Dua pemuda bernama Rafli (18) dan Hafid (21) yang mengeroyok mahasiswa di kos-kosan Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) gegara tidak diberikan rokok telah dibekuk polisi. Keduanya ditangkap di lokasi yang berbeda.
Dalam foto yang diterima, pelaku Rafli tampak mengenakan kaos oblong berwarna putih saat ditangkap polisi. Rafli terlihat menunduk saat diinterogasi oleh polisi. Rafli memiliki kulit sawo matang dengan model rambut cepak.
![]() |
Sementara pelaku Hafid tampak mengenakan jaket berwarna abu-abu dan celana pendek hitam saat dibekuk polisi. Hafid berperawakan tinggi dengan kulit sawo matang dan rambut sedikit bergelombang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi kedua pelaku terjadi di kos-kosan korban di wilayah Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Minggu (17/3) sekitar pukul 02.00 Wita. Kedua pelaku dalam kondisi mabuk saat menganiaya korban.
Belakangan pelaku Rafli dibekuk saat kabur ke Kabupaten Enrekang, Rabu (20/3). Mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Makassar ini langsung kabur ke Enrekang usai mengetahui aksinya viral di media sosial.
Sedangkan pelaku Hafid diamankan oleh Resmob Polsek Tamalanrea di Jalan Pengayoman, Makassar, Senin (25/3) dini hari. Pelaku diamankan secara persuasif dengan cara menyerahkan diri ke pihak kepolisian.
Kronologi Pengeroyokan
Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea Iptu Jeriady mengungkapkan pengeroyokan itu terjadi saat korban hendak memasukkan sepeda motor miliknya ke dalam indekosnya. Namun pelaku tiba-tiba datang dan meminta rokok kepada korban.
"Namun korban menjawab tidak ada karena korban tidak merokok," ungkap Jeriady kepada wartawan, Senin (25/3/2024).
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pelaku kemudian tetap ngotot meminta rokok kepada korban. Korban lalu merasa risih sehingga menanyakan kondisi pelaku yang diduga sudah meminum minuman keras.
"Dua kali diminta rokok dan korban merasa risih dan kemudian bertanya kepada pelaku tersebut 'Minum ki kak?' lalu pelaku tersebut menjawab 'Iya minum ka, kenapai?'," jelas Jeriady.
Korban saat itu hendak masuk ke dalam kamar kosnya. Namun para pelaku naik pitam dan langsung melakukan pengeroyokan.
"Pada saat korban berada di sekitaran tangga hendak mau naik ke lantai 2 pelaku tersebut langsung melakukan penganiayaan kepada korban," lanjutnya.
Jeriady menambahkan, kedua pelaku bukanlah seorang preman. Rafli berprofesi sebagai mahasiswa dan Hafid bekerja sebagai honorer di salah satu perusahaan BUMN.
"Pelaku (Hafid) honorer di salah satu perusahaan BUMN," terang Jeriady.