Bentrokan antarwarga pecah di Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku. Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara AKP Wido Dwi Arifiya turut menjadi korban tembakan anak panah yang mengenai kepalanya.
Bentrokan tersebut pecah pada Selasa (20/2) sekitar pukul 21.30 WIT. Bentrokan melibatkan warga antarkompleks yang berdekatan di Kelurahan Ohoijang, Kecamatan Kei Kecil.
Dirangkum detikcom, Jumat (23/2/2024), berikut 6 fakta bentrokan warga di Maluku Tenggara:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Kepala Kasat Reskrim Polres Maltra Kena Panah
Kabid Humas Polda Maluku Kombes M Roem Ohoirat mengatakan Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara AKP Wido Dwi Arifiya turut menjadi sasaran saat bentrokan terjadi. Selain itu, ada satu anggota Brimob yang juga terluka.
"Salah satu anggota Brimob yang terkena panah, nancap di lutut kaki kiri. Kemudian Kasat Reskrim Polres Maltra yang juga terkena anak panah, nancap di kepala," kata Kombes Roem kepada detikcom, Rabu (21/2).
2. Kasat Reskrim Polres Maltra Dirujuk ke Ambon
AKP Wido sempat menjalani perawatan di Maluku Tenggara usai terkena anak panah. Namun AKP Wido dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Siloam di Kota Ambon untuk mendapatkan perawatan intensif.
"Karena di sana (Maluku Tenggara) minim sekali peralatan medis sehingga yang bersangkutan dirujuk ke Ambon. Sudah dilakukan penanganan medis di Rumah Sakit Siloam di Ambon," kata Kombes Roem.
Roem mengatakan AKP Wido dirujuk ke Ambon pada pukul 11.30 WIT, siang tadi. AKP Wido dirujuk menggunakan pesawat dengan penerbangan selama kurang lebih satu jam.
"Yang bersangkutan dirujuk ke Ambon tadi naik pesawat. Penerbangan sekitar satu jam lebih," ujarnya.
3. Satu Pelajar Tewas Tertembak
Kombes Roem mengatakan seorang pelajar dilaporkan tewas usai ikut dalam kelompok massa yang terlibat bentrok. Saat itu, korban terkena tembakan senapan angin hingga mengenai pelipisnya.
"Pelajar yang ikut-ikutan di dalam bentrokan terkena tembakan dari salah satu pihak yang menggunakan senjata senapan angin yang berkekuatan tinggi. Sehingga mengenai pelipis kanan atas," ujarnya.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Namun nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
"Yang bersangkutan dibawa ke rumah sakit, (sempat) kritis. Tadi pagi (Rabu) sudah meninggal dunia. Ini sangat kita sayangkan," kata dia.
Fakta lainnya di halaman selanjutnya.
4. Polisi Sudah Sebulan Siaga
Selain itu, Kombes Roem menyebut konflik warga hingga terjadi bentrok di Maluku Tenggara itu sudah terjadi sejak lama. Personel kepolisian bahkan telah disiagakan sebulan terakhir di lokasi kejadian.
"Jadi awalnya sebelum kejadian pun pasukan kami sudah ada di sana sudah sekitar 1 bulan atau 2 bulan itu pasukan dari Brimob," ungkapnya.
Kombes Roem mengatakan bentrok antarwarga di Maluku Tenggara itu sudah terjadi berulang kali. Sehingga pihaknya berharap ada kesadaran masyarakat agar insiden tersebut bisa diredam.
"Namun sebanyak apapun aparat yang kita tetapkan di situ kalau kesadaran dari mereka tidak ada dan sering bentrok berulang dan berulang seperti ini kan sangat kita sesalkan," kata dia.
5. Awal Mula Bentrokan
Dia menuturkan, bentrokan pecah pada Selasa (20/2) sekitar pukul 21.30 Wita. Bentrokan bermula dari dua orang pemuda yang sedang mengendarai motor mendatangi kompleks salah satu kubuh.
"Kronologisnya sebenarnya di antara dua Kompleks Koperina dan Perumahan Pemda ini sudah sering terjadi dan sudah berulang. Kemudian semalam (Selasa) ada kejadian (bentrokan pecah)," tuturnya.
"Ada warga sedang mengendarai sepeda dari (salah satu kubuh) mendatangi (wilayah kubuh lain), kemudian melakukan pengancaman terhadap ibu-ibu yang sementara duduk di situ," sambungnya.
Akibat insiden itu, sejumlah warga kemudian berkumpul di sekitar lokasi. Tak lama kemudian bentrokan pun pecah.
"Kemudian menimbulkan konsentrasi massa sehingga terjadi bentrokan semalam," ucap Kombes Roem.
6. Tokoh Masyarakat Diminta Bantu Redam Bentrok
Polisi berharap tokoh masyarakat ikut andil mencegah terjadinya bentrokan susulan. Keterlibatan tokoh masyarakat diharapkan bisa menangani persoalan yang terjadi.
"Baik Forkopimda maupun tokoh agama, tokoh masyarakat, mari sama-sama, kita bergandengan tangan menangani permasalahan yang sudah sering berulang dan berulang yang terjadi di antara kedua belah pihak," kata Kombes Roem.