Silih Berganti Laporan Penipuan Umrah Subsidi Cawalkot Palopo Putri Dakka

Silih Berganti Laporan Penipuan Umrah Subsidi Cawalkot Palopo Putri Dakka

Tim detikSulsel - detikSulsel
Minggu, 23 Mar 2025 09:00 WIB
Ketua NasDem Luwu Utara Putri Dakka.
Putri Dakka. Foto: (dok. Isntagram @putridakka)
Bulukumba -

Calon Wali Kota (Cawalkot) Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) Putri Dakka kembali dilaporkan ke polisi terkait dugaan penipuan umrah subsidi. Kasus serupa sebelumnya pernah dilaporkan jemaah namun berakhir damai.

Putri Dakka sempat dilaporkan oleh 19 warga ke Polres Palopo pada Desember 2024 lalu. Pelapor mengaku diimingi-imingi berangkat umrah dengan biaya murah yang dipromosikan Putri Dakka melalui media sosial.

Kasus ini kemudian dimediasi polisi dengan mempertemukan pihak pelapor dan terlapor di Polres Palopo pada Jumat (31/1/2025). Perkara dugaan penipuan dan penggelapan tersebut berakhir setelah penandatanganan surat pernyataan damai antara kedua belah pihak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu poin penting yang disepakati adalah Putri Dakka bersedia mengembalikan dana para pelapor. Syahrul menyebut total uang warga senilai Rp 303 juta dibagi masing-masing Rp 16 juta.

Putri Dakka Kembali Dipolisikan

Putri Dakka dilaporkan oleh calon jemaahnya dari Bulukumba, Salahuddin pada Selasa (18/3) lalu. Salahuddin melaporkan Putri Dakka ke SPKT Polda Sulsel dengan Laporan Polisi: STTLP/B/248/III/2025/SPKT/POLDA SULAWESI SELATAN.

ADVERTISEMENT

Salahuddin mengaku tergiur dengan program umrah subsidi yang ditawarkan Putri Dakka. Saat itu, dia melihat tayangan live Putri Dakka di media sosial yang mempromosikan umrah subsidi pada Agustus 2024.

"Pada saat itu Agustus 2024, Ibu Putri live di FB (Facebook) untuk program subsidi umrah. Awalnya saya belum berminat, setiap hari lihat dia live, ah tergiurlah paket subsidi itu," kata Salahuddin kepada detikSulsel, Sabtu (22/3/2025).

Dia kemudian mengirim uang sebanyak Rp 47.250.000 ke Putri Dakka pada 8 September 2024. Jumlah tersebut dibayar untuk tiga orang bersama keluarganya.

"Pada saat itu dijanji pemberangkatan 27 November, setelah dekat waktu dekat pemberangkatan tiba-tiba muncul di grup kalau diundur ke 9 Desember dari situ mundur lagi ke 30 Desember," jelasnya.

Salahuddin akhirnya mengajukan refund atau pengembalian dana. Saat itu, Putri Dakka menjanjikan pengembalian pada 30 Januari, namun tak kunjung dibayarkan.

"Saya sudah tidak sabaran, pada 19 Desember itu saya mulai mengajukan refund untuk pengembalian dana. Ibu Putri janji saya 30 Januari dibayar pengembalian dana. Dari situ sampai sekarang belum ada," imbuhnya.

"Adminnnya selalu janji setiap saya tagih, dia janji terus pekan depan, pekan depan, begitu saja seterusnya sampai akhirnya saya laporkan," tambahnya.

Meski sudah melapor ke polisi, dia berharap dananya masih bisa dikembalikan. Dia berjanji akan mencabut laporannya jika Putri Dakka menepati janjinya.

"Semoga secepatnya bisa diselesaikan pengembalian dananya. Iya, kalau dikembalikan saya cabut laporan. (Kalau tidak) Berarti dipenjarakan," jelasnya.

Salahuddin mengungkap ada puluhan calon jemaah Putri Dakka yang saat ini mengajukan refund. Bahkan beberapa di antaranya juga telah melapor ke Polda Sulsel.

"Waktu saya sampai di Polda itu, menurut piket jaga beberapa orang sudah laporkan, katanya baru-baru ada yang laporkan ini, entahlah siapa saja. (Yang minta pengembalian dana) Itu hari saya lihat livenya Ibu Putri dia bilang masih ada 27 orang yang minta refund," ujarnya.

Pembelaan Putri Dakka di halaman selanjutnya.

Pembelaan Putri Dakka

Terkait itu, Putri Dakka mengklaim program umrah subsidi tetap berjalan, meski kembali dilaporkan oleh jemaah. Dia mengatakan jemaah punya hak jika ingin melaporkan dirinya ke polisi.

"Sebenarnya begini, itukan hak semua orang melapor cuma pertanyaan saya cuma satu, pihak mana yang dirugikan?" kata Putri Dakka kepada detikSulsel, Sabtu (22/3).

Putri Dakka mengaku telah memberangkatkan ratusan jemaah yang ikut program umrah subsidi ini. Putri mengaku menggelontorkan dana miliaran dari kantong pribadinya.

"Di sini jemaah ku 147 orang sudah berangkat. Cuma kita konsepnya namanya sedekah, di Februari itu sekitar Rp 2,3 miliar yang memang saya sedekahkan. Jadi memang bertahap, (bulan) Syawal insyaallah pemberangkatan selesai haji, jemaah sisa yah," katanya.

Sementara itu, lanjut Putri, jemaah yang minta uangnya refund harus bersabar. Pasalnya, dana mereka sebelumnya telah diserahkan ke pihak travel.

"Mereka yang minta refund, yang tidak sabar, ada proses karena saya sudah melibatkan pihak ketiga. Saya sudah ada perjanjian dengan travel yang sudah siap pemberangkatan dan sudah dilakukan payment, mereka sudah beli tiket dan lain-lain," katanya.

Putri menjelaskan dana refund yang akan diterima jemaah bergantung pada pengembalian dari pihak travel. Apalagi tidak ada perjanjian soal refund saat jemaah mendaftar.

"Kalau orang mau minta refund begitu, tidak serta merta kita langsung refund-kan karena ada proses. Karena kenapa? Andaikan masih di kita (dananya) mungkin hari itu juga kita bisa (refund), cuma kita sudah melibatkan pihak ketiga," katanya.

"Karena di awal saat mereka mendaftar tidak ada itu perjanjian namanya mau pembatalan, mereka tidak paham, tapi kan saya tidak masalah, yang bersangkutan sudah hubungi saya juga," sambungnya.

Dia berjanji akan menuntaskan dana jemaah yang minta refund. Beberapa jemaah dijadwalkan dananya dikembalikan pekan depan.

"Ada beberapa orang di tanggal 26 Maret, bertahap," jelasnya.

Putri juga mengakui jumlah jemaah yang minta refund sebanyak 27 orang. Namun dia belum memastikan kapan pembayaran dana refund akan dirampungkan.

"Ada sekitar 20 orang, yah sekitar 27 orang artinya kan bertahap (refund) mereka. Kalau yang 27 orang kayaknya tidak semua di-acc karena sudah ada paket pemberangkatan yang sudah kami desain dengan salah satu travel jadi tidak semua, cuma ada beberapa," katanya.

Program umrah subsidi ini juga sudah dihentikan saat jemaah mulai ribut soal refund. Dia mengklaim saat ini tersisa sekitar 60 jemaah yang menunggu pemberangkatan.

"Tidak mau meka (tidak mau lagi) berhenti meka, saya lebih baik saya gratiskan daripada saya melaksanakan begini justru terjadi fitnah. Tidak ada mi, tertutup mi, tinggal mereka berangkat Syawal habis haji, selesai," katanya.

"Sedikit lagi, sisa 60-an lebih. November berangkat, Desember berangkat, Januari tidak seberapa mungkin 2-3 orang, terus Februari yang banyak 147 orang," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(asm/asm)

Hide Ads