Putri Latola, Isurah mengatakan pihaknya sebenarnya juga membuat laporan polisi karena TL melakukan penyerangan. Namun laporan polisi dengan nomor LPB /85/XI/2023/SSL/RES sidrap/sek MRT tanggal 3 November 2023 tak lanjut diusut polisi karena Ladaga meninggal.
"Fakta yang benar, Latola sama-sama adalah korban dan pelaku maupun sebaliknya karena saya selaku anak Latola melapor bersamaan (saling lapor)," ujar Isurah kepada detikSulsel, Rabu (22/11/2023).
Isurah menjelaskan kejadian berujung tewasnya korban Ladaga tersebut berawal saat Latola mencangkul gundukan tanah pemerintah karena adanya pelebaran jalan di Bolalele, Kelurahan Kanyuara. Namun, kata Isurah, Ladaga menegur Latola.
"Karena sudah ditegur oleh Ladaga, bapak saya tetap tidak menghiraukan dan tetap memperbaiki gundukan tanah tersebut dengan menjawab 'magi ko upekanjaki tenia to anummu anunami pemerintah' (bukan ji hakmu karena ini punya pemerintah)," tutur Isurah.
Jawaban itu, kata Isurah, menyebabkan Ladaga mengambil balok kayu jati dan dibawa menuju ke arah Latola. Korban mengayungkan balok-balok tersebut hingga mengenai kepala Latola.
"Jari tangan bapak saya capeknya menangkis pukulan balok kayu jati tersebut dengan melakukan pembelaan diri bapak saya pun mengayungkan cangkulnya hingga mengenai kepala Ladaga hingga Ladaga pingsan," bebernya.
Isurah juga menjelaskan Latola juga merupakan korban pemukulan dari Ladaga. Menurut dia, Latola mendapatkan luka jahitan di kepala dan di jari dan bengkak tangan menangkis pukulan Ladaga.
"Jadi dapat kami sampaikan Latola adalah korban pemukulan balok-balok dengan luka jahitan di kepala dan di jari dan bengkak tangan menangkis pukulan Ladaga. Tetapi laporannya tidak dapat dilanjutkan karena Ladaga meninggal dunia," paparnya.
Ia pun menegaskan bahwa Latola pada dasarnya hanya berniat membela diri. Justru korban yang melakukan penyerangan lebih dulu.
"Jadi apa yang dilakukan Latola adalah pembelaan diri terhadap dirinya dan bukan seperti perencanaan seperti yang tersebar di media," imbuhnya.
Isurah juga membantah bahwa ayahnya ditangkap polisi tetapi justru pihak keluarga yang menelepon pihak kepolisian.
"Kami sendiri dari pihak keluarga yang menyerahkan karena Ladaga meninggal dunia. Seandainya saja Ladaga tidak meninggal maka kami dari pihak keluarga tidak akan menyerahkan karena kedua duanya sama-sama merupakan korban serta pelaku," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Latola terlibat cekcok hingga memukul tetangganya Ladaga dengan cangkul hingga tewas. Pelaku tega membunuh korban lantaran emosi ditegur saat mencangkul tanah di sekitar rumah korban.
Kejadian tersebut terjadi di Kelurahan Kanyuara, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidrap pada Jumat (3/11) sekitar pukul 09.00 Wita. Saat kejadian pelaku mencangkul gundukan tanah masuk lorong rumah di sebelah rumah korban.
"Saat kejadian korban sedang mencangkul gundakan tanah masuk ke lorong rumah korban. Dan korban yang duduk di balai-balai rumahnya menegur tersangka agar tidak usah memperbaiki tanah dekat rumahnya," ungkap Kasat Reskrim Polres Sidrap, AKP Muhalis kepada detikSulsel, Sabtu (18/11).
(hmw/hsr)