Melansir dari detikHealth, Alexandra mengatakan kondisi yang dialami Andi Pallawagau kerap terjadi disebabkan berbagai faktor. Salah satunya saat seseorang tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, kekurangan cairan saat melakukan olahraga sedang dan berat bisa menjadi penyebab fatal terjadinya jantung 'kolaps'.
"Olahraga berat bisa jadi karena kurang cairan, mungkin dia tidak di-replace cairan selama running, itu harus di-replace," bebernya dalam temu media di Jakarta Selatan, Jumat (6/6/2024).
Alexandra mengatakan, sebaiknya para pelari harus memenuhi asupan cairan dalam tubuh. Minimal mengonsumsi air putih secukupnya paling tidak 20 menit sekali.
"Sementara kalau dia penyebabnya ada gangguan listrik di jantung, aritmia, sebetulnya ini bisa terjadi saat olahraga, bisa juga sewaktu-waktu atau mendadak dan nggak bisa diantisipasi," ujarnya.
Dia menyebut, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan mendalam saat merasa adanya kelainan pada ritme jantung. Apalagi merasa jantung seperti berhenti.
"Penting untuk medical check up, jika kita sering ngerasa detak jantung lebih cepat tanpa alasan tertentu, detak jantung sering skip a beat, nah ini menjadi tanda-tanda kecurigaan seseorang mengalami aritmia," lanjutnya.
dr Gaby, sapaannya, memberi peringatan keras kepada setiap orang untuk pentingnya beristirahat sejenak saat olahraga. Hal ini bertujuan agar tidak membahayakan jantung.
Menurutnya, setiap orang wajib memahami kapasitasnya dalam berolahraga. Misalnya, bagi pelari pemula, cobalah untuk lebih dulu mencoba jarak tempuh pendek, dan memperhatikan napas.
"Kalau dia masih 'ngos-ngos' saja itu aman, tapi yang bahaya kalau sudah ngos-ngosan, sebaiknya berhenti dulu," tandasnya.
Diketahui, Andi Pallawagau meninggal dunia saat mengikuti half marathon usai terjatuh di kilometer 5,68 pada Minggu (2/6). Ia dinyatakan meninggal setelah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Primaya.
Kadispora Makassar Andi Engka B Djemma mengatakan, saat kejadian, tim medis yang terdiri dari running doctors dan paramedik di aid station segera memberikan pertolongan pertama pada korban. Saat ambulans tiba, tindakan medis lebih lanjut dilakukan di ambulans sembari mengevakuasi almarhum ke Rumah Sakit Primaya.
"Setibanya di Rumah Sakit Primaya, Pallawagau sempat mendapatkan penanganan medis intensif. Namun upaya tersebut tak berhasil dan peserta tersebut dinyatakan meninggal dunia," ujar Andi Engka B Djemma dalam keterangannya, Minggu (2/6).
(asm/sar)