Ketua DPD II Golkar Makassar Munafri Arifuddin (Appi) menyiapkan strategi khusus agar rekomendasi Golkar pada Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) jatuh ke tangannya. Di antaranya dengan meningkatkan elektabilitas dan menjalin komunikasi untuk pembentukan koalisi.
"Jadi harus dipercepat konsolidasinya yang penting adalah bagaimana memastikan kendaraan itu siap. Kalau Golkar insyaallah," ujar Appi kepada wartawan usai menghadiri pembekalan bakal calon kepala daerah (bacakada) oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar, Minggu (5/5/2024).
Ia juga menyatakan akan meningkatkan elektabilitasnya. Hal itu dilakukan agar rekomendasi Golkar tidak jatuh ke figur eksternal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu pertemuan-pertemuan, menyampaikan kepada masyarakat seperti kesiapan maju, itu dulu, jangan nanti masih bingung, ambigu maju atau tidak, tetapi sekarang kita sudah pastikan maju," ungkapnya.
Appi mengakui figur-figur eksternal akan berusaha merebut rekomendasi Golkar. Namun, dia mengklaim telah start duluan dengan mengantongi surat tugas dari partainya tersebut.
"Semua, bukan cuma Golkar, semua orang berupaya mengambil. Tetapi kalau dalam upaya tiap perebutan, ada orang yang start duluan, ada yang punya advance, ada yang punya keuntungan-keuntungan," jelasnya.
"Keuntungan itu terkonversi melalui yang namanya surat tugas, surat tugas ini yang harus dikonversi menjadi surat usungan," ujar Appi menambahkan.
Makanya, Appi optimis bahwa dirinya akan mendapat rekomendasi usungan Golkar. Keyakinan itu setelah ia mendapat surat tugas dari Golkar dan yakin elektabilitasnya akan signifikan.
"Syaratnya gimana, menambah (elektabilitas). Kalau ada kita, masa orang lain (dikasih rekomendasi), tunggu dulu dong, pelan-pelan," jelas Appi.
Membuktikan keseriusannya maju di Pilwalkot, Appi mengaku bakal menyiapkan survei sendiri meski Golkar juga akan melakukan survei mengukur elektabilitas calon wali kota (cawalkot) yang akan diusung di Pilwalkot 2024. Survei yang disiapkannya sebagai pembanding dari yang dilakukan internal partai.
"(Survei internal Golkar) Akan ada pasti, (tetapi) semua survei itu nggak bisa satu, sehingga ada data pembanding. Kita akan lihat," ujar Appi.
"Karena kalau kita dapat dari surveinya orang, metode survei kan berbeda, margin error misalnya 5%, ini dikasih naik, kita dikasih turun 5% langsung jauh bedanya. Nah itu yang harus kita punya, data pembanding. Bahkan internal harus lebih detail," tegasnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...
Simak Video "Video: Momen Polisi Tangkap Penjual Ketapel-Busur Panah di Makassar"
[Gambas:Video 20detik]