Beda Versi Keluarga dan Polisi soal Warga Ditembak Mati karena Serang Aparat

Gorontalo

Beda Versi Keluarga dan Polisi soal Warga Ditembak Mati karena Serang Aparat

Apris Nawu - detikSulsel
Kamis, 14 Sep 2023 07:35 WIB
Polresta Gorontalo menggelar rekonstruksi adegan kasus warga ditembak mati usai menyerang aparat.
Foto: Polresta Gorontalo menggelar rekonstruksi adegan kasus warga ditembak mati usai menyerang aparat. (Apris Nawu/detikcom)
Gorontalo -

Warga berinisial MH (47) di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo tewas ditembak anggota polisi. Pihak keluarga dan polisi memberikan penjelasan berbeda soal kronologi hingga penyebab korban ditembak mati.

Pihak kepolisian menyebut MH ditembak karena mengamuk lalu menyerang aparat kepolisian saat akan diamankan. Sementara anak kandung MH, Rila Hasan (24) mengatakan ayahnya tidak mengamuk namun polisi datang ke rumahnya mendobrak pintu yang membuat ayahnya marah.

Penyebab Korban Ditembak Versi Polisi

Kapolresta Gorontalo Kota Kombes Ade Permana mengatakan peristiwa ini bermula ketika Bripka Ariyanto menerima laporan MH mengamuk di Kelurahan Tenda, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo pada Jumat (8/9). Selanjutnya, aparat kepolisian menuju lokasi dan mendatangi rumah MH.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Atas laporan itu tim segera ke lokasi," ujar Kombes Ade kepada detikcom, Senin (10/9/2023).

Ade menuturkan Bripka Ariyanto lalu mengetuk rumah pelaku. Namun MH tiba-tiba muncul dan menyerang Bripka Aritanto menggunakan parang.

ADVERTISEMENT

"Bripka Ariyanto berusaha menghindar (lalu) terjatuh, (dibacok) lalu menangkis dengan tangan kosong (hingga) terkena bacokan di bagian tangan dan perut," ungkapnya.

Bripka Ariyanto kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Bripka Ariyanto mengalami luka terbuka di perut dan luka di tangan usai dibacok MH.

"Anggota kami luka yang dialami terdiri dari lima jahitan bagian perut, lima jahitan tangan sebelah kiri, jari tengah sebelah kanan lima jahitan, jari manis sebelah kiri tiga jahitan, dan jari kelingking sebelah kiri tiga jahitan," katanya.

Ade menyebut MH langsung melarikan diri usai membacok Bripka Ariyanto. Sementara personel kepolisian terus melakukan pencarian kepada pelaku hingga Sabtu (9/9) pukul 02.15 Wita.

"Sekira pukul 02.15 Wita menerima informasi bahwa yang mana pelaku terlihat di sekitaran rumah warga yang saat itu membawa dua parang," katanya.

Aparat kepolisian kemudian mendatangi lokasi dan meminta pelaku untuk menenangkan diri. Namun upaya polisi justru mendapatkan perlawanan dari pelaku.

"Lalu personel menuju lokasi meminta MH untuk melepaskan parangnya akan tetapi MH malah maju dan menyerang personel," kata Ade.

Anggota polisi yang berada di lokasi kemudian memberikan tembakan peringatan ke MH. Namun tembakan tersebut tidak dihiraukan, MH tetap maju hendak menyerang petugas.

"Kami lakukan tindakan terukur dengan memberikan tembakan peringatan sebanyak empat kali," terangnya.

Lanjut Ade, satu tembakan diarahkan ke badan MH hingga mengalami luka. MH lalu dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.

"Satu kali ke arah badan MH sehingga MH mengalami luka, kemudian pelaku kami larikan ke rumah sakit," jelasnya.

Baca versi keluarga di halaman berikutnya...

Keluarga Sebut Polisi Dobrak Pintu Rumah

Sementara itu, anak kandung MH, Rila Hasan membantah ayahnya mengamuk. Dia menegaskan informasi soal ayahnya mengamuk datang dari orang yang tidak suka dengan keluarganya.

"Kemarin ada pemberitaan, ada yang bilang bapak saya mengamuk itu tidak benar. Itu yang bilang bapak saya mengamuk itu orang tidak suka dengan kami. Mereka cari-cari kesalahan supaya bapak saya ini salah," tegas Rila kepada detikcom, Rabu (13/9).

Dia juga tidak percaya ayahnya menikam anggota polisi. Dia menyebut ayahnya orang yang baik dan tidak pernah melakukan tindakan kekerasan.

"Bapak saya itu tidak seperti itu langsung tikam orang, karena tidak pernah tikam orang pak. Tanya saja sama orang-orang di sebelah rumah. Bapak itu mereka tau. Bapak itu orang baik," katanya.

Rila lalu menjelaskan aparat kepolisian datang ke rumahnya setelah salat magrib. Saat itu, polisi mendobrak pintu rumahnya hingga rusak yang membuat ayahnya marah.

"Ini yang saya tau, kejadiannya malam habis magrib itu pintu rumah kami didorong polisi sampai rusak, masih bekas pintu rusak itu. Kalau orang diganggu pasti dia marah, apalagi kalau langsung dobrak pintu rumah," bebernya.

Anak Korban Akan Lapor Polisi

Rila juga menilai tindakan tegas yang dilakukan aparat kepolisian ke ayahnya melanggar SOP. Sebab polisi langsung menembak MH di bagian dada tidak di kaki terlebih dahulu.

"Iya keberatan-keberatan sekali karena di dalam hukum kan mesti ada kelumpuhan dulu macam tembak di kaki lah, tapi ini langsung tembak di bagian dada," ujar Rila kepada detikcom, Selasa (12/9).

Rila pun mengaku akan membawa kasus yang menimpah ayahnya ke ranah hukum. Dia akan melaporkan oknum polisi yang menembak ayahnya setelah masa berduka selesai.

"Iya kami akan melapor (polisi) selesai 7 hari dulu baru kami akan melapor," bebernya.

Di sisi lain, Rila mengaku syok atas kematian ayahnya yang ditembak polisi. Dia menyebut ayahnya orang yang baik dan tidak memiliki masalah dengan orang lain.

"Kami merasa sedih tidak nyangka bapak secepat itu meninggal dunia, Sangat syok atas kejadian ini. Bapak saya itu orang baik selama di sini. Tidak pernah ada masalah dengan orang sebelah rumah atau dimanapun," jelasnya.

"Kalau dengan kami beliau baik sekali selalu mengingatkan kami hal kebaikan dengan anak-anak selalu bercerita," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(hsr/sar)

Hide Ads