Ajudan Bupati Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur (Kaltim) Serka Daniel yang menganiaya sopir truk CPO Andri Rahman hingga tersungkur dinonaktifkan dari tugasnya dan ditarik kembali ke kesatuannya. Serka Daniel kini diperiksa di Detasemen Polisi Militer (Denpom) VI/1 Kota Samarinda.
Serka Daniel menganiaya Andir Rahman secara brutal di daerah Jembatan Kinong, Kampung Jenang Danum, Kubar pada Rabu (20/12). Saat itu rombongan bupati baru saja melakukan sosialisasi di wilayah Tanjung Isuy, Kecamatan Bongan dan hendak pulang ke Kubar.
Kapendam VI/Mulawarman Kolonel Kav Kristiyanto mengatakan Serka Daniel akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Denpom tengah melakukan penyelidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah dilakukan pemeriksaan oleh penyidik dalam hal ini Denpom untuk menjalankan proses hukum, jadi kami sudah menindaklanjuti untuk proses hukum tersebut," ujar Kristiyanto kepada detikcom, Jumat (22/12/2023).
Kristiyanto belum membeberkan sanksi yang akan dijatuhkan ke Serka Daniel. Dia menyebut, saksi akan ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan Denpom.
"Masalah nanti sanksinya apa, tentu saya tidak bisa memberikan keterangan karena nanti tergantung dari hasil penyelidikan, apakah ringan, berat atau mungkin cukup komplen satuan, itu kewenangan dari penyidik Denpom sesuai prosedurnya," jelasnya.
Serka Daniel Ditarik ke Kesatuan
Kristiyanto mengungkapkan bahwa Serka Daniel telah ditarik kembali ke kesatuannya Kodim 09/12 Kubar. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses hukum atas kasus penganiayaan tersebut.
"Diketahui anggota tersebut berinisial DN berpangkat Serka memang anggota Kodim 09/12 Kubar," kata Kristiyanto.
Dia menuturkan Serka Daniel menjadi ajudan berdasarkan permintaan dari Bupati Kubar FX Yapan ke Kodim 09/12 Kubar. Saat itu Bupati Kubar meminta bantuan personel TNI untuk mengawal kegiatannya.
"Yang bersangkutan ini (Serka Daniel) menjadi ajudan Bupati Kubar itu memang karena atas dasar permintaan dari pak Bupati kepada Dandim untuk minta bantuan personel kepada Dandim sebagai Ajudan. Dari dasar permintaan Bupati inilah maka Dandim memberikan bantuan personel sebagai ajudan," terangnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Kasus Berakhir Damai
Bupati Kutai Barat FX Yapan mengatakan kasus ini telah diselesaikan secara kekeluargaan. Dia menyebut permintaan damai datang dari keluarga korban.
"Tadi malam sudah berkomunikasi dengan koordinator CPO juga, bilang mereka (pihak korban) minta berdamailah gak usah ke mana-mana," kata Yapan, Kamis (21/12).
"Ya kalau kami ini menunggu saja kalau kalian ada kesadaran begitu ya siap saja (berdamai) dan kami jelas saja mau," katanya.
Yapan pun menunjukkan surat damai tersebut di hadapan media. Yapan juga menyebut pihaknya bersedia membiayai pengobatan korban.
"Jadi sudah berdamai, surat perdamaian ini, sudah salaman semua bahkan kita suruh mereka semua bawa lagi ke rumah sakit rontgen, takutnya ada apa lagi, kita menjamin biayanya," jelasnya.
![]() |
Meski berdamai, Yapan menyoroti perilaku korban di jalan. Menurutnya, aksi korban dan kawan-kawannya yang konvoi di jalan sembari membawa truk CPO bisa membawa dampak buruk bagi pengguna jalan lain.
"Saya bilang kalau mereka ini tidak ada SOP, pasti sebentar ada lagi korban kalau cara mereka begini di jalan," kata Yapan.
"Tidak ada etikanya mereka ini konvoi, ini mobil Bupati apalagi masyarakat, jadi memang ngeri mereka ini kalau tidak ada SOP," terangnya.
Simak Video "Fakta-fakta Ajudan Bupati Kubar Aniaya Sopir Truk Secara Brutal"
[Gambas:Video 20detik]
(hsr/hsr)