Kasus siswa SMK inisial ARD (14) di Kota Gorontalo yang diduga menjadi korban bullying hingga dicekoki minuman keras (miras) oleh 4 rekannya kini diusut pihak sekolah. Keempat pelaku perundungan terancam dikeluarkan dari sekolah jika terbukti melakukan pelanggaran.
"Itu kami akan bahas di tingkat sekolah, kemudian kami melimpahkan kepada pimpinan untuk mengambil keputusan itu bersama seluruh terkait sesuai aturan sekolah kami ya, paling intinya dikeluarkan," ujar Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 Gorontalo Bidang Kesiswaan, Zulkarnain Tanipu kepada detikcom, Jumat (13/9/2024).
Zulkarnain mengatakan, orang tua siswa yang anaknya terlibat dalam kasus ini sudah diundang untuk menindaklanjuti persoalan itu. Empat siswa yang diduga terlibat masing-masing berinisial DGS, FSB, MAS, dan WM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak sekolah sudah membentuk tim termasuk berkoordinasi dengan aparat kepolisian. Dia memastikan persoalan ini akan ditangani secara komprehensif sesuai dengan regulasi sebelum diberlakukan mekanisme sanksi.
"Kami dari pihak sekolah itu mengikuti sesuai prosedur di mana pihak sekolah itu hanya mempertemukan kedua belah pihak dan kemudian mencarikan solusi. Sampai disepakati bahwa kalau memang ada pihak yang keberatan silakan menempuh jalur hukum," jelasnya.
Berdasarkan keterangan dari orang tua, Zulkarnain berdalih tidak ada unsur pemukulan di balik aksi perundungan siswa itu. Namun pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan internal lebih mendalam.
"Orang tua semua menyampaikan, ini kami punya berita acaranya orang tua, menyampaikan bahwa tidak ada kasus pemukulan di situ," ungkap Zulkarnain.
Sebelumnya diberitakan, peristiwa perundungan itu terjadi di lingkungan sekolah SMK Negeri 1 Gorontalo, Kelurahan Tapa, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo pada Selasa (10/9) sekitar pukul 15.00 Wita. Polisi menyebut pelaku dan korban awalnya pesta miras bareng.
"Jadi mereka berlima tidak ada paksaan, ada empat pelaku dan satu korban sama-sama untuk mengonsumsi minuman keras," ujar Kapolsek Kota Utara Iptu Fredy Yasin, Jumat (13/9).
Fredy mengatakan, korban yang mabuk berat kemudian mengajak keempat rekannya berkelahi. Ajakan itu berujung kepada penganiayaan terhadap korban.
"Sehingga dari situ salah seorang dari temannya ini melakukan menampar, menendang korban diikuti oleh teman-teman yang lain, serta satunya lagi menyiram korban dengan air," tuturnya.
(sar/asm)