Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Husain Syam menegaskan temuan polisi di dalam areal kampus Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) bukan bunker melainkan brankas. Husain juga menyebut jika tidak ditemukan narkoba dalam brankas tersebut.
"Saya kira udah disampaikan oleh WR 3 bahwa hal itu bukanlah bunker tapi yang ditemukan itu adalah kotak kecil (brankas) ukuran 40x40 cm dalam ruang gedung di kampus FBS," kata Husain kepada detikSulsel, Minggu (11/6/2023).
Husain mengatakan Polda Sulsel telah meluruskan diksi kata bunker tersebut. Dia juga mengungkapkan jika brankas yang ada di dalam kampus itu tidak ditemukan adanya barang bukti narkoba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi tidak ada narkoba ditemukan, namun hanya kotak yang diduga tempat penyimpanan narkoba oleh oknum tertentu. Kapolda sudah meluruskan berita itu bahwa bukan bunker," imbuhnya.
Terlepas dari itu, Husain menegaskan akan memberikan sanksi tegas berupa pemecatan jika kepada civitas akademika UNM yang terlibat dalam kasus dugaan penyalahgunaan narkoba itu. Husain juga meminta aparat penegak hukum (APH) memberi hukuman yang seberat-beratnya.
"Bagi saya kalau ternyata terbukti itu ada narkoba maka saya mengutuk keras oknum yang melakukan hal itu dan kalau itu dilakukan warga UNM apakah itu mahasiswa atau dosen dan tenaga tendik maka dengan tegas saya akan pecat, dan meminta pihak APH memberi hukuman yang seberat-beratnya sesuai aturan yang berlaku," tegasnya.
Husain pun menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian. Dia meminta Polda Sulsel mengusut tuntas kasus tersebut.
"Saya menghormati langkah Polda Sulsel untuk mengusut tuntas hal tersebut," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi menangkap 5 orang terkait brankas narkoba yang ditemukan di dalam kampus. Pihak UNM memastikan 5 orang yang ditangkap bukan mahasiswa melainkan oknum alumni.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Rektor III UNM A Muhammad Idkhan. Dia memastikan akan mengambil tindakan jika ada mahasiswa yang ikut terlibat.
"Jika ada mahasiswa UNM yang terlibat maka pihak pimpinan akan mengambil ketegasan yaitu dengan melakukan pemecatan," ucap A Muhammad Idkhan kepada wartawan, Sabtu (10/6).
Idkhan menjelaskan pihaknya saat ini masih menunggu data 5 orang yang telah ditangkap itu dari polisi. Dia mengatakan tidak menutup kemungkinan ada oknum mahasiswa yang terlibat.
"Tapi kita juga menunggu berita dari kepolisian, kalau dia melakukan pengembangan misalkan tidak menutup kemungkinan apakah ada mahasiswa yang terlibat," ucapnya.
Lebih lanjut, Idkhan menegaskan, setelah data dari kepolisian lengkap, pihaknya akan mengambil keputusan tegas kepada pelaku yang ditangkap. Hal itu jika terbukti ada mahasiswa yang terlibat.
"Kalau data itu sudah lengkap kami terima dari pihak kepolisian penyidik, maka tentunya kami pimpinan akan melakukan rapat dengan pihak rektorat dalam hal ini langsung mengambil keputusan," tambahnya.
(asm/sar)