komunikasi lebih lanjut. Dia mengaku akan mencermati dinamika di Demokrat untuk melihat peluangnya untuk diusung.
"Karena kan yang jadi patokan bukan surat tugas, tetapi yang jadi patokan adalah (formulir) B1.KWK," ujar Andi Seto kepada wartawan, Selasa (2/7).
"Karena kan kita tahu sendiri, saat ini sudah banyak calon, yah kalau ada yang sudah dapat surat tugas, mungkin kalau kita mau berkoalisi, atau berpasangan, sama orang-orang yang sudah mendapat surat tugas," tambah ASA.
Sementara Appi, juga akan mencoba membangun komunikasi dan berharap Demokrat akan memberinya peluang. Appi optimis akan dipertimbangkan oleh Demokrat karena punya elektabilitas yang tinggi.
"Dari hasil survei itu semua akan melihat, sudah punya target siapa yang akan dikejar," ucap Appi.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Demokrat Prioritaskan Rahman Bando dan ARA
Meski ketiganya masih berharap, Ulla menegaskan tetap akan memprioritaskan Rahman Bando dan ARA selaku penerima surat tugas. Namun dia memaklumi jika ada figur yang cenderung langsung mencari rekomendasi final atau formulir model B1.KWK dari DPP Demokrat.
"Semua yang lain pasti begitu, tapi kan kalau kita sudah kasih keluar, tunggu dulu, surat tugas artinya itu akan kita evaluasi bagaimana progresnya," ujarnya.
Makanya, dia meminta kepada figur lain yang belum dapat surat tugas untuk bersabar menunggu hasil evaluasi. Jika memungkinkan mencari figur lain, dia memastikan Demokrat akan membuka komunikasi.
"Saya evaluasi dulu yang sudah saya kasih surat tugas. Nanti kita lihat bagaimana progresnya. Kalau progresnya tidak memungkinkan kita juga terbuka untuk komunikasi," ujar Ulla.
Ulla juga sebelumnya mengakui bahwa tetap ada peluang untuk figur yang tidak diberi surat tugas, meskipun itu kecil. Jika pihak yang diberikan surat tugas tidak bisa memenuhi parameter yang diminta, maka surat tugas bisa ditarik kembali.
"Sebenarnya ada peluangnya meskipun kecil. Surat tugas kan ada 3 parameter yang diminta, pertama penuhi jumlah tiket untuk maju, 20% kursi minimal, kemudian perjelas pasangan, dan terakhir hasil survei. Kalau yang dikasih surat tugas tidak bisa memenuhi kan ditarik surat tugasnya. Terbuka lagi peluangnya yang tidak dikasih surat tugas, kalau bisa memenuhi syarat," kata Ulla usai penyerahan surat tugas di kantornya, Selasa (2/7).
Simak Video "Video AHY Ingin BRAINS Hadirkan Gagasan Strategis untuk Pemerintah"
[Gambas:Video 20detik]
(asm/ata)