Sejarah Nasu Palekko, Olahan Bebek Asal Sidrap yang Dikenalkan di Pinrang

Sejarah Nasu Palekko, Olahan Bebek Asal Sidrap yang Dikenalkan di Pinrang

Urwatul Wutsqaa - detikSulsel
Minggu, 25 Sep 2022 18:16 WIB
Nasu Palekko atau Bebek Palekko khas Ajatappareng
Palekko (Foto: Hasrul Nawir)
Makassar -

Nasu Palekko merupakan olahan daging itik atau bebek yang menjadi salah satu kuliner khas Sulawesi Selatan (Sulsel). Masakan yang disebut berasal dari Kabupaten Sidrap, namun dipopulerkan di Pinrang.

Asal usul makanan nasu palekko masih jadi perdebatan. Penamaan nama nasu palekko juga ada memunculkan dua versi dengan interpretasi berbeda.

Budayawan Bugis-Makassar dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr. Firman Saleh menjelaskan, salah satu versi menyebutkan nasu palekko berasal dari kata 'likku' atau lengkuas yang merupakan salah satu rempah yang digunakan untuk membuat nasu palekko.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Palekko itu berasal dari kata 'likku' (artinya) itu lengkuas, nasu artinya masakan. Kalau dilihat dari kosa kata nasu palekko itu, ya itu tadi, masakan yang terdiri dari ada lengkuasnya," kata Firman kepada detikSulsel saat dihubungi, Minggu (25/9/2022).

Sementara itu, ada versi lain yang menyebutkan bahwa dinamai palekko karena menu ini dibuat di wajan yang dalam bahasa Bugis disebut 'panguttu'. Sementara kata 'lekko' dalam bahasa Bugis memiliki arti 'dipatahkan'.

ADVERTISEMENT

"Ada juga persepsi begini, palekko itu dinamakan palekko karena dibuat di wajan. Wajan itu dalam bahasa Bugis disebut 'panguttu', 'pa' nya itu 'panguttu', 'lekko' itu artinya dipatahkan. Makanya, kalau nasu palekko itu potongannya kecil-kecil. Jadi, masakan bebek yang dipotong kecil-kecil dan dimasak di wajan atau 'panguttu'," jelasnya.

Firman menjelaskan, kuliner ini merupakan makanan khas yang berasal dari Kabupaten Sidrap, namun beberapa sumber menyebutnya berasal dari Kabupaten Pinrang. Perdebatan mengenai asal usul palekko ini masih menjadi perbincangan di kalangan masyarakat.

Simak halaman selanjutnya, perdebatan mengenai asal usul palekko...

Jika menilik dari sejarahnya, nasu palekko atau yang biasa disebut Palekko memang pertama kali dikenalkan di Pinrang oleh seorang peternak asal Sidrap yang kala itu beternak di wilayah Pinrang. Konon, masyarakat Sidrap memang memiliki kebiasaan berpindah-pindah saat beternak bebek hingga ke Pinrang yang secara geografis berbatasan langsung dengan Sidrap.

"Jadi nasu palekko itu aslinya dibawa oleh para peternak bebek atau para peternak itik yang berasal dari Sidrap. Cuman, dia beternak di Kabupaten Pinrang. Jadi orang Sidrap, karena mereka ini kan pindah-pindah, di mana ada lahan atau sawah yang sudah dipanen, dia pindah ke situ lagi," kata Firman.

Para peternak itik dari Sidrap yang menggunakan sawah masyarakat Pinrang kemudian menyajikan palekko kepada pemilik sawah sebagai ucapan terima kasih. Firman menyebut, peternak Sidrap yang pertama kali membuat menu palekko dan menyajikannya kepada masyarakat Pinrang merupakan seorang laki-laki.

