Gerombolan anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) membunuh seorang guru di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Aksi brutal KKB tersebut turut mengakibatkan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) mengalami luka-luka.
Aksi brutal KKB atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu terjadi di Distrik Anggruk, Yahukimo pada Jumat (21/3) sekitar pukul 17.00 WIT. Para pelaku diduga melakukan penyerangan setelah permintaan uangnya ditolak oleh tenaga pengajar yang bertugas di wilayah tersebut.
"Ini adalah tindakan biadab dan sangat keji. Para guru dan tenaga medis itu bukan militer, mereka adalah pendidik yang mengabdikan diri untuk anak-anak Papua," kata Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz-2025, Brigjen Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Minggu (23/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum detikcom, Selasa (26/3), berikut fakta-fakta KKB membunuh guru usai membakar dan merusak fasilitas pendidikan di Yahukimo:
1. 8 Guru dan Nakes Jadi Korban KKB
Sebanyak 8 guru dan nakes dilaporkan menjadi korban akibat aksi KKB tersebut. Guru bernama Rosalia Rerek Sogen meninggal, sedangkan 7 guru dan nakes lainnya luka-luka akibat dianiaya.
"Satu di antaranya, atas nama Rosalia Rerek Sogen, meninggal dunia, sementara empat mengalami luka ringan dan tiga lainnya luka berat," ungkap Faizal.
Faizal mengatakan korban meninggal dunia dengan sejumlah luka parah di tubuhnya. Dari hasil identifikasi, ditemukan luka robek di leher, luka tusuk di pinggang, dan patah tulang terbuka di tangan.
"Sementara itu, tujuh korban lainnya mengalami luka berat dan ringan akibat penganiayaan menggunakan senjata tajam," tuturnya.
2. Rumah Guru Dibakar-Sekolah Dirusak
Satgas Damai Cartenz telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Senin (24/3). Dari hasil olah TKP diketahui pelaku yang melakukan penyerangan berjumlah sekitar 15 orang.
"Kelompok pelaku yang berjumlah sekitar 15 orang menyerang guru-guru honorer menggunakan senjata tajam, membakar dua unit rumah dinas guru, merusak tujuh ruang kelas sekolah, serta menganiaya dan membunuh seorang guru," jelas Faizal dalam keterangannya, Senin (24/3).
Faizal mengatakan para pelaku melakukan penyerangan selama dua hari berturut-turut, yakni Jumat (21/3) dan Sabtu (22/3). Aparat turut mengumpulkan barang bukti berupa serpihan kaca, bilah parang dan pisau terbakar, serta sampel material bangunan yang hangus.
"Olah tempat kejadian perkara dilaksanakan untuk membuat terang suatu peristiwa pidana sebagai bagian dari Scientific Crime Investigation, sehingga kami dapat mengumpulkan barang bukti, keterangan saksi di lapangan, untuk dapat mengetahui bagaimana peristiwanya dan siapa pelaku," jelas Faizal.
3. 8 Guru-Nakes Korban KKB Dievakuasi
Sebanyak 8 guru dan nakes yang menjadi korban KKB, baik yang meninggal dunia maupun yang mengalami luka-luka telah dievakuasi ke Jayapura. Korban luka kemudian dirujuk ke RSAD Marthen Indey Kota Jayapura.
Evakuasi melibatkan gabungan TNI di bawah Kogabwilhan, dan Polri di bawah Satgas Operasi Damai Cartenz 2025, juga Polda Papua. Evakuasi dilakukan melalui udara ini pada Minggu (23/3).
Faizal menegaskan kekejaman yang dilakukan KKB merupakan upaya menciptakan ketakutan dan menghambat pembangunan, terutama di sektor pendidikan. Pihaknya memastikan memburu para pelaku penyerangan.
"Tindakan kekerasan ini tidak akan menyurutkan komitmen negara dalam memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat Papua, justru menjadi bukti bahwa kekejaman yang dilakukan KKB semakin nyata," jelas Faizal.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...