Polisi menembak mati warga berinisial MH (47) di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo gegara membacok aparat menggunakan parang. Anak kandung MH, Rila Hasan (24) membantah ayahnya mengamuk dan membacok anggota polisi.
"Jujur kalau menurut saya penyampaian polisi tidak sesuai. Ada yang janggal cerita bertambah-tambah," ujar Rila kepada detikcom, Rabu (13/9/2023).
Rila menilai ada kejanggalan dalam kasus penembakan terhadap ayahnya. Salah satunya terkait luka tembak di dada ayahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mendengar empat kali ditembak sekarang sudah lima kali tembakan. Kan tidak jelas, yang saya tau saya lihat bapak saya ditembak di dada," katanya.
Dia menuturkan aparat kepolisian datang ke rumahnya dan langsung mendobrak pintu rumahnya hingga rusak. Hal tersebut membuat ayahnya marah.
"Ini yang saya tau, kejadiannya malam habis magrib itu pintu rumah kami didorong polisi sampai rusak, masih bekas pintu rusak itu. Kalau orang diganggu pasti dia marah, apalagi kalau langsung dobrak pintu rumah," terangnya.
Di sisi lain, Rila juga membantah jika ayahnya mengamuk. Dia menegaskan informasi tersebut tidak benar dan hanya tudingan warga yang tidak suka dengan ayahnya.
"Kemarin ada pemberitaan, ada yang bilang bapak saya mengamuk itu tidak benar. Itu yang bilang bapak saya mengamuk itu orang tidak suka dengan kami. Mereka cari-cari kesalahan supaya bapak saya ini salah," terangnya.
Rila juga tidak percaya ayahnya menikam anggota polisi. Dia menyebut ayahnya orang yang baik dan tidak pernah melakukan tindakan kekerasan.
"Bapak saya itu tidak seperti itu langsung tikam orang, karena tidak pernah tikam orang pak. Tanya saja sama orang-orang di sebelah rumah. Bapak itu mereka tau. Bapak itu orang baik," jelasnya.
Diketahui, peristiwa penembakan terhadap MH terjadi di Kelurahan Tenda, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo, pada Jumat (8/9) pagi. MH hendak diamankan usai mendapat laporan dari warga karena berbuat ulah.
"Jadi anggota ini diserang, meski sudah diberi tembakan peringatan, pelaku tetap mendekat dan mengayunkan pedang ke anggota," kata Kapolresta Gorontalo Kota Kombes Ade Permana dilansir dari Antara, Minggu (10/9).
Ade Permana menyebut MH tak menghiraukan tembakan peringatan dari aparat di lokasi. Salah satu tembakan sempat mengenai bagian celananya.
"Ternyata salah satu tembakan mengenai celana," ujarnya.
Lanjut Ade Perman, MH tetap menyerang anggota polisi menggunakan parang. Polisi yang merasa terancam kemudian memberikan tindakan tegas terukur dengan menembak bagian dada MH.
"Setelah MH jatuh, anggota langsung mengamankan pedang tersebut. Saat itu MH masih menyerang anggota, namun berhasil teratasi. Ia lalu dievakuasi ke rumah sakit dan dilakukan penanganan medis. Beberapa saat kemudian ia dinyatakan meninggal dunia," katanya.
(hsr/sar)