5 Hal Tentang Kecelakaan Pikap Tewaskan 2 Siswa-21 Lainnya Terluka di Bone

5 Hal Tentang Kecelakaan Pikap Tewaskan 2 Siswa-21 Lainnya Terluka di Bone

Agung Pramono - detikSulsel
Rabu, 23 Agu 2023 07:40 WIB
Mobil pikap yang mengangkut 23 siswa Madrasah Tsanawiah (MTs) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) terguling.
Foto: Mobil pikap yang mengangkut 23 siswa Madrasah Tsanawiah (MTs) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) terguling. (dok.istimewa)
Bone -

Mobil pikap yang membawa 23 siswa di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) terguling hingga 2 orang meninggal dunia. Sebanyak 21 pelajar lainnya masih dalam perawatan karena luka-luka.

Kecelakaan maut itu terjadi di Jalan Poros Bone-Wajo, Desa Waji, Kecamatan Tellu Siattinge, Bone, Sabtu (19/8) sekitar pukul 11.00 Wita. Para korban berasal dari MTs Patangga Bone.

"Ada 23 penumpang semua, 24 dengan sopir. Ada 2 meninggal, dan 21 luka," kata Kapolsek Tellu Siattinge Iptu Usman kepada detikSulsel, Sabtu (19/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usman menuturkan para siswa tersebut baru saja pulang dari acara perkemahan. Mereka hendak berwisata ke Permandian Lanca.

"Mereka infonya baru pulang dari perkemahan dan mau ke salah satu permandian di Kecamatan Tellu Siattinge," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dirangkum detikSulsel, Rabu (23/8/2023), berikut 5 hal tentang kecelakaan pikap yang menewaskan 2 siswa dan 21 orang lainnya luka-luka:

1. 21 Korban Luka Dalam Perawatan

Sebanyak 21 korban luka akibat kecelakaan itu dirawat di lokasi berbeda. Informasi yang dihimpun, ada 4 orang di antaranya dirawat di Puskesmas Tellu Siattinge, RSUD Tenriawaru ada 8 orang, RS M Yasin dan RS Hapsah masing-masing 2 dan 9 orang.

"Di RS Hapsah 9 orang. 2 orang yang dinyatakan meninggal dunia, dan 7 orang masih dirawat," ucap Usman.

Sementara Humas RSUD Tenriawaru Andi Dedy Astaman mengatakan pihaknya merawat 8 orang siswa. Salah seorang di antaranya mengalami luka parah sehingga akan dirujuk ke Makassar.

"Artinya dia tidak sadarkan diri. Yang 7 orang masih menjalani observasi dan masih bisa ditangani," kata Dedi.

Polisi memperbaharui jumlah korban mobil pikap terguling di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).Foto: Korban mobil pikap terguling di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). (dok.istimewa)

2. Sopir Pikap Hilang Kendali

Kasat Lantas Polres Bone AKP Desi Ayu Dwi Putri menuturkan pikap tersebut dikemudikan Suherdandi (20). Mobil tersebut diduga dikendarai dalam kondisi ban kempes.

"Mobil itu melaju dengan kencang, dengan ban belakang sebelah kanan kempes," ujar Desi saat dikonfirmasi, Sabtu (19/8).

Sopir pun kehilangan kendali atas kendaraannya. Pikap itu kemudian terguling ke areal perkebunan warga.

"Sehingga mobil tersebut lepas kendali oleng ke kiri kemudian ke kanan dan langsung terbalik di kebun milik warga," terangnya.

3. Siswa Terlempar dari Bak Pikap

Desi menuturkan 23 siswa berada di bak belakang pikap. Para penumpang terlempar saat kecelakaan itu terjadi.

"Para siswa terlempar dari mobil saat terbalik, dan ada dua yang kritis lalu dirujuk ke RS Hapsah," imbuhnya.

Kedua siswa yang kritis sempat dirujuk ke rumah sakit. Namun mereka dilaporkan meninggal karena luka parah yang dialaminya.

"Namun kedua siswa itu meninggal, yakni NW mengalami luka patah pada leher, sedangkan NS luka terbuka pada bibir," beber Desi.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

4. Sopir Pikap Jadi Tersangka

Desi menuturkan sopir pikap bernama Suherdandi diamankan polisi setelah kecelakaan tersebut. Belakangan, Suherdandi pun menjadi tersangka.

"Iya sudah ditetapkan tersangka," ungkap Desi kepada wartawan, Selasa (22/8).

Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal 310 Undang-Undang Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Suherdandi ditetapkan tersangka karena diduga lalai.

"Sopirnya lalai," tambah Desi.

5. Polisi Ungkap Kelalaian Sopir Pikap

Polisi mengungkap sejumlah kelalaian sopir pikap yang dianggap memicu kecelakaan itu terjadi. Salah satunya ban kendaraan kempis namun tetap digunakan.

"Memang lalai, karena dia tahu itu kendaraan bannya sudah kempis," beber Dewi.

Suherdandi juga dianggap menyalahgunakan fungsi pikapnya. Menurutnya, pikap itu harusnya dipakai untuk mengangkut barang, tetapi justru digunakan membawa orang.

"Dia (tersangka) menggunakan mengangkut manusia sudah lalai, karena bak terbukanya untuk angkut barang bukan manusia," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/hsr)

Hide Ads