Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengklarifikasi pernyataan bawahannya Danrem 172/PWY Brigjen Juinta Omboh Sembiring yang menyebut 4 pekerja BTS PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera (IBS) disandera hingga ditelanjangi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Okibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Yudo menegaskan 4 pekerja itu bukan disandera KKB Papua, tapi ditahan masyarakat terkait utang.
"Bukan penyanderaan itu. Kemarin itu ada mungkin dulu utang-utang yang belum terbayar sama mungkin pas pemasangan BTS itu masyarakat menuntut supaya dibayar dulu, sehingga setelah dibayar ya dilepas," kata Yudo seperti dilansir detikNews yang mengutip Antara, Senin (15/5/2023).
Yudo pun meminta semua pihak tak selalu menghubungkan setiap peristiwa sebagai aksi KKB. Dia menduga masalah terkait empat pekerja BTS itu murni karena masalah utang dengan warga.
"Ini bukan KKB yang melakukan itu, tapi masyarakat yang mungkin dulu pernah dipekerjakan atau apa, mungkin bayarannya kurang atau apa. Jadi jangan semuanya disamaratakan, tiap anu disandera, enggak, bukan penyanderaan itu," katanya.
Namun Yudo menegaskan para pelaku tetap akan diproses hukum oleh kepolisian. Hal ini karena ada korban luka akibat dibacok.
"Nanti dari Polri akan menangkap yang melukai tadi," ujar Yudo.
Kini keempat pekerja korban sandera telah dilepaskan. Mereka juga sudah dievakuasi ke RS Oksibil, Pegunungan Bintang.
Pengakuan Salah Satu Korban
Salah satu korban, Benjamin menceritakan tujuan kedatangannya ke Okibab saat itu untuk mengerjakan pembangunan Tower BTS yang tertunda. Para pekerja itu ditemani Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pegunungan Bintang, Alferus Sanuari.
"Jadi kami ke sana bersama Kadis Kominfo, Staf Kepala Distrik dan pekerja BTS dengan jumlah 6 orang. Dan kunjungan saya ke sana ini bukan yang pertama kali, sudah beberapa kali saya ke sana. Sedangkan pekerjaan harus dilakukan, mengingat material sudah ada di lokasi," ujar Benjamin kepada detikcom di RS Marthen Indey, Kota Jayapura, Senin (15/5).
Rombongan Benjamin saat itu terbang ke Okibab menempuh perjalanan 20 menit dari Oksibil. Mereka disambut banyak masyarakat setibanya di sana.
"Begitu pesawat take off, ada 2 orang dengan membawa senjata tajam menghampiri kita. Lalu mereka meminta semua dompet dan telepon dan barang bawaan, dengan alasan kita simpan dulu karena kita perlu bicara," terangnya.
Setelah para pekerja digeledah, masyarakat yang mulanya banyak langsung pergi. Rombongan pekerja itu kemudian diajak berjalan sekitar 50 meter ke arah sebuah rumah.
Sesampainya di depan sebuah rumah, kelompok yang membawa senjata tajam itu meminta mereka baris berjejer. Mereka kemudian difoto serta direkam video oleh 5 orang.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya....
Simak Video "Video Panglima TNI Larang Pengawalnya Pakai Strobo: Mengganggu Saya"
(hmw/nvl)