Sebuah sumur masih berdiri kokoh di bekas rumah Achmadi 34 tahun, korban pembunuhan sadis sekeluarga di Jalan Karunrung, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Minggu, 12 Maret 1995 silam. Di sumur itu, Achmadi, istrinya Cecilia alias Syamsiah 30 tahun, dan anak keempatnya Lizanti 3 tahun ditemukan tewas mengenaskan.
Mayat ketiganya dimasukkan ke dalam sumur usai seisi rumah dibunuh 5 pelaku eksekutor. Total ada 7 korban tewas di dalam rumah itu, termasuk 3 anak Achmadi lainnya yakni Mashita 10 tahun, Andrianto 9 tahun, dan Indrawan 4 tahun. Selain itu, Piddi 12 tahun, seorang pembantu cuci baju yang berada di dalam rumah juga ikut dibunuh.
Tim detikSulsel mendatangi bekas rumah Achmadi di Jalan Karunrung, Kelurahan Karunrung, Kecamatan Rappocini, Makassar, Sabtu, 2 Desember 2023 lalu. Di dalam rumah, sumur lokasi Achmadi dibuang tampak masih berdiri kokoh meski sudah lama tidak digunakan untuk keperluan rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi sumur berada di bagian belakang rumah di sebuah bilik berukuran 5 x 2 meter, tepat di sudut kiri setelah pintu masuk ruangan. Di bilik itu, kondisinya sangat tidak terawat. Lantai ruangan sudah dipenuhi tanah dan pasir.
![]() |
Di dalam sumur juga tampak kotor dengan beberapa sampah botol plastik di dalamnya. Meski begitu, di sumur itu tersambung pipa dan pompa air yang mengarah ke luar rumah. Airnya hanya digunakan untuk keperluan pembangunan sekolah, tepat di samping rumah tersebut.
Rumah itu kini sudah dibeli oleh salah satu yayasan sekolah Islam di Makassar. Lahan sekolah yang sementara dalam tahap pembangunan tersebut berada tepat di samping bekas rumah Achmadi. Sementara bekas rumah Achmadi, untuk sementara waktu ditinggali tukang yang bekerja membangun sekolah.
Rencananya, setelah sekolah itu jadi, bekas rumah Achmadi akan dirobohkan. Pihak yayasan akan membangun musala di atas bekas rumah pembunuhan sadis Achmadi, istri, serta 4 orang anaknya.
Di sumur itu, menjadi lokasi awal pembunuhan terhadap Achmadi sekeluarga terungkap. Mayat Achmadi bersama Syamsiah dan Lizanti ditemukan di dalam sumur tersebut. Namun awalnya polisi hanya menemukan bercak darah di dalam rumah.
"Belum ada ditemukan mayat awalnya. Polisi baru lihat darah toh, jadi keluar semua orang. Polisi juga sudah pasang itu police line. Baru pas ditelepon Poltabes, datang, ada juga mobilnya Brimob itu yang bawa anjing," tutur warga bernama Muh saat ditemui detikSulsel, Sabtu, 2 Desember 2023. Muh merupakan salah satu saksi mata yang masuk ke rumah Achmadi sesaat setelah pembunuhan terjadi 28 tahun silam.
![]() |
Setelah polisi menyusuri bercak darah dari ruang tamu rumah Achmadi, akhirnya mengarah ke sumur di belakang rumah. Warga kemudian menguras air sumur tersebut dan akhirnya menemukan mayat Achmadi, Syamsiah, dan Lizanti.
"Lama didapat Ahmadi itu karena kan di bawah sumur itu. Ada anjing yang lacak, dikuras airnya, diambilkan lampu, saya ingat dulu itu lampu strongking," kenang Muh.
Muh menuturkan, air di dalam sumur dalam kondisi penuh darah saat dikuras. Bahkan, air sumur itu membuat sawah milik warga menghitam dan gagal panen akibat air yang dikuras dialirkan ke sawah di samping rumah Achmadi kala itu.
"Saking banyaknya darahnya itu sawah yang sekarang lahan sekolah Al-Biruni sudah mau panen (tiba-tiba) itu hitam semua, gagal panen satu sawah karena air darah itu," ungkap Muh.
Warga lainnya yang ditemui tim detikSulsel, Fatriani juga menyaksikan Achmadi dievakuasi dari dalam sumur. Fatriani merupakan anak dari ketua RW bernama Amir Lasinrang yang saat itu melaporkan dugaan pembunuhan di rumah Achmadi ke pihak berwajib.
Perempuan yang akrab disapa Ria saat itu masih duduk di bangku kuliah semester 2. Dia mengaku awalnya sempat dilarang masuk ke dalam tempat kejadian perkara (TKP). Namun kala itu Ria mengaku membawa rokok dan dokumen milik ayahnya sehingga bisa masuk ke dalam rumah.
"Di TKP sumur itu yang pertama kali diangkat itu anaknya, si Liza, umur 2 tahun. Jadi posisi dia meninggal itu dia tidak diapa-apakan jadi mungkin dia mati tenggelam karena nda ada darah," tutur Ria saat ditemui, Minggu 3 Desember 2023.
Setelah 3 mayat pertama ditemukan, polisi kembali menyisir TKP. Di loteng rumah kemudian ditemukan mayat anak pertama Achmadi, Mashita di kolong tempat tidur. Sementara mayat pembantunya, Piddi ditemukan di depan kamar mandi.
"Nah ini kan baru 3 berarti sisa 4, kan rumahnya model begini (bertingkat di dalam), ada loteng naik. Begitu kita naik kamar mandi sebelah kanan pembantu yang didapat di situ beserta cuciannya," terangnya.
Sementara 2 anak Achmadi lainnya, Andrianto dan Indrawan ditemukan paling terakhir. Keduanya ditemukan di dalam sumur berbeda di rumah sebelah yang ditinggali Achmadi sekeluarga untuk sementara waktu karena rumahnya sedang direnovasi.
"Mereka itu dibunuh di tempat terpisah, jadi yang didapat di dalam rumah Achmadi itu 5 orang yang duanya itu di rumah terpisah. Jadi yang kita masuk kan rumahnya Achmadi dulu, di sebelahnya kan ada rumah, nah anak laki-lakinya di sumur situ," kenang Ria.
Tim detikSulsel mencoba menelusuri sumur lain lokasi anak Achmadi dibuang, tepat di samping bekas rumahnya saat ini. Namun rumah yang dimaksud sudah ditinggali orang lain. Pemilik rumah tidak memberikan izin untuk menggali informasi termasuk melihat sumur yang dimaksud.
(asm/nvl)