Pria bernama Iskandar Basiru (37) di Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, nekat mengancam Kepala Desa (Kades) Cisadane, Ismail Amin menggunakan senjata tajam jenis sabit. Iskandar diduga emosi lantaran tanah yang diklmain miliknya dibanguni Posyandu Cisadane.
Peristiwa tersebut terjadi di Desa Cisadane, Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara pada Rabu (19/2) sekitar pukul 09.00 Wita. Polisi kemudian menangkap pelaku setelah menerima laporan dari korban.
"Motif pemicunya lahan karena merasa tanah yang dibangun posyandu adalah hak mereka (pelaku)," ujar Kasi Humas Polres Gorontalo Utara Iptu Mohamad Adha Tarib kepada detikcom, Sabtu (22/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adha mengatakan pelaku awalnya datang ke posyandu dan merusak sejumlah fasilitas. Selanjutnya, pelaku mengejar korban menggunakan sabit hingga ke jalanan.
"Pelaku datang ke kantor posyandu dengan mengancam dan mengejar korban kadesnya sampai di jalan. Kemudian pelaku juga merusak fasilitas posyandu dan mengeluarkan inventaris posyandu keluar gedung," terangnya.
Pelaku kini sudah ditahan di Polres Gorontalo sejak Jumat (21/2). Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 335 ayat 1 KUHP dengan ancaman penjara paling lama 1 tahun.
"Barang bukti sajam jenis sabit atau arit yang digunakan pelaku. Pelaku sudah ditahan selama 20 hari di Polres Gorontalo Utara," tutur Adha.
Kronologi Kades Diancam Sabit
Kades Ismail Amin membenarkan bahwa Iskandar Basiru merupakan warganya. Dia mengatakan peristiwa pengancaman itu terjadi saat ada kegiatan kerja bakti di desa.
"Iya, warga saya itu, dia melakukan pengancaman sampai bawa sabit atau arit diperlihatkan ke saya," kata Ismail kepada detikcom, Kamis (20/2).
Ismail menuturkan saat itu meminta warga yang kerja bakti untuk menurunkan kayu di depan posyandu. Saat mengatur kayu tersebut, pelaku tiba-tiba datang dan mengajaknya berkelahi.
"Kan sudah diturunkan kayu oleh orang yang saya suruh. Saya sementara mengatur kayu di dalam posyandu tiba-tiba ini ada warga muncul sambil bawa senjata tajam sabit atau arit," kata Ismail.
Pelaku langsung menunjuk Ismail sembari menyebut tanah di kawasan posyandu adalah tanah keluarganya. Ismail pun lari ke jalan raya setelah diajak berkelahi dan diancam menggunakan senjata tajam.
"Saya lari di jalan raya, saya menghindar dari situ tetap saya diikuti, diancam, ditantang berkelahi, didorong dengan tangan, dada, lutut dan topi saya dilempar," sambungnya.
Dalam video beredar, terlihat warga bersama kepala desa nyaris terlibat perkelahian di jalan raya. Tampak pria membawa senjata tajam jenis sabit hendak menyerang kepala desa.
(hsr/hsr)