Miris Siswa SMK di Gorontalo Mabuk Bareng di Sekolah Berujung Teman Dianiaya

Gorontalo

Miris Siswa SMK di Gorontalo Mabuk Bareng di Sekolah Berujung Teman Dianiaya

Apris Nawu - detikSulsel
Sabtu, 14 Sep 2024 08:30 WIB
SMK Negeri I Gorontalo.
Foto: SMK Negeri I Gorontalo. (Apris Nawu/detikcom)
Gorontalo -

Empat siswa SMK di Kota Gorontalo diduga menganiaya temannya inisial ARD (14) saat mabuk bareng di sekolah. Insiden yang viral di media sosial itu mengakibatkan ARD tidak sadarkan diri hingga dilarikan ke rumah sakit.

Peristiwa tersebut terjadi di kawasan SMK Negeri 1 Gorontalo pada Selasa (10/9) sekitar pukul 15.30 Wita. Orang tua korban mulanya menduga anaknya menjadi korban bullying atau perundungan hingga dicekoki minuman keras (miras) oleh empat temannya berinisial DGS, FSB, MAS, dan WM.

"Anak saya jelas terlihat di-bully, kalau saya lihat dalam video, anak saya kayak dicekoki (miras) suruh tambah lagi minum itu sampai mabuk," kata orang tua korban, Muh Gufron Suratman kepada detikcom, Kamis (12/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gufron mengaku mengecek langsung kondisi anaknya setelah mendapat informasi kejadian itu. Saat tiba di sekolah, Gufron melihat anaknya dalam kondisi tidak sadarkan diri dan basah kuyup.

"Saya sampai di sana (sekolah) terlihat empat orang temannya sementara duduk dan anak saya sudah ditidurkan di pondasi berdekatan dengan tembok itu di dalam gedung sekolah di SMKN 1 Gorontalo," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aloei Saboe Kota Gorontalo. Orang tua korban juga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kota Utara.

"Saya melihat anak saya sudah dalam keadaan basah kuyup baru mulutnya berbusa. Anak saya saat itu tidak sadar," imbuh Gufron.

Kronologi Siswa SMK Aniaya Teman

Kapolsek Kota Utara Iptu Fredy Yasin menjelaskan, kasus ini bermula saat empat pelaku dan korban pesta miras di sekolah. Pelaku dan korban patungan untuk membeli minuman keras.

"Jadi mereka berlima tidak ada paksaan, ada empat pelaku dan satu korban sama-sama untuk mengkonsumsi minuman keras," kata Fredy kepada detikcom, Jumat (13/9).

Fredy melanjutkan, saat pesta miras itu korban inisial ARD yang diduga dalam kondisi mabuk berat mengajak keempat pelaku berkelahi. Keempat siswa yang juga dalam pengaruh miras pun menyambut ajakan korban.

"Sehingga dari situ salah seorang dari temannya ini melakukan, menampar, menendang korban diikuti oleh teman-teman yang lain, serta satunya lagi menyiram korban dengan air," jelasnya.

Belakangan, orang tua korban datang menjemput anaknya yang sudah tidak sadarkan diri. Fredy mengatakan, laporan orang tua korban masih diselidiki sembari mendalami keterangan para pelaku penganiayaan.

"Untuk sekarang kami belum melakukan penahanan, namun masih dalam tahap penyelidikan. Dan untuk keempat pelaku ini masing-masing berumur 15 tahun dua orang, satu orang 16 tahun dan korban 14 tahun," papar Fredy.

Dari hasil pemeriksaan sementara, lanjut Fredy, pelaku dan korban sudah dua kali pesta miras di sekolah. Namun pihaknya masih mendalami motif pelaku menganiaya korban yang mabuk berat.

"Korban sudah dalam keadaan mabuk berat sehingga mengajak temannya ini untuk berkelahi, sehingga memicu aksi penganiayaan yang dilakukan oleh teman-temannya," terangnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 1 Gorontalo, Zulkarnain Tanipu membenarkan pelaku dan korban merupakan siswanya yang baru duduk di bangku kelas X. Pihaknya pun telah mengundang orang tua siswa untuk menindaklanjuti permasalahan itu.

"Kita melakukan konferensi kasus menghadirkan orang tua semua. Orang tua semua menyampaikan, ini kami punya berita acaranya, orang tua menyampaikan bahwa tidak ada kasus pemukulan di situ," ucap Zulkarnain.

Namun permasalahan ini masih akan didalami lebih lanjut. Pihaknya juga berkoordinasi dengan aparat kepolisian setelah orang tua korban melaporkan kejadian tersebut.

"Pasti kami dari pihak sekolah itu mengikuti sesuai prosedur dimana pihak sekolah itu hanya mempertemukan kedua belah pihak dan kemudian mencarikan solusi," tuturnya.

Zulkarnain mengaku menghargai proses hukum yang bergulir di kepolisian. Pihak sekolah memiliki mekanisme pemeriksaan tersendiri dalam menangani kasus itu sebelum menetapkan sanksi kepada siswa jika terbukti melanggar.

"(Persoalan sanksi) Itu kami akan bahas di tingkat sekolah, kemudian apa namanya, kami melimpahkan kepada pimpinan untuk mengambil keputusan itu bersama seluruh terkait sesuai aturan sekolah kami ya, paling intinya dikeluarkan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sosok 2 Pelaku Pembacokan di Palembang, Telinga Korban Nyaris Putus"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads