Dosen Sosiologi Universitas Ichsan Sidrap Imran Kamaruddin memberikan solusi untuk keberadaan Pak Ogah yang semakin marak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pemkot Makassar perlu menangani persoalan sosial tersebut secara lintas sektoral.
"Kehadiran Pak Ogah di jalan raya merupakan persoalan sosial yang seharusnya ditangani oleh institusi terkait di pemerintahan. Penanganannya harus lintas sektoral," kata Imran Kamaruddin dalam keterangannya, Jumat (19/4/2024).
Imran mengatakan keberadaan Pak Ogah semakin banyak saat melihat keberadaan dan aktivitas mereka di pertigaan atau perempatan jalan raya. Menurutnya, Pak Ogah menjadi profesi yang semakin diminati karena pendapatan yang lumayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Ogah saat ini sudah menjadi profesi yang diperkuat dengan adanya aktivitas para pendatang di jalan raya ketika mereka melakukan pengaturan atau penyeberangan kendaraan bermotor. Pendapatan itu kan luar biasa," tambah Imran.
Imran lalu mendorong solusi terhadap persoalan juru parkir yang semakin marak. Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar perlu memberikan alternatif pekerjaan kepada para Pak Ogah.
"Nah, jika mau menghilangkan (mengurangi) keberadaan Pak Ogah, pemerintah setempat harus menciptakan pekerjaan alternatif. Pekerjaan yang hasil (upahnya) setara dengan penghasilan Pak Ogah saat ini," imbuhnya.
Imran kemudian menyoroti beberapa titik yang ramai dengan keberadaan Pak Ogah, antara lain Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan AP Pettarani, Jalan Sultan Alauddin, Jalan Hertasning. Menurut dia, titik-titik ini perlu menjadi perhatian pemerintah setempat.
(hmw/asm)