Kelompok Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba menjadi sorotan karena diduga terlibat dalam kasus penculikan balita asal Makassar, Bilqis (4). Usut punya usut, mereka ternyata diperdaya oleh pelaku penculikan.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Devi Sujana mengatakan kelompok SAD diperdaya pelaku dengan modus surat palsu. Pelaku berinisial MA mengaku sebagai orang tua Bilqis dan menyerahkan anaknya untuk diadopsi.
"Karena yang dari sana (Suku Anak Dalam) itu, penerima itu, mereka mengira yang menjual dari sini itu adalah orang tua kandungnya. Jadi, MA ini membuat surat pernyataan yang seolah dari orang tua kandungnya, kalau dia tidak sanggup untuk memelihara anaknya sehingga diserahkan," terang Devi kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Senin (10/11).
Dirangkum detikSulsel, Sabtu (15/11/2025), berikut 6 fakta Suku Anak Dalam di kasus penculikan Bilqis.
1. Polisi Negosiasi 2 Malam
Kasubnit 2 Jatanras Polrestabes Makassar Ipda Supriadi Gaffar mengungkapka bahwa negosiasi dengan Suku Anak Dalam berlangsung alot. Komunitas tersebut menolak melepaskan Bilqis karena sudah memiliki kedekatan emosional.
"Sangat alot karena mereka itu bertahan. Karena katanya itu anak sudah dianggap sebagai anaknya sendiri," katanya.
Menurut Supriadi, Suku Anak Dalam memang dikenal sering merawat anak-anak dari luar komunitasnya. Tindakan itu untuk memperbaiki keturunan dan memperluas ikatan sosial.
"Memang sih mereka itu merawat anak-anak yang diadopsi di dalam. Karena keterangannya mereka hanya ingin memperbaiki keturunan," lanjutnya.
Supriadi menambahkan momen pengambilan Bilqis berlangsung haru karena suku anak dalam menangis saat perpisahan. Bilqis bahkan sempat menolak dibawa karena sudah merasa nyaman tinggal di sana.
"Karena memang hubungan emosional sudah terjalin antara mereka. Jadi, waktu kami mau mengambil adik Bilqis itu, adik Bilqis sempat meronta karena menganggap itu bapaknya. Saking dekatnya," bebernya.
Simak Video "Video: Teka-teki Kacab Bank Diculik hingga Jasad Ditemukan di Bekasi"
(asm/asm)