"Nah, kenapa dianggap di Pinrang (asalnya), karena di Pinrang mulai diperkenalkan. Peternak bebek itu, kalau ada pemilik lahan atau pemilik sawah dia tempati beternak, biasanya dia merasa berutang budi. Sehingga sering kali dia kasih telur, sering-sering dia kasih bebek. Tapi kalau setiap tempat dia kasih bebek, itu kan kalau satu atau dua kelihatan sedikit, makanya dia buat masakan. Jadi untuk kelihatan banyak, dia buat masakan," jelas Firman.

"Dan dia sendiri yang masak, laki-laki itu sebenarnya aslinya pembuat palekko, bukan perempuan," sambungnya.

Namun, Firman mengatakan hingga kini belum diketahui pasti, siapa sosok peternak laki-laki yang pertama kali membuat palekko tersebut.

"Kalau namanya itu belum ada, belum ada yang tahu, dan belum ada yang berani untuk mengatakan bahwa siapa yang duluan," jelasnya.

Selanjutnya, nasu palekko mulanya memakai bumbu sederhana...

Mulanya Memakai Bumbu Sederhana

Firman menjelaskan, pada mulanya, palekko merupakan olahan daging itik yang dibuat dengan bumbu yang sangat sederhana. Bahkan, palekko ini dibuat oleh peternak di sawah menggunakan air parit.

"Kan dulu kalau di sawah kan, ya pastinya sangat sederhana, yang secukupnya. Yang penting ada garam, ada lengkuas, ada asam, ada kunyit, sama sereh. Iya (dibuat di sawah)," ujarnya.

"Kalau aslinya itu, mereka menggunakan air parit. Nah itu katanya lebih enak, dan saya pernah mencoba," imbuhnya.

Sejak palekko disajikan oleh para peternak Sidrap, palekko pun menjadi populer dan banyak disukai oleh masyarakat Pinrang. Hingga akhirnya, mulai didirikan rumah makan yang khusus menyajikan kuliner khas Sidrap tersebut.

"Karena diminati, sehingga itu dijadikan sebagai hidangan makanan di rumah makan. Yang lebih dulu itu di Pinrang, di Pinrang yang membuat itu. Rumah makan yang awalnya mengembangkan nasu palekko itu di Pinrang," kata Firman.

Palekko yang awalnya menggunakan bumbu yang sederhana kemudian mengalami penyesuaian. Di rumah-rumah makan, bumbu yang digunakan untuk membuat palekko semakin banyak.

"Kalau kita makan di tepi sawah, yang dimasak langsung oleh para peternak ini yang aslinya itu, dia sesederhana itu. Tapi kalau kita di warung, sudah tidak (sederhana), rempahnya sudah banyak. Sudah dicampur bawang, sudah ada lengkuas, ada sereh, ada lomboknya, ada kemirinya, pokoknya lengkap," jelas Firman.

Firman menyebutkan, palekko mulai dikenal masyarakat sejak tahun 2005. Di tahun itu, masyarakat mulai banyak membicarakan palekko, hingga saling mengajak untuk mencicipi kuliner tersebut.

"Kalau dari pertama kali munculnya itu 2005. Sayang ingat betul 2005 itu awal booming-nya ini warung palekko. Mungkin 2003/2004 itu berdiri (warung palekko pertama), tapi booming-nya, maksudnya digemari atau diminati oleh masyarakat itu nanti di itu 2005 karena dia baru pertama kali muncul," ujarnya.

Namun, Firman menyebut, kuliner palekko sebenarnya sudah lebih dulu ada di Sidrap beberapa tahun sebelumnya. Hanya saja, baru mulai dikenal oleh banyak masyarakat beberapa tahun kemudian.

"Mungkin sudah pernah ada di tahun 1990 sekian, tapi itu baru dikenalkan nanti di tahun 2000-an, artinya dia sudah di abad21," jelasnya.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Oknum Dosen Unisan Sidrap Dipolisikan atas Dugaan Pemerkosaan"
[Gambas:Video 20detik]
(urw/sar)

Hide Ads