Tanda Tanya Keterlibatan Oknum Bankir di Sindikat Uang Palsu UIN Makassar

Tanda Tanya Keterlibatan Oknum Bankir di Sindikat Uang Palsu UIN Makassar

Tim detikSulsel - detikSulsel
Kamis, 19 Des 2024 07:00 WIB
Penampakan mesin cetak berukuran raksasa yang disita polisi terkait pengungkapan kasus sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar. Reinhard Soplantila/detikSulsel
Foto: Penampakan mesin cetak berukuran raksasa yang disita polisi terkait pengungkapan kasus sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar. Reinhard Soplantila/detikSulsel
Gowa -

Anggota Komisi III DPR-RI Rudianto Lallo mengaku menerima informasi dugaan keterlibatan oknum bankir dalam sindikat yang memproduksi uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Informasi tersebut kini menjadi tanda tanya bagi aparat kepolisian yang mengusut kasus ini.

Rudianto Lallo awalnya berbicara soal sindikat uang palsu yang beraksi di dalam kampus. Dia juga menyinggung anggota sindikat memiliki berbagai latar belakang.

"Ya kita desak khususnya Polres Gowa untuk sungguh-sungguh serius membongkar, mengungkap sindikat jaringan pabrik uang palsu yang menghebohkan khususnya masyarakat Sulawesi Selatan, insan pendidikan, lebih khusus lagi insan pendidikan agama, karena ini terjadi di institusi pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama," kata Rudianto kepada detiksulsel, Rabu (18/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudianto Lallo juga meminta aparat kepolisian dugaan keterlibatan oknum bankir dalam sindikat tersebut. Dia menilai benar tidaknya informasi itu membutuhkan penjelasan dari pihak kepolisian.

"Saya mendengar informasi bahwa ada dua pelaku adalah seorang bankir," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Rudianto, sindikat tersebut beraksi secara terstruktur. Hal ini karena 15 tersangka yang sudah ditahan aparat kepolisian terdiri dari orang dalam dan orang luar kampus.

"Sudah pasti jaringan terstruktur karena melibatkan orang dalam dan orang luar, orang luarnya adalah seorang bankir," sambungnya.

Kini Rudianto meminta polisi membongkar dalang utama dari sindikat itu. Dia menyinggung mesin cetak yang digunakan oleh sindikat ini bukan sembarangan alat.

"Kita mau polisi membongkar aktor intelektualnya, karena kalau melihat peristiwanya, membaca sepintas peristiwa ini, ini canggih, menggunakan alat canggih, kemudian kertasnya juga sudah pasti canggih, mirip (uang asli) karena infonya bisa masuk di ATM (saat setor tunai)," ujarnya.

"Berarti kan canggih nih, teknologi ini, biasanya kalau kejahatannya canggih, itu pasti juga melibatkan orang-orang canggih, pelakunya orang pintar," sambungnya.

Awal Mula Polisi Bongkar Sindikat Uang Palsu UIN Alauddin Makassar

Sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar ini terungkap setelah salah satu terduga pelaku mengedarkan uang palsu senilai Rp 500 ribu di Kecamatan Pallangga, Gowa, pada awal Desember 2024. Polisi yang menerima laporan kemudian turun tangan melakukan penyelidikan.

"Lokasi awalnya di Pallangga, yaitu Rp 500 ribu. Kita temukan transaksi dengan menggunakan uang palsu Rp 500 ribu," ungkap Kapolres Gowa AKBP Rheonald T Simanjuntak kepada wartawan di Polres Gowa, Senin (16/12).

Setelah memeriksa keterangan terduga pelaku tersebut, polisi mendapatkan petunjuk bahwa uang palsu tersebut diduga diproduksi di dalam gedung perpustakaan kampus. Polisi pun telah menyita uang palsu senilai Rp 446,7 juta.

"Saya ulangi sekali lagi Rp 446.700.000 barang bukti yang kami temukan di dalam salah satu kampus tersebut, (uang palsu) pecahan Rp 100 ribu," tegas Rheonald.

Polisi juga menyita mesin cetak yang diduga digunakan untul memproduksi uang palsu di sebuah ruangan kedap suara. Selain itu, sebuah alat pemotong uang palsu juga disita.

"Mesin cetak, alat potong, kemudian kami juga sita dinding yang dia buat gudang. Jadi gudang itu ditutup (dinding) peredam suara itu juga kita sita, ada juga di samping mesin itu," paparnya.



Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Total 15 Tersangka

Polisi sebelumnya menjelaskan total ada 15 orang tersangka di kasus ini. Salah satu tersangka diduga Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim.

"Informasi yang kami terima dari polisi memang benar oknum kepala perpustakaan dan ada satu orang staf," ujar Wakil Rektor III Bagian Kemahasiswaan dan Alumni UIN Alauddin Makassar Khalifah Mustamin kepada wartawan di kampus UIN Alauddin Makassar, Senin (16/12).

Khalifah belum menjelaskan lebih jauh terkait keterlibatan Andi Ibrahim dan seorang staf tersebut. Namun dia memastikan terduga pelaku akan ditindak.

"Karena kami sudah mendapatkan konfirmasi jadi secara internal kita juga melakukan upaya upaya tindakan yang tegas terhadap itu," katanya.

Sementara dua tersangka lainnya teridentifikasi sebagai oknum ASN Pemprov Sulbar. Keduanya masing-masing berinisial TA (52) dan MMB (40) yang ditangkap bersama 2 pelaku lainnya berinisial IH (42) dan WY (32) di Kabupaten Mamuju.

Kasi Humas Polresta Mamuju Ipda Herman Basir mengatakan keempat pelaku itu ditangkap di beberapa tempat di Kecamatan Mamuju, Mamuju pada Sabtu (14/12). Keempat pelaku memiliki peran berbeda di kasus tersebut.

"4 Orang terduga pelaku kasus peredaran uang palsu berhasil diamankan. 2 ASN bekerja di Pemprov Sulbar," ujar Ipda Herman kepada wartawan, Selasa (17/12).

Kini, masih ada 10 tersangka lainnya yang belum diketahui perannya. Polisi disebut akan melakukan konferensi pers hari ini untuk menjelaskan lebih jauh kasus sindikat uang palsu tersebut.



Simak Video "Video: 2 ASN Pemprov Sulbar Terlibat Kasus Sindikat Uang Palsu UIN Makassar"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads