Mahasiswa IAIN Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Mohammad Fikri Bakhtiar (22) menjadi korban pengeroyokan di area kampus. Fikri diduga keroyok oleh 10 orang pelaku dari kampus lain.
Ayah Fikri, Bakhtiar Tombong mengatakan pengeroyokan itu terjadi di dekat Auditorium IAIN Parepare, Minggu (8/10). Dia menuturkan pelaku mendatangi anaknya di dalam kampus usai terlibat cekcok.
"Kejadiannya Minggu malam tanggal 8 Oktober lalu," ujar Bakhtiar kepada detikSulsel, Rabu (11/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bakhtiar menuturkan salah satu pelaku bernama Nasrul mendatanginya di dalam kampus. Saat itu, Nasrul menyampaikan ke rekan Fikri ingin bertemu untuk berdamai usai terlibat cekcok.
"Ada teman Fikri dia bilang 'Fikri adami itu yang mau damai' kemudian turun mi Fikri untuk temui," katanya.
Namun saat berada di lokasi samping Auditorium IAIN, orang yang dimaksud hendak berdamai justru datang bersama dengan temannya sekitar 10 orang. Mereka langsung mengeroyok Fikri hingga tersungkur ke tanah.
"Rupanya tidak damai, itu datang itu rombongan kurang lebih 10 orang keroyok anak saya," bebernya.
Menurut Bakhtiar, anaknya tidak bisa membela diri karena langsung dikeroyok secara bersama-sama oleh pelaku. Tangannya juga dipegang sehingga dia tak bisa menyelamatkan diri.
"Anak ku bilang hanya rasa kan kaki dan tangan di kepalanya (pukulan para pelaku yang mengeroyok) ada pegang tangan dan kakinya," imbuhnya.
Akibat pengeroyokan tersebut Fikri mengalami luka di kepala dan juga lebam di sekujur tubuhnya. Dia sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit setelah dikeroyok.
"Anak ku masih luka. Itu anak saya ada luka robek di atas matanya, seluruh badan bengkak dan lebam-lebam," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Bakhtiar mengaku sangat menyesalkan karena ternyata kejadian pengeroyokan terjadi di dalam kampus. Tempat yang semestinya ada pengamanan dari Satpam saat ada kejadian dan pihak dari luar kampus yang masuk.
"Bukan mahasiswa IAIN (yang mengeroyok), tapi mahasiswa Umpar yang datang. Jadi ini kan harusnya ada satpam kampus, masa dibiarkan orang masuk gas-gas motor teriak mana Fikri, mana Fikri," kesalnya.
Dia mengaku juga telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Ia berharap pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Iya, saya sudah melapor ke kepolisian," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, heboh di media sosial mahasiswa dikeroyok di depan kampus IAIN Parepare. Polisi pun turun tangan usai korban melaporkan peristiwa tersebut.
"Iya benar. Itu terjadi di depan kampus IAIN Parepare," ujar Kapolres Parepare AKBP Arman Muis kepada detikSulsel, Selasa (10/10).
Arman mengatakan pengeroyokan tersebut terjadi karena ada kesalahpahaman antara pelaku dan korban. Namun Arman tidak mendetailkan bentuk kesalahpahaman yang dimaksud.
"Masalah kesalahpahaman," bebernya.