Sebanyak 11 pelajar SMKN 5 Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan penyerangan terhadap temannya berinisial AT hingga ke dalam areal sekolah. Para pelajar turut melakukan pengancaman kepada gurunya.
"Ada satu pelaku mengeluarkan sebilah badik dari pinggangnya yang diarahkan kepadanya (siswa dan guru)," kata Kapolsek Pakue Ipda Badmar kepada detikcom, Rabu (31/5/2023).
Badmar mengungkapkan korban AT awalnya hendak pulang ke rumahnya pada Selasa (30/5) sekitar pukul 11.30 Wita. Namun sekitar 300 meter dari sekolah, AT yang mengendarai motor merasa dibuntuti orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korban ini diikuti pelaku MT (17) bersama teman-temannya. Korban lalu melihat MT mengeluarkan badik di pinggangnya dan diarahkan kepadanya," ujarnya.
Korban yang merasa takut dan terancam lalu berlari kembali ke dalam lingkungan sekolah. Saat itu, pelaku dan beberapa temannya ikut mengejar korban menggunakan parang dan balok.
"Korban ini diburu oleh MT dan temannya yang membawa parang dan balok kayu," ujar dia.
Ia menuturkan pengejaran menggunakan senjata tajam dilakukan para pelaku hingga ke dalam lingkungan sekolah. Pelaku MT bahkan mengamuk dan melakukan tindakan pengancaman kepada korban dan juga guru.
"Yang diancam (pakai badik) ini korban pelajar, namun saat dikejar itu, gurunya hendak meleraikan jadi ikut diancam juga," ungkapnya.
Polisi yang mendapatkan laporan lalu bergerak ke TKP. Namun saat itu para pelaku sudah berhasil melarikan diri karena mendengar kedatangan polisi. Dari pengakuan korban AT, lanjut Badmar, para pelaku berjumlah 11 orang.
"Mereka (pelaku pelajar) satu sekolah tapi beda kelas dengan korban," ujarnya.
Badmar mengungkapkan polisi lalu melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Dengan dibantu orang tua para pelaku, polisi berhasil mengamankan semua pelaku pengancaman sekitar pukul 14.30 Wita.
Para pelaku yang diamankan di Polsek Pakue di antaranya pelaku utama MT (17) dan teman-temannya inisial GA (16), VR (17), SA (17), MR (17), RDA (17), EE (15), AB (17), MF (17), RB (16), dan MS (16).
"Kami tidak lakukan penahanan karena semua masih di bawah umur, namun masih dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui peran masing-masing," bebernya.
Ia mengungkapkan motif para pelaku melakukan aksi pengancaman tersebut karena dendam lama. Korban dan pelaku pernah terjadi selisih paham di sebuah pesta yang berujung menjadi dendam.
"Untuk motifnya karena dendam lama, korban dan para pelaku pernah selisih paham di acara pesta malam," ungkapnya.
(asm/hmw)