Dua oknum TNI Angkatan Laut (AL) berinisial Letda M dan Peltu R di Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), mengeroyok wartawan bernama Sugandi gegara berita di media online. Aksi kekerasan itu membuat Sugandi mengalami luka lebam di sejumlah tubuhnya.
"Paling banyak tendang di kepala sampai telinga saya keluar darah, gigi bagian depan juga patah dan belakang saya dipukul pakai selang air dan bahkan tendang berulang kali," ujar Sugandi kepada detikcom, Jumat (29/3/2024).
Penganiayaan itu terjadi di lantai dua Pos TNI AL di Desa Panamboang, Kecamatan Bacan Selatan, Kamis (28/3) sekitar pukul 14.00 WIT. Sugandi mulanya menuliskan berita terkait kapal pengangkut BBM jenis Dexlite yang diduga milik Ditpolairud Polda Malut, ditahan oleh personel TNI AL di perairan Bacan Timur, Halsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapal itu mengangkut BBM jenis Dexlite dari Ternate tujuan Pulau Obi. Saat berada di perairan Bacan Timur, kapal langsung ditahan oleh personel TNI AL dan diamankan ke Pelabuhan Panamboang pada hari Kamis tanggal 21 Maret. Kemudian saya bikin beritanya dan dimuat di media tempat saya bekerja pada hari Selasa tanggal 26 Maret," ujarnya.
Namun dua hari setelah berita tayang, Sugandi dijemput oleh Letda M dan Peltu R, ditemani Babinsa Desa Babang yang menunjukkan lokasi rumah Sugandi. Setelah itu, Sugandi kemudian dibawa ke Pos TNI AL dan langsung dianiaya.
"Jadi mereka bawa saya dan saat tiba di pos langsung pukul saya dengan alasan pemberitaan awal itu tidak dilakukan konfirmasi," katanya.
Namun Sugandi membantah tudingan dengan alasan sudah mengkonfirmasi pihak terkait sebelum berita itu ditayangkan. Sementara itu dua oknum TNI AL tersebut bersikukuh bahwa berita yang ditayangkan Sugandi tidak melalui wawancara lebih dulu.
"Padahal sudah ada konfirmasi bersama dua wartawan, ada rekamannya. Cuma TNI AL ini bilang jangan dinaikkan menjadi berita, karena untuk berita naik harus melalui wawancara," ujar Sugandi.
Sementara itu, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Ternate Letkol Marinir Ridwan Aziz membenarkan adanya insiden itu. Pihaknya pun akan melakukan pemeriksaan dan menindak tegas kedua oknum personelnya.
"Hari ini saya akan turun ke Bacan untuk mencopot Komandan Pos TNI Angkatan Laut (Panamboang), Letda PM sebagai bentuk pembinaan terhadap personelnya yang sudah melanggar aturan, kemudian pelaku pemukulan akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Nanti kita lihat peran mereka seperti apa," ujar Ridwan yang dikonfirmasi terpisah.
Ridwan pun meminta maaf atas perbuatan kedua oknum prajurit tersebut. Dia berkomitmen akan mengusut tuntas kasus ini dan menjamin biaya perawatan korban.
"Penganiayaan ini memang sama-sama kita tidak terima, sehingga saya usahakan hari ini juga bertemu langsung korban dan keluarganya untuk meminta maaf, sekaligus membantu proses pengobatan korban," imbuh Ridwan.
(sar/hsr)