Kronologi Bentrokan Oknum TNI-Warga di Sorong Berujung Pria Tewas Dianiaya

Kronologi Bentrokan Oknum TNI-Warga di Sorong Berujung Pria Tewas Dianiaya

Paulus Pulo - detikSulsel
Senin, 17 Feb 2025 14:00 WIB
Polisi memediasi warga yang memblokade jalan di Sorong imbas kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan oknum TNI.
Foto: Polisi memediasi warga yang memblokade jalan di Sorong imbas kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan oknum TNI. (Paulus/detikcom)
Sorong -

Oknum TNI dari Yonzipur 20/Pawbili Pelle Alang (PPA), Kota Sorong, Papua Barat Daya, diduga menganiaya pria bernama Abner Karet (23) hingga tewas. Penganiayaan itu dipicu oknum TNI dikeroyok lebih dulu lalu membalas dengan menganiaya korban bersama rekan seprofesinya.

Kapendam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Syawaludin Abuhasan mengatakan peristiwa pengeroyokan itu terjadi di Jalan Sorong-Klamono Km 17 pada Jumat (14/2) malam. Oknum TNI yang belum diketahui identitasnya itu mulanya datang ke rumah pacarnya.

"Anggota ini saling tatap dengan sekelompok warga di kompleks tersebut yang berlanjut pengeroyokan. Jadi dia dikeroyok duluan," ujar Syawaludin kepada detikcom, Senin (17/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pacar dan orang tua pacarnya juga turut menjadi sasaran sekelompok warga. Ketiganya terkena pukulan di sejumlah tubuhnya.

"Tidak hanya itu, si pacar dan orang tuanya juga kena pukul," bebernya.

ADVERTISEMENT

Oknum TNI itu pun tidak terima atas kejadian yang ia alami bersama pacar dan orang tua pacarnya. Dia lantas memanggil rekannya sesama anggota TNI ke lokasi kejadian.

"Tidak terima pacar dan orang tua ikut jadi sasaran pengeroyokan, anggota tersebut kemudian menghubungi rekan-rekan lainnya agar datang ke lokasi," ucapnya.

Tak lama berselang, kedua kubu pun terlibat bentrok. Belakangan diketahui bahwa ada satu orang bernama Abner Karet yang tewas setelah mendapat perawatan akibat terluka dalam insiden itu.

"Pada akhirnya terjadi keributan lagi antara kelompok anggota Yonzipur dengan warga tersebut. Peristiwa tersebut menimbulkan korban dari pihak warga itu tadi," imbuh Syawaluddin.

Sementara itu, Komandan Korem 181 Praja Vira Tama, Brigjen Totok Sutriono mengatakan peristiwa penganiayaan tersebut awalnya sudah diselesaikan dengan damai. Namun Abner Karet meninggal dunia pada Minggu (16/2) di RSUD sehingga memicu warga memblokade jalan.

"Ini anggota lagi pacaran awalnya. Namun untuk lebih jelas masih menunggu prosesnya. Tapi sebenarnya malamnya itu sudah perdamaian dia itu. Udah perdamaian namun korban ini meninggal," kata Totok.

Keluarga Korban Tuntut Denda Adat Rp 2 M

Dalam mediasi tersebut, keluarga korban meminta terduga pelaku dikenakan denda adat Rp 2 miliar. Selain itu pelaku juga diminta tetap diproses hukum.

Permintaan itu mengemuka dalam mediasi yang digelar di Polres Sorong pada Minggu (16/2) malam. Tuntutan denda adat tertuang dalam surat pernyataan yang ditandatangani pihak keluarga korban sebagai pihak pertama dan Batalyon Zeni Tempur/20 Pawbili Pelle Alang Sorong sebagai pihak kedua.

"Ada penuntutan dari pihak pertama terhadap pihak kedua Batalyon Zeni Tempur/20 Sorong dalam rangka penyelesaian masalah dugaan penganiayaan. Pihak kedua membayar uang denda sebesar Rp 2 miliar dan tetap diproses hukum," kata perwakilan keluarga korban, Nelwan Hara kepada detikcom, Senin (17/2).

Nelwan mengatakan kesepakatan itu sebagai dasar agar persoalan tersebut mendapat perhatian. Pihak keluarga juga mendesak agar terduga pelaku tetap diproses hukum.

"Pihak keluarga dan Batalyon Zeni Tempur/20 Sorong yang sebagai diduga melakukan tindak kekerasan sehingga menghilangkan nyawa masyarakat Abner Karet ada pernyataan bersama. Ini menjadi dasar sebagai jaminan untuk menjaga Kamtibmas," paparnya.

Batalyon Zipur/20 PPA juga bersedia memberikan uang santunan total Rp 150 juta. Uang santunan itu akan diserahkan kepada pihak keluarga korban secara bertahap.

"Uang santunan sebesar Rp 50 juta sebagai uang santunan atau uang duka sementara sisa Rp 100 juta diserahkan dalam jangka waktu dua hari ke depan, sehingga total uang santunan Rp 150 juta," ungkapnya.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads