6 Fakta Suku Anak Dalam di Kasus Penculikan Bilqis di Makassar

6 Fakta Suku Anak Dalam di Kasus Penculikan Bilqis di Makassar

Tim detikcom - detikSulsel
Sabtu, 15 Nov 2025 08:00 WIB
Suasana ketika tiga tumenggung, staf Dinsos, dan pihak kepolisian, berupaya melakukan penyelamatan Bilqis
Suasana ketika tiga tumenggung, staf Dinsos, dan pihak kepolisian, berupaya melakukan penyelamatan Bilqis.Foto: (Foto: Istimewa)
Makassar -

Kelompok Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba menjadi sorotan karena diduga terlibat dalam kasus penculikan balita asal Makassar, Bilqis (4). Usut punya usut, mereka ternyata diperdaya oleh pelaku penculikan.

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Devi Sujana mengatakan kelompok SAD diperdaya pelaku dengan modus surat palsu. Pelaku berinisial MA mengaku sebagai orang tua Bilqis dan menyerahkan anaknya untuk diadopsi.

"Karena yang dari sana (Suku Anak Dalam) itu, penerima itu, mereka mengira yang menjual dari sini itu adalah orang tua kandungnya. Jadi, MA ini membuat surat pernyataan yang seolah dari orang tua kandungnya, kalau dia tidak sanggup untuk memelihara anaknya sehingga diserahkan," terang Devi kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Senin (10/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum detikSulsel, Sabtu (15/11/2025), berikut 6 fakta Suku Anak Dalam di kasus penculikan Bilqis.

1. Polisi Negosiasi 2 Malam

Kasubnit 2 Jatanras Polrestabes Makassar Ipda Supriadi Gaffar mengungkapka bahwa negosiasi dengan Suku Anak Dalam berlangsung alot. Komunitas tersebut menolak melepaskan Bilqis karena sudah memiliki kedekatan emosional.

ADVERTISEMENT

"Sangat alot karena mereka itu bertahan. Karena katanya itu anak sudah dianggap sebagai anaknya sendiri," katanya.

Menurut Supriadi, Suku Anak Dalam memang dikenal sering merawat anak-anak dari luar komunitasnya. Tindakan itu untuk memperbaiki keturunan dan memperluas ikatan sosial.

"Memang sih mereka itu merawat anak-anak yang diadopsi di dalam. Karena keterangannya mereka hanya ingin memperbaiki keturunan," lanjutnya.

Supriadi menambahkan momen pengambilan Bilqis berlangsung haru karena suku anak dalam menangis saat perpisahan. Bilqis bahkan sempat menolak dibawa karena sudah merasa nyaman tinggal di sana.

"Karena memang hubungan emosional sudah terjalin antara mereka. Jadi, waktu kami mau mengambil adik Bilqis itu, adik Bilqis sempat meronta karena menganggap itu bapaknya. Saking dekatnya," bebernya.

2. Tipu Muslihat Pelaku Penculikan

Pimpinan SAD, Mata Tumenggung Joni mengungkap fakta sebenarnya di balik kasus penculikan Bilqis. Menurutnya, SAD justru berniat baik menolong Bilqis dari sindikat penculikan.

"Niatnyo menolong dan kasihan dengan anak itu," kata Tumenggung Joni, dilansir detikSumbagsel, Kamis (13/11).

Dia menuturkan, Selasa (4/11), pasangan Begendang dan Nerikai, dari kelompok Tumenggung Sikar, didatangi seorang perempuan bernama Merry Ana (42). Kedatangan Mery, meminta Bilqis balita diasuh oleh komunitas adat itu.

"Anak ini anak terlantar tidak diurus, karena anak ini dari keluargo tidak mampu," ujar Joni menirukan ucapan yang disampaikan pelaku kepada Begendang.

Tumenggung Joni menuturkan bahwa ketika Bilqis diantar, dua pelaku membawa secarik kertas pernyataan. Kertas itu disebutkan bahwa kedua orang tua Bilqis meminta anaknya itu dirawat. Tapi ternyata kertas itu hanyalah tipu muslihat untuk mengelabui Orang Rimba.

"Kami anak dalam ini kan tidak bisa baca, jadi percayo bae," kata Joni.

3. Pelaku Minta Uang Rp 80 Juta

Begendang dan istrinya merasa iba dan mengiyakan untuk merawat balita asal Makassar itu. Namun, pelaku meminta uang pengganti karena telah merawat Bilqis senilai Rp 85 juta.

