Pria bernama Irfan Salam (25) di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat tewas usai dianiaya pamannya sendiri, Jumadri (35). Korban tewas dengan luka tikaman dan sayatan di leher usai berdebat dengan pelaku soal ilmu kebal.
Dilansir dari detikBali, Kasatreskrim Polres Lombok Utara AKP I Made Sukadana mengatakan pelaku dan korban sempat berdebat tentang ilmu kebal. Hal tersebut menjadi topik pembicaraan keduanya karena pernah menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
"Pelaku dan korban ini eks TKI. Sempat cerita pengalaman di Malaysia saat petik buah sawit. Ada lah pembicaraan siapa yang kuat-kuatan di situ," ujar Sukadana, Sabtu (24/6/2023) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukadana menuturkan perdebatan antara paman dan keponakan itu semakin memanas karena keduanya dalam kondisi mabuk. Keduanya pun saling tantang untuk berkelahi.
"Mereka sama-sama bercerita tentang pengalaman di Malaysia dan Kalimantan, siapa sih yang pemberani. Jadi adu kekuatan seperti itu. Akhirnya saling tantang," katanya.
Menurut Sukadana, saat itu Jumadri tersinggung dan naik pitam saat berdebat dengan keponakannya itu. Tanpa basa-basi, Jumadri pulang ke rumah dan mengambil sebilah celurit lalu menyerang korban hingga jatuh bersimbah darah.
"Sebelum kejadian itu, korban mau pulang. Tapi dikejar oleh pelaku dan ditebas di jalan," ujar Sukadana.
Sebelumnya diberitakan, Jumardi tega menganiaya keponakannya sendiri, Irfan Salam hingga tewas usai minum minuman keras (miras) bareng. Pelaku menikam hingga menggorok leher korban pakai celurit.
Penganiayaan itu terjadi di Desa Batu Rakit, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Jumat (23/6) malam. Korban tewas dengan luka tikaman dan sayatan di leher kiri yang dilakukan oleh Jumardi.
"Tetangga korban bernama Mariadi dan Supardi menghampiri Isni (istri korban) dan melihat Irfan Salam sudah tergeletak bersimbah darah dengan posisi tengkurap dan kepala menghadap utara," terang Sukadana, Sabtu (24/6) malam.
(hsr/hsr)