Bupati Yahukimo Syok KKB Bunuh Guru hingga Lukai 7 Orang Termasuk Nakes

Papua Pegunungan

Bupati Yahukimo Syok KKB Bunuh Guru hingga Lukai 7 Orang Termasuk Nakes

Paulus Pulo - detikSulsel
Senin, 24 Mar 2025 12:30 WIB
Bupati Yahukimo Didimus Yahuli memberikan keterangan terkait penyerangan di Distrik Anggruk.
Foto: Bupati Yahukimo Didimus Yahuli memberikan keterangan terkait penyerangan di Distrik Anggruk. (dok. Istimewa)
Yahukimo -

Bupati Yahukimo Didimus Yahuli mengaku syok atas ulah kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang membunuh seorang guru di Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan. Serangan KKB turut melukai 7 orang lainnya termasuk di antaranya tenaga nakes (nakes).

"Kami biasa merasakan keamanan dan ketenangan. Namun, kali ini kami semua, termasuk pemerintah, masyarakat, dan gereja, terkejut dan syok atas kejadian ini. Kami merasa hal ini seharusnya tidak terjadi di daerah terpencil seperti ini," tegas Yahuli dalam keterangannya dikutip, Senin (24/3/2025).

Yahuli mengatakan serangan KKB tidak hanya mengakibatkan satu guru meninggal. Dia mencatat ada 3 orang lain mengalami luka berat, 4 luka ringan, dan 3 orang lainnya selamat. Dia menegaskan kabar ada 6 hingga 7 korban meninggal, tidak benar setelah dilakukan verifikasi di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami turut berduka cita atas kepergian tenaga guru yang meninggal dunia. Semoga jasa, pengabdian, dan pelayanannya diterima di sisi Tuhan. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan," tambahnya.

Dia menuturkan seluruh korban luka dan meninggal sudah dievakuasi ke Jayapura dengan pengawalan aparat TNI dan Polri pada Minggu (23/3). Korban luka dievakuasi ke Jayapura karena fasilitas kesehatan di Yahukimo masih terbatas.

ADVERTISEMENT

"Kami mengerahkan seluruh kekuatan, termasuk tiga helikopter TNI dan lima pesawat sipil, untuk mengevakuasi korban dari Anggruk ke Jayapura. Wakil Bupati juga langsung turun ke lokasi," ujar Yahuli.

Di satu sisi, Yahuli turut membantah isu status guru dan nakes yang bertugas di Distrik Anggruk bukan tenaga baru. Dia menegaskan guru dan nakes yang berada di wilayah itu direkrut melalui proses terbuka sejak 2021.

"Kami selalu menyampaikan di berbagai forum bahwa persyaratan rekrutmen adalah wajib beragama Kristen, percaya pada Yesus sebagai Tuhan, telah dibaptis, dan bersedia menjadi guru misionaris" tuturnya.

"Proses verifikasi berlangsung selama 30 hari di Jayapura, memastikan latar belakang pendidikan S1 atau S2 di bidang pendidikan atau disiplin lain yang ingin mengajar," sambung Yahuli.

Dia juga membantah tudingan bahwa guru dan nakes tersebut berasal dari TNI dan Polri. Dia kembali menegaskan rekrutmen nakes dan guru dilakukan sesuai prosedur dan ada penandatanganan perjanjian kerja sama yang dikawal pendeta.

"Jika ada yang mengatakan mereka anggota TNI/Polri dan memiliki bukti, silakan tunjukkan kepada saya. Kalau benar, saya siap mundur dari jabatan Bupati," tegasnya.

Dia menekankan Pemkab Yahukimo memiliki etika dan moral dalam memimpin serta tidak akan menyelundupkan hal-hal seperti yang dituduhkan. Yahuli mengatakan rekrutmen guru dan nakes di wilayah itu semata-mata demi generasi yang lebih baik.

"Rekrutmen ini terjadi sejak 2021. Kami ingin memastikan regenerasi guru yang siap menghadapi tantangan global. Kami tidak ingin masa depan daerah ini suram karena keterbatasan kemampuan membaca dan menulis. Ini adalah upaya kami mempersiapkan generasi yang lebih baik," tutup Bupati Yahuli.

Sebelumnya diberitakan, penyerangan brutal gerombolan anggota KKB di Distrik Anggruk terjadi pada Jumat (21/3). Satu gedung sekolah dan puskesmas turut dibakar para pelaku.




(sar/asm)

Hide Ads