"Jadi kami la lamo ngurus Bilqis ini, kalo bapak niat ngurus inikami la banyak habis mengurusnyo. Kami jugo la berat jugo, daripado terlantar kalo ado yang mau ngurus biaya kami la habis Rp 85 juta, kato orang yang datang ke kelompok Pak Sikar," kata Jon, sapaan akrabnya.

Uang Rp 85 juta dikumpul secara kolektif dari kelompok Tumenggung Sikar. Uang itu merupakan hasil yang dikumpulkan dari berkebun, dan pekerjaan lainnya.

"Uangnyo itu dari orang rombong Pak Sikar lah," ucap Jon.

4. Suku Anak Dalam Tahu Bilqis Korban Penculikan

Belakangan, kabar Bilqis merupakan korban penculikan diketahui Tumenggung Joni dari informasi aparat kepolisian Merangin dan Dinas Sosial Merangin, Jumat (7/11). Tumenggung Joni ketika itu dipercayai menjadi mediator atau pintu masuk aparat ke Orang Rimba.

Tumenggung Joni menyampaikan hal itu kepada Tumenggung Sikar, karena Begendang dan Nerikai berasal dari kelompoknya. Nerikai juga merupakan anak sulung dari Tumenggung Sikar.

Tumenggung Joni kemudian bertemu dengan Tumenggung Sikar bersama aparat melakukan pencarian Begendang. Kabar itu membuatnya Sikar terkejut dan membantu mencari anaknya yang berada bersama Bilqis.

"Sayo tekejut la, jadi korban ditipu jugo," kata Tumenggung Sikar, terpisah saat ditemui.

5. Bilqis Ditemukan Sudah Akrab dengan Suku Anak Dalam

Misi pencarian Bilqis di kawasan Orang Rimba kemudian dimulai. Tiga tumenggung turun langsung melakukan pencarian, yakni, Joni, Sikar, dan Roni. Mereka kemudian mendatangi sudung tempat tinggal Begendang yang berada di Tanjung Lamin.

"Tempatnyo di Tanjung Lamin, cuma ditemukan tendanyo. Balik lagi kami, nyampe rumah, balek lagi, dak ado lagi, kami imbau-imbau dak ado," kata Sikar.

Begendang dan Nerikai termasuk Bilqis, rupanya diajak Beranjak, aktivitas Orang Rimba yang berpindah-pindah sudung atau tempat tingalnya. Pencarian pada hari pertama Jumat tak membuahkan hasil sampai Sabtu (8/11) dini hari.

Hari kedua, pencarian dilakukan kembali. Tumenggung Sikar mendapat kabar bahwa Begendang berada di kawasan Bukit Suban, yang sudah masuk wilayah penyangga Taman Nasional Bukit Duabelas, Kabupaten Sarolangun.

Mengetahui keberadaan itu pada Sabtu sore, Tumenggung Joni, Tumenggung Sikar, Tumenggung Roni, dan Nurul Anggraini pekerja sosial dari Dinas Sosial Merangin, pergi menuju keberadaan Begendang. Sementara itu, aparat kepolisian menunggu di rumah Tumenggung Sikar.

Sampai di lokasi, tiga tumenggung dan Nurul, menemukan Bilqis yang sudah akrab dengan orang tua angkatnya itu. Sementara Nurul merayu agar Bilqis mau diajak untuk kembali ke orang tua aslinya.

6. Bagendang Sempat Minta Uangnya Dikembalikan

Dalam prosesnya, Begendang meminta uangnya Rp85 juta yang telah diserahkan ke pelaku dikembalikan karena merasa ditipu. Bagi Orang Rimba, perbuatan Mery telah melaggar hukum adat, sehingga harus dihukum melalui adat Orang Rimba.

"Harusnyo dio (pelaku) diserahkan ke kami dihukum adat. Kalo ngikut pemerintah, kalau hukum kepolisian, dia ini harus di balik ke Makassar," tambah Tumenggung Joni.

Selanjutnya, polisi kembali menginterogasi Mery yang sudah diamankan bersama AS (37). Di sana, mereka hanya memiliki mobil Pajero Sport, sebagai jaminan.

Mobil tersebut digadaikan kepada Tumenggung Joni, yang membantu agar pelaku dapat mengembalikan uang tersebut kepada Begendang.

"Apolah yang biso dijaminkan, satu-satunya mobil. Mobil itu taruklah di tempat sayo, sebagai jaminan duit sayo, yang penting Bilqis ini cepat pulang," ucap Joni.

Halaman 4 dari 5


Simak Video "Video: Teka-teki Kacab Bank Diculik hingga Jasad Ditemukan di Bekasi"
[Gambas:Video 20detik]
(asm/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads