Rahmat Erwin Abdullah, atlet lifter ternama Indonesia asal Makassar, tekadnya sudah bulat untuk mundur jadi atlet Sulsel. Rahmat keukeuh untuk hengkang berkarir di Sulsel meski Komite Nasional Indonesia (KONI) Sulsel berjanji untuk memfasilitasinya.
Hal itu disampaikan oleh Erwin Abdullah, ayah sekaligus pelatih Rahmat. Erwin menyebut inisiasi KONI Sulsel bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Sulsel) untuk memfasilitasi keperluannya bersama sang anak sudah terlambat.
"Terlambat. Teriakan kami ini sejak tahun 2020. Tidak ada alasan untuk menahan kami. Kami sudah terlanjur sakit. Kebohongan demi kebohongan sudah kami dapatkan selama ini," ujar Erwin Abdullah kepada detikSulsel, Jumat (9/2/2024).
Erwin mengatakan persoalan ini bukan hanya sekedar pemberian bonus oleh Pemprov Sulsel kepada dirinya dan Rahmat. Melainkan apresiasi berupa pembinaan pelatihan untuk mengasah lebih dalam bakat putranya.
"Sekali lagi, yang saya ributkan itu adalah masalah perhatian dalam bentuk apresiasi pembinaan. Bukan tentang apresiasi bonus," ungkapnya.
Dia menuturkan hingga saat ini pemerintah daerah, baik Pemkot Makassar dan Pemprov Sulsel sama sekali tak pernah memenuhi insentif pembinaan yang dibutuhkannya. Termasuk sarana dan prasarana untuk berlatih hingga jaminan sosial di masa mendatang.
"Yang pastinya alasan pengunduran diri kami adalah bahwasanya Makassar dan Sulawesi Selatan tidak memberikan intensif pembinaan kepada kami. Baik kebutuhan berupa perlengkapan berlatih, pemenuhan nutrisi tambahan, jaminan kesehatan, serta tempat berlatih yang layak," jelasnya.
Erwin bahkan mengaku harus mengeluarkan biaya pribadi untuk memenuhi kebutuhannya itu. Hal itu dilakukan agar Rahmat dapat tetap mengasah bakatnya dan menguji kemampuannya di ajang kejuaraan nasional hingga internasional.
"Setiap selesai event besar kami ikuti dan kembali ke Makassar. Kami berlatihnya di gym. Saat kami ke gym untuk berlatih, maka kami harus merogoh kocek pribadi untuk membayar dan bisa berlatih," bebernya.
Di satu sisi, dia kembali mengungkit soal bonus yang diberikan oleh Pemprov Sulsel saat Rahmat berhasil membawa nama baik Sulsel usai meraih juara. Hanya saja, kata Erwin, Pemprov Sulsel justru abai kala Rahmat berhasil memecahkan rekor Asia hingga dunia di bidang olahraga angkat besi ini.
"Kalo masalah tidak diapresiasinya beberapa prestasi dan pemecahan rekor dunia di setiap pertandingan, itu kami sudah ikhlaskan. Perlu diketahui Pemprov Sulsel di saat mengadakan (kejuaraan) Porprov, pemecah rekor selalu ada rewardnya. Tapi kami yang rekor dunia dan Asia justru tidak ada artinya bagi mereka," tandasnya.
Simak pernyataan KONI Sulsel di halaman selanjutnya...
(ata/ata)