Pimpinan Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba mengaku justru menyelamatkan Bilqis, balita asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dari sindikat penculikan. SAD memutuskan merawat Bilqis dengan tebusan Rp 80 juta setelah ditipu sindikat penculikan anak.
"Niatnyo menolong dan kasihan dengan anak itu," kata Mata Tumenggung (sebutan pimpinan SAD) Joni, dilansir detikSumbagsel, Kamis (13/11/2025).
Joni menuturkan, anak tersebut diterima dan dirawat oleh pasangan Begendang dan Nerikai dari kelompok Tumenggung Sikar setelah didatangi wanita bernama Merry Ana (42). Saat itu, wanita tersebut menyampaikan jika Bilqis adalah anak telantar dan tidak punya keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak ini anak terlantar tidak diurus, karena anak ini dari keluargo tidak mampu," ujar Joni menirukan ucapan yang disampaikan pelaku kepada Begendang.
Dia mengungkapkan, wanita tersebut juga membawa secarik kertas pernyataan ketika membawa Bilqis. Dalam kertas tersebut terdapat pesan seolah orang tua Bilqis menitipkan anaknya untuk dirawat.
"Kami anak dalam ini kan tidak bisa baca, jadi percayo bae," kata Joni.
Begendang dan istrinya lantas merasa iba dan mengiyakan untuk merawat Bilqis. Namun, di samping itu pelaku Merry meminta uang pengganti karena telah merawat Bilqis senilai Rp 85 juta.
"Jadi kami la lamo ngurus Bilqis ini, kalo bapak niat ngurus inikami la banyak habis mengurusnyo. Kami jugo la berat jugo, daripado terlantar kalo ado yang mau ngurus biaya kami la habis Rp 85 juta, kato orang yang datang ke kelompok Pak Sikar," kata Jon, sapaan akrabnya.
Uang Rp 85 juta dikumpul secara kolektif dari kelompok Tumenggung Sikar. Uang itu merupakan hasil yang dikumpulkan dari berkebun, dan pekerjaan lainnya.
"Uangnyo itu dari orang rombong Pak Sikar lah," ucap Jon.
(asm/hsr)











































