Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara (Maltra) AKP Wido Dwi Arifiya terkena anak panah di kepalanya saat mengamankan bentrok warga. Bentrokan dipicu dua pemuda yang mengancam salah satu kelompok warga yang sudah lama berkonflik.
Kabid Humas Polda Maluku Kombes M Roem Ohoirat mengatakan awalnya ada dua pemuda yang melintas menggunakan sepeda di wilayah Kelurahan Ohoijang, Kecamatan Kei Kecil, Selasa (20/2) malam. Kedua pemuda tersebut kemudian mengancam warga yang sedang duduk di sekitar lokasi.
"Ada warga sedang mengendarai sepeda dari (salah satu kubuh) mendatangi (wilayah kubuh lain), kemudian melakukan pengancaman terhadap ibu-ibu yang sementara duduk di situ," kata Kombes Roem kepada detikcom, Rabu (21/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ulah kedua pemuda itu kemudian memicu konsentrasi massa dari kedua belah pihak. Selanjutnya, sekitar pukul 21.30 Wita bentrokan pun pecah.
"Kemudian menimbulkan konsentrasi massa sehingga terjadi bentrokan semalam," ucap Kombes Roem.
Kombes Roem mengatakan, kedua kelompok warga ini memang sudah sejak lama berkonflik. Bentrokan pun sudah berulang kali terjadi.
"Kronologisnya sebenarnya di antara dua Kompleks Koperina dan Perumahan Pemda ini sudah sering terjadi dan sudah berulang. Kemudian semalam (Selasa) ada kejadian (bentrokan pecah)," tuturnya.
Kasat Reskrim Polres Maltra Kena Panah
Kombes Roem mengatakan Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara AKP Wido Dwi Arifiya turut menjadi sasaran saat bentrokan terjadi. Selain AKP Wido, juga ada satu anggota Brimob yang terkena panah di lututnya.
"Salah satu anggota Brimob yang terkena panah, nancap di lutut kaki kiri. Kemudian Kasat Reskrim Polres Maltra yang juga terkena anak panah, nancap di kepala," kata Kombes Roem.
AKP Wido sempat menjalani perawatan di Maluku Tenggara usai terkena anak panah. Namun AKP Wido dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Siloam di Kota Ambon untuk mendapatkan perawatan intensif.
"Karena di sana (Maluku Tenggara) minim sekali peralatan medis sehingga yang bersangkutan dirujuk ke Ambon. Sudah dilakukan penanganan medis di Rumah Sakit Siloam di Ambon," kata Kombes Roem.
Satu pelajar tewas di halaman selanjutnya.
1 Pelajar Tewas Tertembak
Dalam bentrokan tersebut, seorang pelajar dilaporkan tewas usai ikut dalam kelompok massa yang terlibat bentrok. Saat itu, korban terkena tembakan senapan angin hingga mengenai pelipisnya.
"Pelajar yang ikut-ikutan di dalam bentrokan terkena tembakan dari salah satu pihak yang menggunakan senjata senapan angin yang berkekuatan tinggi. Sehingga mengenai pelipis kanan atas," ujarnya.
Kombes Roem mengatakan korban sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Namun nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
"Yang bersangkutan dibawa ke rumah sakit, (sempat) kritis. Tadi pagi (Rabu) sudah meninggal dunia. Ini sangat kita sayangkan," kata dia.