Kelakuan Biadab KKB Bakar SD di Yahukimo hingga 10 Guru-Nakes Jadi Korban

Papua Pegunungan

Kelakuan Biadab KKB Bakar SD di Yahukimo hingga 10 Guru-Nakes Jadi Korban

Paulus Pulo - detikSulsel
Senin, 24 Mar 2025 06:30 WIB
TNI mengevakuasi korban tewas akibat serangan OPM di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Foto: TNI mengevakuasi korban tewas akibat serangan OPM di Yahukimo, Papua Pegunungan. (dok. Istimewa)
Yahukimo -

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang hingga membakar satu gedung sekolah dasar (SD) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Aksi biadab KKB juga membuat 10 orang dari guru, tenaga kesehatan (nakes) dan warga menjadi korban.

Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhani mengatakan, penyerangan brutal gerombolan anggota KKB di Distrik Anggruk terjadi pada Jumat (21/3). Satu orang guru diduga dianiaya oleh KKB hingga meninggal dunia.

"Dalam serangan tak berperikemanusiaan tersebut, 10 guru dan tenaga medis menjadi korban. Satu di antaranya atas nama Rosalina Rerek Sogen meninggal dunia," ungkap Faizal dalam keterangannya, Minggu (23/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam laporannya, 4 orang mengalami luka ringan, 3 lainnya luka berat serta 2 orang korban lainnya dalam kondisi aman. Para korban merupakan tenaga pendidik yang bertugas memberikan layanan pendidikan di pedalaman Papua.

"Ini adalah tindakan biadab dan sangat keji. Para guru dan tenaga medis itu bukan militer, mereka adalah pendidik yang mengabdikan diri untuk anak-anak Papua," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Faizal belum merinci kronologi penyerangan tersebut. Pihaknya juga masih menyelidiki penyebab korban meninggal dunia maupun mengalami luka-luka.

"Jika ingin tau korban luka apa, harus divisum dulu dan autopsi jenazah untuk mengetahui secara pasti penyebab luka dan kematiannya. Kami belum bisa wawancarai korban karena masih trauma," ucap Faizal.

Faizal melanjutkan 8 guru dan nakes, baik yang mengalami luka maupun meninggal dievakuasi ke Jayapura dan dirawat di RSAD Marthen Indey. Para korban dievakuasi melalui jalur udara atas kerja sama aparat TNI dan Polri.

"Proses evakuasi berhasil dilakukan meskipun terkendala medan yang sulit dan hanya dapat diakses melalui transportasi udara ke Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo. Namun, seluruh korban berhasil dievakuasi dengan lancar ke Jayapura," jelasnya.

Namun dua korban lainnya tidak dievakuasi. Kedua korban masing-masing guru dan warga yang bekerja sebagai petani.

"Sementara 2 korban lainnya, dalam kondisi aman dan tidak dievakuasi karena merupakan warga asli Yahukimo dan atas permintaan sendiri," beber Faizal.

Dia menambahkan, kekejaman yang dilakukan KKB merupakan upaya menciptakan ketakutan dan menghambat pembangunan, terutama di sektor pendidikan. Pihaknya memastikan menjaga keamanan di lokasi.

"Tindakan kekerasan ini tidak akan menyurutkan komitmen negara dalam memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat Papua, justru menjadi bukti bahwa kekejaman yang dilakukan KKB semakin nyata," jelasnya.

Sementara itu, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, Kombes Yusuf Sutejo mengimbau masyarakat agar tidak terpancing oleh propaganda dan provokasi KKB. Aparat akan terus meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah rawan.

"Situasi di Distrik Anggruk berangsur terkendali dan bantuan kemanusiaan mulai disalurkan bagi warga terdampak," ungkap Yusuf.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya....

Dansatgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III Letkol Inf Gustiawan memastikan proses evakuasi berjalan lancar. Jasad guru yang menjadi korban KKB atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) diterbangkan melalui Bandara Dekai.

"Evakuasi dilakukan dengan pengamanan ketat mengingat kondisi di Distrik Anggruk masih sangat rawan. Tim kami harus menghadapi medan berat dan potensi gangguan dari kelompok bersenjata," tegas Gustiawan dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto menegaskan komitmennya dalam mendukung proses evakuasi. Satgas Habema dikerahkan untuk menjamin keamanan masyarakat di wilayah tersebut.

"Satgas Habema hadir sebagai bagian dari upaya negara dalam memastikan setiap warga negara, termasuk tenaga pendidik, dapat hidup dan bekerja dengan aman," ujar Lucky.

Lucky mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Dia meminta warga segera melaporkan aktivitas mencurigakan demi menjaga keamanan bersama.

"Hingga saat ini, aparat masih melakukan pencarian terhadap pelaku dan meningkatkan patroli di wilayah rawan guna mencegah kejadian serupa terulang," jelasnya.

Aksi brutal OPM membuat guru, nakes dan warga sipil dari enam distrik diungsikan menggunakan pesawat pada Sabtu (22/3). Mereka yang dievakuasi berasal dari Distrik Heriyapini, Kosarek, Ubalihi, Nisikni, Walma dan Kabiyanggama.

"Berjumlah 58 orang (nakes dan guru), 4 anak-anak dan 1 warga sipil melalui bandara Wamena," imbuh Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan dalam keterangannya.


Hide Ads