Pilwalkot Makassar

Demokrat yang Ogah Mengemis ke Figur Elektabilitas Tinggi di Makassar

Sahrul Alim - detikSulsel
Selasa, 02 Jul 2024 07:38 WIB
Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah. Foto: (Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar -

Partai Demokrat tidak memberikan surat tugas kepada sejumlah figur elektabilitas tinggi yang ikut penjaringan di Pilwalkot Makassar 2024. DPD Demokrat Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku ogah mengemis sebab figur tersebut kurang berkomunikasi dengan partai.

Diketahui, ada 8 figur yang ikut penjaringan calon wali kota di Demokrat. Namun, hanya 2 orang yang menerima surat tugas yakni Ketua DPC Demokrat Makassar Adi Rasyid Ali (ARA) dan mantan birokrat Abdul Rahman Bando.

Sementara figur lain yang ikut penjaringan di Demokrat adalah Ketua DPD Golkar Makassar Munafri Arifuddin (Appi), Ketua TP PKK Kota Makassar Indira Jusuf Ismail dan mantan Bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa, Ketua PKS Sulsel Mari Arsyid, Ketua KONI Makassar Ahamad Susanto, dan Wakil Ketua Gerindra Sulsel Najmuddin. Mereka tidak mendapat surat tugas karena dianggap kurang komunikasi dengan partai.


"Itu soal komunikasi. Di Makassar misalnya sampai 4 sebenarnya bisa kita berikan, kembali lagi soal komunikasi. Bahwa lagi-lagi ini soal teknis (pertimbangannya), saya kan sudah bilang, seperti di Sidrap bisa mengerucut tiga, Makassar mengerucut 4," kata Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni'matullah kepada wartawan usai penyerahan surat tugas di Kantor DPD Demokrat Sulsel, Jalan Mirah Seruni, Makassar, Senin (1/7/2024).

Ni'matullah mengaku tak mau memaksakan diri untuk memberikan surat tugas kepada figur yang komunikasinya kurang baik. Dia menegaskan Demokrat ogah mengemis meski elektabilitasnya di Pilwalkot Makassar tinggi.

"Tidak mungkin kita mengemis, sementara komunikasinya tidak ada. Jadi ada persoalan komunikasi saat proses pengusulan di Jakarta," ungakpanya.

Namun demikian, Ni'matullah mengaku tidak menutup peluang kepada para pendaftar yang telah menjalani fit and proper test. Hanya saja dia menyebut peluang untuk diusung sangat kecil.

"Sebenarnya ada peluangnya meskipun kecil. Surat tugas kan ada 3 parameter yang diminta, pertama penuhi jumlah tiket untuk maju, 20% kursi minimal, kemudian perjelas pasangan, dan terakhir hasil survei. Kalau yang dikasih surat tugas tidak bisa memenuhi kan ditarik surat tugasnya. Terbuka lagi peluangnya yang tidak dikasih surat tugas, kalau bisa memenuhi syarat," paparnya.

Sebagai informasi, Appi sejauh ini meraih elektabilitas tertinggi dalam sejumlah survei. Kemudian disusul oleh Indira yang terus memepet posisi Appi dalam sejumlah simulasi pemilihan.

Sementara Andi Seto, surveinya sejauh ini belum signifikan. Namun Andi Seto menegaskan Gerindra bertekad untuk mengusungnya sebagai calon wali kota dan tidak membuka opsi calon wakil wali kota.

Sedangkan untuk ARA dan Rahman Bando, juga belum begitu menonjol dalam sejumlah survei. Meski begitu namanya sudah kerap muncul.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.




(asm/asm)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork