Kejanggalan di Balik Tewasnya Wanita SPG di Makassar Dalam Kondisi Hamil

Sahrul Alim - detikSulsel
Selasa, 17 Okt 2023 09:00 WIB
Foto: Polisi menetapkan dua orang tersangka dalam kasus tewasnya wanita SPG berinisial R alias RLA (27) di Makassar. (Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar -

Wanita yang berprofesi sebagai sales promotion girl (SPG) berinisial R alias RLA (27) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) tewas dalam kondisi hamil di luar nikah. Keluarga korban curiga kematian RLA tidak wajar sebab pacar korban bernama Rian alias MRS (26) mengaku sebagai suaminya saat di rumah sakit.

RLA dinyatakan meninggal dunia tidak lama setelah dibawa ke RS Islam Faisal oleh pacarnya, Rian sekitar pukul 09.35 Wita pada Kamis (12/10). Kakak korban bernama Ibrahim mengaku mendapat kabar dari keluarga lain bahwa adiknya meninggal sekitar pukul 12.30 siang itu.

"Awalnya keluarga (mengira) meninggalnya normal. Apalagi ada semua temannya dari bawah (Makassar) mengantar," kata Ibrahim kepada detikSulsel, Senin (16/10/2023).


Ibrahim mengatakan pihak keluarga mulai menyadari kematian RLA tidak wajar sebab mendengar kabar bahwa Rian mengaku sebagai suaminya. Bahkan Rian menyebut korban broken home dan tidak memiliki keluarga.

"Lama kelamaan baru saya tahu begini semua (ada kejanggalan). Dia (Rian) mengaku sebagai suaminya, mengaku bahwa adik saya broken home tidak ada keluarganya, jadi jenazah pasti dikasih dong sama pihak rumah sakit," katanya.

Selain itu, Ibrahim juga menemukan kejanggalan saat mengambil barang-barang korban di kosnya di Jalan Manuruki 2, Makassar. Dia pun menduga adiknya hamil di luar nikah hingga tewas.

"Kata pihak rumah sakit memang ada datang, tapi ibu hamil jadi saya kaget, katanya dia datang sama suaminya, keluhan sakit perut tembus sampai ke tulang belakang," kata Ibrahim.

Ibrahim mengungkap adiknya itu sempat diberi obat pereda sakit dan masih dalam keadaan sadar, namun kondisinya semakin parah dan drop. Meski jantungnya sempat dipompa tetapi nyawanya tak dapat tertolong.

"Pas almarhum meninggal mengeluarkan busa di mulutnya, itu kata bidan yang tangani. Sudah dicek juga (ada) kandungannya," ujar Ibrahim.

Ibrahim pun berharap pihak kepolisian mengusut tuntas kematian adiknya. Dia mengaku kesulitan menyetujui permintaan polisi untuk autopsi karena terkendala dana.

"Kalau masalah autopsi saya diskusi dulu sama keluarga yang lain, karena kita ini kodong punya juga beban untuk tujuh harinya, 40 harinya. Belum lagi utangnya mau dibayar," katanya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...




(hsr/ata)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork